Dovizioso: Rider Lain Fokus Fisik, Saya Fokus Mental

Dovizioso: Rider Lain Fokus Fisik, Saya Fokus Mental
Andrea Dovizioso (c) Ducati

Bola.net - - Pembalap Ducati Corse, Andrea Dovizioso menyatakan bahwa meningkatkan kualitas mental merupakan metode yang tak kalah penting dari fisik untuk tampil dengan performa gemilang di MotoGP. Menurutnya, hal inilah yang ia lakukan selama beberapa tahun terakhir, dan hasilnya terlihat dari prestasinya tahun lalu.

Dovizioso telah bekerja sama dengan psikolog kondang Italia, Profesor Amedeo Maffei, alih-alih fokus memperkuat fisiknya seperti kebanyakan rider. Usaha ini terbukti dari karakternya yang begitu tenang dan kalem di sirkuit. Di dalam lintasan, ia kompetitif, konsisten dan jarang melakukan kesalahan, sementara di luar lintasan, ia tak pernah cekcok dengan para rival.

"Kini orang hanya fokus bekerja pada area fisik, tapi mental jauh lebih penting. Anda bisa mengerjakan banyak hal di area ini. Banyak orang tak mau menghabiskan waktu melakukannya, karena menurut mereka aneh dan tak terlalu menyenangkan. Tapi saya menemukan hal menarik dan ini bekerja dengan baik. Jadi ini salah satu alasan kenapa saya kompetitif pada 2017," ujarnya kepada MotoGP.com.

Helm balap Andrea Dovizioso. (c) DucatiHelm balap Andrea Dovizioso. (c) Ducati

"Jika Anda melakukan segalanya dengan cara yang positif, maka ini akan memberikan efek besar pada hidup Anda, terutama soal apa yang Anda pikirkan sebelum melakukan sesuatu. Banyak atlet yang memikirkan hal buruk sebelum melakukan sesuatu, dan hal inilah yang justru membatasi diri mereka sendiri," lanjutnya.

Metode Dovizioso ini bahkan terpampang jelas pada desain helm balapnya, yang dihiasi gambar kuda hitam dan putih di kedua sisinya. Menurutnya, desain ini terinspirasi pencetus Clinica Mobile dan dokter legendaris MotoGP, Dr. Claudio Costa yang kerap menganalogikan kuda hitam dan putih sebagai pemikiran rasional dan irasional seorang pembalap.

"Dulu, ia kerap mengeluh karena saya selalu kelewat irasional. Menurutnya, saya punya potensi besar, tapi tak memanfaatkannya dengan baik. Ia berkata saya balapan hanya dengan otak, tapi tak merasakannya dengan hati. Dan ini nyaris benar. Saya selalu memikirkan hal ini saat balapan, dan ternyata bekerja dengan baik," pungkas DesmoDovi.