Danilo Petrucci: Ducati Selalu Salahkan Rider Kalau Hasilnya Buruk

Danilo Petrucci: Ducati Selalu Salahkan Rider Kalau Hasilnya Buruk
Danilo Petrucci (c) Ducati

Bola.net - Pembalap baru Tech 3 KTM Factory Racing MotoGP, Danilo Petrucci, tak memungkiri punya hubungan personal yang baik dengan para anggota tim Ducati Team. Meski begitu, ia tak segan-segan menyatakan mentalitas kerja Ducati Corse tak biasa. Menurutnya, jika mereka meraih hasil buruk, maka itu akibat kesalahan para ridernya.

Petrucci mengaku dirinya merasa sangat senang mengendarai motor Desmosedici spek pabrikan saat masih bernaung di bawah Pramac Racing, yakni tim satelit dengan atmosfer yang lebih rileks. Namun, sekalinya ia pindah ke Ducati Team pada 2019, atmosfer berbeda ia temukan dan semuanya lebih menegangkan.

Ia pun sangat senang bisa sukses meraih kemenangan di Mugello pada 2019 dan Le Mans pada 2020, namun rider Italia ini menyatakan hasil tersebut tak pernah memuaskan bagi Ducati, dan hal ini pula yang dirasakan Andrea Dovizioso belakangan ini. Hal ini ia nyatakan via program 'Girglia di Partenza' di kanal YouTube TelenovaMSP.

1 dari 3 halaman

Ducati Kurang Manusiawi dalam Perlakukan Ridernya

Ducati Kurang Manusiawi dalam Perlakukan Ridernya

Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci (c) Ducati

"Pendekatan kaku bisa saja dilakukan, tapi sistem macam itu tak selalu cocok untuk semua rider. Saya sendiri tak pernah dipertimbangkan sebagai rider yang bisa dipakai bertaruh, bahkan saat melaju cepat. Saya punya beberapa kemampuan yang sama dengan Andrea, namun kami yang dianggap bermasalah," ujar Petrucci seperti yang dikutip Corsedimoto, Sabtu (16/1/2021).

"Kalau saya tampil baik, Andrea dianggap tak bisa tampil sebaik saya. Ducati akan selalu menunjukkan kepada Anda betapa membanggakannya mengendarai motor mereka, sementara menurut saya, pembalap butuh perlakukan pribadi di level manusiawi. Itulah yang tak mereka lakukan," ungkap rider berusia 30 tahun ini.

Petrucci juga menyatakan Ducati punya ego tinggi, selalu percaya motor mereka punya performa terbaik. Jika hasil yang diraih tak sesuai harapan, maka mereka menganggap si pengendara lah yang tak mampu mengeluarkan potensi terbaiknya. Hal ini bahkan dikatakan sendiri oleh sang CEO, Claudio Domenicali, kepada Jorge Lorenzo pada 2018, sebelum akhirnya mereka berpisah.

2 dari 3 halaman

Bela Ducati Team Tiada Ampun bagi Pembalap

"Ducati memiliki prinsip engineering-nya sendiri. Jika ada yang salah, mereka akan menggantinya. Mereka percaya bahwa motor mereka selalu merupakan yang terbaik, dan jika tidak, maka itu salah si pembalap. Namun, itu bukan lagi jadi masalah saya," ujar Petrucci, yang akan menjalani debutnya bersama KTM dalam uji coba Qatar pada Maret mendatang.

Petrucci juga menyatakan membela tim pabrikan Ducati sungguh tiada ampun bagi pembalap, apalagi jika si rider finis di belakang rider tim satelit. Tak hanya itu, Petrucci juga menyatakan Ducati telah bersikap tak adil kepada Tito Rabat, juara dunia Moto2 2014 yang selalu dapat dukungan teknis terendah selama di Esponsorama Racing.

"Saat Anda membela tim pabrikan, Anda harus ada di depan dan Anda nyaris dipaksa menang, tak ada alasan jika Anda ada di belakang tim satelit karena motor kami semua sama dan punya dukungan yang sama. Tito tidak punya dukungan yang layak. Ia rider yang sangat cepat, tapi diperlakukan dengan buruk," pungkasnya.

Sumber: TelenovaMSP, Corsedimoto