Dovizioso Sebut Kemenangan di Misano Bagai 'Simulasi' MotoGP 2019

Dovizioso Sebut Kemenangan di Misano Bagai 'Simulasi' MotoGP 2019
Andrea Dovizioso (c) AFP

- Pembalap Ducati Corse, Andrea Dovizioso menyebut bahwa kemenangannya di MotoGP San Marino pada Minggu (9/9) bukanlah kemenangan biasa. Ia justru mengaku bahwa hasil ini merupakan secuil bagian dari 'uji coba' strategi dalam menjalani 2019.

Berkat kemenangan ini, Dovizioso berhasil mengambil alih peringkat kedua pada klasemen pembalap dari Valentino Rossi, mengoleksi 154 poin. Rider Italia ini tertinggal 67 poin dari Marc Marquez, dan yakin bahwa gelar dunia bukanlah lagi target realistis tahun ini.

Start keempat, Dovizioso menyalip Marquez dan Jack Miller pada lap pertama, sebelum mengambil alih pimpinan balap dari Jorge Lorenzo pada Lap 6 dan mempersembahkan kemenangan perdana Ducati di Misano World Circuit Marco Simoncelli sejak 2007 lewat Casey Stoner.

1 dari 2 halaman

Persiapan Tahun Depan

Dovizioso pun puas bisa terlepas dari tekanan Lorenzo, yang start dari pole. Lorenzo sendiri terpaksa gagal finis usai terjatuh pada Lap 26. Rider 32 tahun ini juga mengaku lega strateginya untuk melenggang bebas di depan dan mencetak margin yang cukup besar dari rider lain bisa tuntas terbayarkan.

"Kami fokus pada hal ini karena Marc terlalu jauh di depan. Kami harus menyusun strategi. Kami harus mengerjakan banyak detail untuk mencoba lebih cepat dan lebih kuat. Jika kami bisa melakukan sesuatu yang penting tahun ini, bagus. Tapi jika tak bisa, maka kami harus bersiap untuk tahun depan," ungkapnya di sesi jumpa pers.

2 dari 2 halaman

Percaya Diri Sejak Awal

DesmoDovi juga mengaku merasa bahwa strategi balapnya adalah menghindari 'serangan' Lorenzo dan Marquez demi meriah kemenangan. Ia bahkan mengaku dirinya sempat mencoba bermain-main dalam mencatatkan waktu di pertengahan balap untuk mengira-ngira daya tahan ban depan dan belakang medium miliknya.

"Strategi saya adalah melaju di depan dan saya tahu saya punya ritme yang baik untuk berada di depan. Tapi kadang Jorge tampil istimewa, jadi situasi saya sulit, apalagi Marc sangat kuat. Saat memimpin, saya mencoba agak bermain-main dengan catatan waktu, karena saya punya ruang untuk lebih cepat lagi dan ambil risiko lebih besar," tuturnya.

"Anda harus beradaptasi pada situasi balapan. Sangat penting punya strategi dan memahami apakah lebih baik bertahan di depan atau belakang, atau seberapa banyak Anda harus menghemat ban di sesi latihan. Saat saya lihat saya unggul dua detik, saya merasa margin ini cukup. Jadi ini menyenangkan," pungkas runner up tahun lalu ini. (cn/dhy)