
Bola.net - General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, memberikan komentar soal jebloknya performa Honda dan Yamaha di MotoGP 2023. Ia yakin, keterpurukan ini disebabkan blunder mereka sendiri: menganakemaskan salah satu pembalapnya saja, yakni pembalap yang paling menonjol.
Sejak Dall'Igna memimpin departemen balap Ducati pada akhir 2013, ia mengubah pola pikir dan cara kerja mereka. Salah satu yang paling mencolok adalah keputusannya mendengarkan masukan semua pembalap, tak hanya rider tim pabrikan, demi mengembalikan kejayaan Desmosedici.
Para rider tim pabrikan dan satelit Ducati mendapatkan dukungan terbaik, dan seluruh data yang mereka kumpulkan menjadi pertimbangan dalam mengembangkan Desmosedici. Di lain sisi, Honda menjadikan Marc Marquez sebagai acuan utama, begitu pula Yamaha dengan Fabio Quartararo.
Advertisement
Sarankan Jangan Terlalu Dengarkan Rider Top
Dalam tujuh seri pertama musim ini, kemenangan sprint race disabet Ducati dan KTM. Dalam main race, pabrikan Jepang baru sekali menang, yakni lewat Honda yang memenangi Seri Austin bersama Alex Rins. Dall'Igna pun yakin loyonya performa mereka disebabkan kesalahan sendiri.
"Kesalahan strategi mereka adalah hanya mengikuti satu rider. Mereka menjadikan hasil balap dan sensasi pembalap utama mereka, yakni Fabio untuk Yamaha dan Marc untuk Honda, sebagai dasar pengembangan motor," ujarnya lewat La Stampa, seperti yang dikutip GPOne, Rabu (21/6/2023).
"Yang dikatakan rider top atau juara kepada Anda sering kali bukan hal yang sebenarnya terjadi, karena talenta mereka menutupi semua masalah pada motornya. Secara paradoks, untuk mengembangkan proyek dengan baik, Anda harus mendengarkan semua suara, semua rider," lanjut pria Italia ini.
Tak Cemas Bentrok, Yang Penting Adil
Mendengarkan aspirasi seluruh pembalap Ducati juga tak membuat Dall'Igna cemas soal kemungkinan mereka bentrok karena sama-sama kuat. Menurutnya, sudah tugas Ducati membuat mereka tampil kompetitif. Ia hanya berharap mereka bertarung secara sportif dan saling menghormati.
"Saya menyukai semua rider saya, dan saya ingin mereka semua meraih kepuasan yang layak mereka dapatkan. Namun, sudah jelas pada akhir musim hanya ada satu yang bisa jadi juara. Yang penting, pertarungan mereka harus adil, dan itulah ketertarikan utama saya," ucapnya.
"Jika rider kami berebut gelar dengan rider pabrikan lain, kami akan melakukan segalanya demi membantu. Namun, jika kami mencapai akhir musim dengan menghadapi situasi seperti sekarang (Pecco Bagnaia vs Jorge Martin), tiap rider Ducati punya kebebasan untuk memainkan kartunya sendiri," tutupnya.
Sumber: La Stampa, GPOne
Advertisement
Berita Terkait
-
Otomotif 21 Juni 2023 10:59
Tolak Bela Pabrikan Lain, Marco Bezzecchi Ingin ke Ducati Lenovo Team
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 21 Maret 2025 00:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:54
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:49
-
Liga Champions 20 Maret 2025 23:44
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:00
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...