Enam Rival Sengit Jorge Lorenzo Selama Berkarier di Grand Prix

Enam Rival Sengit Jorge Lorenzo Selama Berkarier di Grand Prix
Pebalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo (c) HRC

Bola.net - Pebalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo baru saja mengumumkan keputusannya untuk pensiun dalam sesi jumpa pers khusus di MotoGP Valencia, Spanyol, yang digelar di Sirkuit Ricardo Tormo pada Kamis (14/11/2019). Keputusan ini ia ambil setelah cedera punggungnya akibat kecelakaan di Assen tak kunjung pulih.

Lorenzo pertama kali berkarier di ajang Grand Prix pada 2002 di kelas GP125, dan sejak itu pula ia digadang-gadang menjadi bintang masa depan MotoGP. Dalam perjalanannya meraih kesuksesan, Lorenzo pun menghadapi banyak rival.

Sepanjang kariernya, Lorenzo memiliki enam rival ikonik. Siapa saja sih mereka? Simak yang berikut ini ya, Bolaneters.

1 dari 6 halaman

Dani Pedrosa

Lorenzo dan Pedrosa menjadi rival untuk pertama kali di GP125 2002 dan 2003, namun keduanya jarang bertemu di lintasan. Rivalitas mereka pun baru terpercik pada 2005, tahun perdana Lorenzo di GP250. Sama-sama membela Honda, mereka pun sering bertarung wheel-to-wheel di trek.

Puncaknya pun terjadi di Sirkuit Sachsenring, Jerman, ketika Lorenzo bertekad menyalip Pedrosa di jalur dalam Tikungan 12. Pedrosa pun tak melihat kedatangan Lorenzo dan akhirnya keduanya bertabrakan. Ketika Lorenzo gagal finis, Pedrosa mengalami kerusakan knalpot, namun tetap meraih kemenangan.

Rivalitas mereka tetap berlanjut ketika Lorenzo menyusul Pedrosa ke MotoGP pada 2008. Rivalitas mereka bahkan menjadi topik panas di Spanyol, sampai-sampai mereka diminta bersalaman oleh Raja Spanyol, yang menghadiri pekan balap di Jerez, di mana Pedrosa menang dan Lorenzo finis kedua.

2 dari 6 halaman

Andrea Dovizioso

Rivalitas Lorenzo dengan Dovizioso dimulai saat keduanya memperebutkan gelar dunia GP125 pada 2004, di mana Dovizioso juara dan Lorenzo duduk di peringkat keempat. Rivalitas mereka berlanjut di GP250 2006-2007, di mana Lorenzo selalu juara dan Dovizioso selalu jadi runner up.

Sama-sama naik ke MotoGP pada 2008, rivalitas mereka pun mereda, bahkan keduanya bekerja sama mengembangkan YZR-M1 pada 2012, saat Lorenzo membela Yamaha Factory Racing dan Dovizioso membela Monster Yamaha Tech 3. Meski begitu rivalitas mereka kembali memanas pada tahun kedua mereka bertandem di Ducati pada 2018.

Keduanya kerap saling perang verbal melalui media massa. Yang paling kentara adalah ketika Dovizioso mengaku takkan terkejut bila Lorenzo hengkang dari Ducati pada akhir 2018. Lorenzo pun membalasnya dengan menuduh Dovizioso selalu berusaha menjatuhkan mentalitasnya sejak 2004.

3 dari 6 halaman

Valentino Rossi

Bukan rahasia lagi bahwa Valentino Rossi merasa terancam oleh kehadiran Lorenzo di Yamaha pada 2008 lalu. Rossi merasa dirinya dikhianati oleh Yamaha dengan menggaet rider yang sama kuat dengan dirinya, dan hal inilah yang membuatnya hengkang ke Ducati pada 2011.

Selama bertandem pada 2008-2010 dan 2013-2016, Lorenzo dan Rossi kerap mengalami cekcok. Rivalitas mereka sangat diingat oleh para penggemar balap, baik lewat aksi mereka di lintasan maupun perang verbal mereka di luar lintasan. Saking seringnya mereka cekcok, tak terhitung lagi berapa kali mereka berperang.

