Dipecat Tim Valentino Rossi, Fenati Akhirnya Angkat Bicara

Dipecat Tim Valentino Rossi, Fenati Akhirnya Angkat Bicara
Romano Fenati (c) AFP
- Usai kontraknya diputus Sky Racing VR46 terhitung sejak Moto3 Ceko, Romano Fenati akhirnya angkat bicara. Setelah menghilang dari peredaran usai insiden cekcok di Moto3 Austria yang digelar di Sirkuit Red Bull Ring dua pekan lalu, Fenati pun untuk pertama kali muncul melalui wawancaranya dengan GPOne.


Fenati diskors oleh tim Valentino Rossi tersebut dari balapan di Austria, dinyatakan tak berperilaku sesuai aturan internal tim. Rider Italia ini dikabarkan melakukan tindakan kekerasan kepada kepala mekaniknya, Pietro Caprara dan pimpinan VR46 Riders Academy, Alessio 'Uccio' Salucci usai sesi kualifikasi. Meski begitu, Fenati membantah.


"Sungguh, tak ada (kekerasan) yang terjadi. Bahkan Uccio sendiri sudah membantah rumor itu. Usai kualifikasi, saya bicara dengan Pietro, karena rasanya sangat aneh begitu tertinggal dari para pebalap terdepan, dan saya ingin beberapa detail. Kemudian pada suatu titik kontrak saya diputus," ujarnya.

Romano Fenati (c) MotoGPRomano Fenati (c) MotoGP

"Saya juga bicara dengan Vale malam itu juga, serta usai balapan. Kami menjalani pembicaraan yang santai. Tentu saya merasa sangat depresi dan kecewa kontrak saya diputus. Saya rasa keputusan ini merugikan semua orang, apalagi saat itu kami tengah berada di peringkat ketiga klasemen," lanjutnya.


Dari seluruh anggota VR46 Riders Academy, hanya Fenati yang tak tinggal di area Pesaro, Italia, di mana markas The Doctor terletak. Ia memilih tinggal bersama keluarganya, dan pebalap berusia 20 tahun ini mengaku bahwa hal ini merupakan salah satu alasan dirinya terdepak dari VR46.


"Mungkin jika saya pindah ke Pesaro, peristiwa ini takkan terjadi. Dulu saya sempat tinggal di sana selama setahun, tapi kontrak menyatakan saya hanya diharuskan berada di sana antara tanggal 10 Januari sampai seri pertama digelar, demi proses persiapan. Saya memilih tinggal lebih dekat dengan keluarga saya, tapi saat itu tak ada kompromi. Pada intinya, tak pergi ke Pesaro adalah kesalahan, namun saya selalu melakukan yang terbaik," tutupnya. [initial]


 (gpo/kny)