Fabio Quartararo Sang 'Penerus' Jorge Lorenzo: Beda Watak, Banyak Kemiripan di Trek

Fabio Quartararo Sang 'Penerus' Jorge Lorenzo: Beda Watak, Banyak Kemiripan di Trek
Fabio Quartararo dan Jorge Lorenzo (c) SRT/MotoGP.com

Bola.net - Manajer Tim Petronas Yamaha SRT MotoGP, Wilco Zeelenberg, baru-baru ini mengupas persamaan dan perbedaan Fabio Quartararo dan Jorge Lorenzo, dua rider yang dianggap punya banyak kemiripan meski berbeda generasi. Uniknya, kedua rider ini pernah bekerja sama dengan Zeelenberg.

Sejak 2010, Zeelenberg bekerja sebagai rider performance analyst di Yamaha Factory Racing, alias menjadi pelatih balap Lorenzo. Lorenzo-Zeelenberg pula yang memelopori jabatan pelatih balap di kalangan rider MotoGP, dan kini banyak rider memiliki sosok tersebut di samping mereka.

Kerja sama ini berakhir pada 2017, saat Lorenzo pindah ke Ducati. Saat SRT membentuk tim MotoGP sendiri pada 2019, Zeelenberg pun diminta menjadi manajer tim, dan otomatis menaungi Quartararo. Pria Belanda ini langsung sadar ada kemiripan mencolok antara kedua rider tersebut.

1 dari 4 halaman

'Mantequilla' dan 'Martillo'

'Mantequilla' dan 'Martillo'

Test rider Yamaha, Jorge Lorenzo (c) MotoGP.com

Kemiripan itu adalah karakter 'mantequilla' (mentega) dan 'martillo' (palu). Dua istilah ini diciptakan Lorenzo untuk mewakili karakternya di trek. 'Mantequilla' mewakili gaya balapnya yang halus, sementara 'martillo' menggambarkan kemampuannya mempertahankan ritme balap yang baik, berkat konsentrasinya yang tinggi.

Sejak tahun lalu, Lorenzo kerap menyebut Quartararo sebagai rider dengan gaya balap yang paling mirip dengannya, dan tahun ini ia bahkan menunjuk El Diablo sebagai penerusnya. Zeelenberg pun sepakat, menyebut 'mantequilla' dan 'martillo' benar-benar ditunjukkan Quartararo saat memenangi dua balapan di Jerez pada Juli lalu.

"Area 'mantequilla' adalah persamaan mereka, dan Jorge lah yang menciptakan sebutan ini. 'Mantequilla' berarti halus, sampai-sampai Anda tak bisa melihatnya melaju sangat cepat. Inilah yang juga dimiliki Fabio. Tapi ini juga berarti tak melakukan kesalahan," ungkap Zeelenberg via MotoGP.com pada Senin (31/8/2020).

2 dari 4 halaman

Sering Marah pada Diri Sendiri

Sering Marah pada Diri Sendiri

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Zeelenberg menyatakan 'mantequilla' dan 'martillo' sangat penting bagi Lorenzo dalam meraih kemenangan. 'Martillo' juga berarti bahwa ia harus melaju tanpa kesalahan. Jika sampai melakukan kesalahan, maka ia sangat marah pada dirinya sendiri, karena lima kali juara dunia itu ingin melakukan segalanya dengan sempurna.

Fans MotoGP juga bisa melihat ini pada Quartararo, karena rider Prancis itu kerap menunjukkan rasa frustrasi jika melakukan kesalahan di sesi apa pun. "Jika Jorge melakukan kesalahan, misalnya melebar di salah satu tikungan, maka ia akan marah, karena ia ingin melaju di tempat yang benar-benar tepat," ujar Zeelenberg.

"Jorge juga menggunakan 'palu', di mana ia mampu mempertahankan catatan waktu serendah mungkin dalam ritme yang tinggi. Ini juga yang benar-benar dilakukan Fabio di Jerez," lanjut pria yang juga eks pembalap GP250 ini, yang juga sempat menjadi pelatih balap Maverick Vinales pada 2017 dan 2018.

3 dari 4 halaman

Dua Sosok Berbeda Saat di Luar Trek

View this post on Instagram

A post shared by JORGE LORENZO (@jorgelorenzo99) on

Meski banyak persamaan, Quartararo dan Lorenzo juga punya perbedaan. Menurut Zeelenberg, perbedaan mereka lebih mencolok saat keduanya berada di luar trek. Ia merasa Lorenzo lebih suka menutup diri dan hanya fokus pada balapan, sementara Quartararo lebih terbuka dan lebih ceria, serta easy going.

"Perbedaan Jorge dan Fabio adalah, Jorge lebih introvert, sangat fokus pada dirinya sendiri, sementara Fabio lebih ekstrovert, bisa santai membicarakan apa pun, namun tak kehilangan konsentrasi. Fokus Fabio tak bisa terganggu siapa pun, sementara Jorge lebih suka mengurung diri dalam lingkarannya sendiri," ungkapnya.

"Usai balap, Jorge orang yang sangat berbeda. Tapi pada Jumat, Sabtu, dan Minggu, ia sangat fokus pada diri sendiri, tak menggunakan waktu luang untuk santai. Fabio berbeda di area ini. Hika ada waktu luang, ia ingin main-main dan bersenda gurau. Atas alasan ini, kami bikin suasana yang santai di grid, karena jika tidak, ia akan tertekan. Jadi inilah perbedaan antara keduanya," tutup Zeelenberg.

Sumber: MotoGP