Meski begitu, salah satu pertarungan ikonik mereka yang paling diingat adalah saat keduanya bertarung sengit memperebutkan kemenangan di Catalunya, Spanyol pada 2009. Rossi merebut kemenangan setelah menyalip Lorenzo di tikungan terakhir, yakni tikungan yang diyakini banyak orang merupakan tempat yang mustahil untuk melakukan aksi salip.

4 dari 6 halaman

Marco Simoncelli

Rivalitas Lorenzo dan Simoncelli berlangsung sepanjang musim 2011. Simoncelli, yang baru menjalani tahun keduanya di MotoGP, menjadi pusat perhatian dan banjir kritikan dari para rivalnya akibat gaya balapnya yang sangat agresif. Lorenzo dan Simoncelli pun berdebat dalam sesi jumpa pers pasca kualifikasi MotoGP Portugal di Estoril pada 30 April.

Lorenzo menuduh Simoncelli bertindak agresif padanya, dan berkata bahwa agresi ini takkan jadi masalah jika SuperSic tak menimbulkan masalah pada rider lain. Simoncelli pun menjawab pernyataan Lorenzo dengan kalimat, "Oke, kalau gitu tangkap saja aku (pakai polisi)!" yang diiringi tawa seisi ruangan pers.

Lorenzo pun makin naik pitam dan melontarkan sindiran. "Semua orang tertawa, tapi ini tak lucu, karena kami 'bermain-main' dengan nyawa. Kami berkendara 300 km/jam dan kami mengendarai motor yang sangat bertenaga dan berat. Ini bukan minibike. Ini olahraga berbahaya dan Anda harus tahu apa yang Anda lakukan," ungkapnya.

5 dari 6 halaman

Casey Stoner

Jorge Lorenzo dan Casey Stoner tumbuh dewasa dan bertarung sengit sejak keduanya sama-sama turun di GP125, GP250, sampai MotoGP. Mereka kerap kali saling salip di lintasan, ketat memperebutkan kemenangan dan gelar dunia, namun uniknya sama sekali tak pernah cekcok di lintasan.

Kedua rider kompak mengaku bahwa mereka merupakan lawan yang paling penuh rasah hormat pada satu sama lain, dan hubungan baik ini berlanjut saat Lorenzo bergabung dengan Ducati pada 2017, saat Stoner menjabat sebagai test rider pabrikan Italia tersebut.

Stoner dan Lorenzo bekerja sama mengembangkan Desmosedici. Stoner membantu Lorenzo beradaptasi, dan Lorenzo sendiri berulang kali meminta Stoner menjadi pelatih balapnya, yang sayangnya tak pernah dituruti oleh Stoner, yang lebih memilih lebih banyak menghabiskan waktunya dengan keluarga di Australia.

6 dari 6 halaman

Marc Marquez

Hubungan Lorenzo dengan Marquez dikenal kerap naik turun. Rivalitas mereka pun dimulai di Jerez, Spanyol, pada 2013, ketika keduanya memperebutkan posisi kedua. Marquez menyalip Lorenzo di tikungan terakhir, namun bersenggolan. Lorenzo yang finis ketiga pun menolak bersalaman dengan Marquez usai balap.

Meski kadang-kadang menjalani hubungan yang baik dengan Marquez, ada kalanya Lorenzo memprotes gaya balapnya yang agresif. Salah satunya di Aragon, Spanyol, pada 2018. Usai kecelakaan di tikungan pertama pada lap pembuka, Lorenzo terjatuh dan menuduh Marquez menghancurkan balapannya.

Walau begitu, rivalitas mereka mereda justru saat keduanya membela Repsol Honda musim ini. Mengingat Lorenzo sulit beradaptasi dengan RC213V dan dirundung banyak cedera, ia dan Marquez jarang bertemu di lintasan untuk bertarung sengit seperti sedia kala.