Fabio Quartararo, Bintang Muda MotoGP yang Syok Mendadak Tenar

Fabio Quartararo, Bintang Muda MotoGP yang Syok Mendadak Tenar
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Bola.net - Pada awal tahun 2019, jumlah followers Fabio Quartararo di Instagram hanya mencapai 120.000 orang. Kini, ia sudah punya lebih dari 1 juta followers. Rider Petronas Yamaha SRT ini mengaku hidupnya saat ini bagaikan mimpi berkat prestasi mentereng di MotoGP, namun ternyata ia masih tak terbiasa jadi salah satu sosok populer di dunia.

Usai mendominasi CEV Moto3 2013 dan 2014 dalam usia yang sangat belia, Quartararo jadi sorotan saat menjalani debut Moto3 2015. Namun, kariernya di Grand Prix justru terpuruk selama tiga tahun sebelum pindah ke Speed Up Racing di Moto2 2018. Kemenangan di Catalunya pun membuatnya digaet SRT dan Yamaha untuk diturunkan di MotoGP 2019.

Selama dua musim terakhir, Quartararo  jadi bintang baru MotoGP, apalagi tahun ini ia jadi salah satu kandidat juara dunia. Prestasi ini membuat kehidupannya di luar trek jadi sorotan, dianggap punya hidup glamor, apalagi ia kerap 'nongkrong' dan dikenal atlet-atlet top dunia dari berbagai cabang olahraga, yang uniknya juga idolanya sejak anak-anak.

"Saya bisa bilang hidup saya sekarang bagai mimpi. Saya menikmati tempat saya berada sekarang, tapi juga tak lupa bekerja sebaik mungkin," kisah Quartararo, yang dikenal sebagai penggemar berat Lewis Hamilton, dalam wawancaranya dengan MotoGP Podcast: Last on The Brakes yang dirilis pada Senin (2/11/2020).

1 dari 3 halaman

Dulu Tak Dikenal, Kini Sering Disapa

Dulu Tak Dikenal, Kini Sering Disapa

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

"Ketika berkesempatan bertemu dan mengobrol dengan orang-orang yang selama ini saya idolakan, contohnya Lewis di Formula 1, Neymar di sepak bola, dan banyak orang yang tadinya saya pikir cuma bisa ditemui dalam mimpi, rasanya sangat menyenangkan. Mereka adalah atlet-atlet panutan dan inspirasi yang baik, jadi saya rasa ini bagus," lanjutnya.

Di sisi lain, Quartararo kini juga merasakan hal serupa dengan atlet-atlet tersebut. Yang tadinya tak seberapa dikenal, kini justru dikenali oleh banyak orang ke mana pun ia menuju. Rider berusia 21 tahun ini pun mengaku merasakan kejanggalan, dan merasa belum terbiasa punya ketenaran yang melonjak tajam hanya dalam kurun waktu dua tahun.

"Rasanya sangat aneh berada dalam situasi ini, karena keluarga dan teman-teman memanggil saya dengan 'Fabio' dan rasanya biasa saja. Tapi ketika ada orang-orang baru memanggil, contohnya saat saya berhenti di pom bensin, ada orang mengenali dan menyapa saya, rasanya sungguh spesial, karena dua tahun lalu saya sekadar isi bensin, bilang terima kasih, dan langsung pergi," tuturnya.

"Kini, saya ngobrol dengan orang-orang yang menanyakan kabar dan karier saya karena mereka mengikuti MotoGP. Tapi rasanya aneh karena sebenarnya saya hanya orang yang berusaha melakukan pekerjaan yang saya cintai. Tentu banyak orang yang mengikuti perkembangan saya, tapi saya belum bisa mencerna situasi-situasi macam ini, yakni ketika banyak orang mengenali saya," lanjutnya.

2 dari 3 halaman

Kaget Jadi Makin Populer di Prancis

Quartararo, yang kini bertempat tinggal di Andorra seperti kebanyakan pembalap motor dunia lainnya, juga merasakan popularitasnya melonjak naik di negara asalnya, Prancis. Menurutnya, penggemar MotoGP di Prancis bahkan jauh lebih menggila melihat kehadirannya ketimbang saat Johann Zarco menggebrak pada 2017 dan 2018.

Musim lalu, yakni musim debutnya di kelas para raja, Quartararo bahkan merasa kaget dan heran saat melihat begitu banyak orang menantikan dirinya di Sirkuit Le Mans. "Ketenaran memang merupakan hal yang sulit. Balapan di Le Mans, setiap tahun memang ramai dengan penggemar. Tapi tahun lalu mereka benar-benar lepas kendali," ujarnya.

"Saat saya keluar dari ruangan jumpa pers, ada ratusan orang menunggu saya di ujung tangga. Saya pun berpikir, 'Wow, mereka menantiku, memang apa yang sudah kulakukan begitu baik sampai orang-orang ini mau menungguku?' Saya hanya bisa membayangkan apa jadinya Le Mans tahun ini (andai tanpa Covid-19), ketika saya memimpin klasemen," tutupnya sembari tertawa.

Quartararo pun akan kembali berjumpa dengan pembalap lainnya dalam MotoGP Eropa di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, pada 6-8 November mendatang. Saat ini ia tengah duduk di peringkat kedua pada klasemen pembalap dengan 123 poin, tertinggal 14 poin dari Joan Mir dari Suzuki Ecstar.

Sumber: MotoGP Podcast: Last on The Brakes