Ducati: Larangan Winglet MotoGP Ancam Industri Motor

Ducati: Larangan Winglet MotoGP Ancam Industri Motor
Gigi Dall'Igna (c) Ducati
- General Manager Ducati Corse, Luigi 'Gigi' Dall'Igna yakin larangan penggunaan winglet atau sayap aerodinamika yang bergulir mulai MotoGP 2017 akan mengancam keberlangsungan industri motor produksi massal seluruh pabrikan yang terlibat di kejuaraan balap motor terakbar tersebut.


Winglet kembali populer di MotoGP setelah Ducati memakainya sejak awal 2015. Dinilai membahayakan pebalap, larangan winglet pun diberlakukan tahun depan. Meski begitu, Ducati sangat kecewa dan marah atas keputusan ini, mengingat belum ada kecelakaan MotoGP yang terbukti disebabkan oleh winglet.


"Menggunakan safety sebagai alasan melarang winglet justru 'bahaya' untuk kelangsungan motorsport. Hanya karena safety salah satu hal terpenting, jangan sampai memakainya sebagai alasan untuk menurunkan performa kompetitor," ujar Dall'Igna dalam jumpa pers MotoGP Ceko, Jumat (19/8), yang juga dihadiri para petinggi Honda, Yamaha dan Suzuki.

Winglet Desmo16 GP (c) DucatiWinglet Desmo16 GP (c) Ducati

"Dari sudut pandang biaya, MSMA (Asosiasi Pabrikan) 'kan sudah sepakat soal dana dan safety yang masuk akal. Tapi jika 'masuk akal' yang dimaksud adalah winglet selebar 1 cm, maka sekalian saja tak usah pakai winglet, dan tak perlu repot-repot mencari satu pendapat di rapat MSMA," tambah Dall'Igna.


Pria Italia ini yakin industri motor justru harus terus mengembangkan aerodinamika. Menurutnya industri motor saat ini belum punya pengetahuan yang begitu tinggi soal hal ini. "Larangan winglet adalah masalah industri motor, karena kita tak mengembangkannya demi masa depan, dan pengetahuan soal aerodinamika takkan berkembang," tuturnya.


Dall'Igna bahkan yakin suatu saat nanti teknologi winglet bisa diaplikasikan pada motor produksi massal. "Yang terpenting saat ini adalah pengetahuannya. Jika Anda tak mengembangkan pengetahuan, maka ini masalah besar bagi semua pabrikan. Saat ini kami tak boleh mengembangkan aerodinamika, padahal kami juga harus mengumpulkan banyak pengetahuan demi motor produksi massal," pungkasnya. [initial]



 (cn/kny)