Dampingi Marc Marquez Sejak 2011, Santi Hernandez Tak Berhenti Takjub

Dampingi Marc Marquez Sejak 2011, Santi Hernandez Tak Berhenti Takjub
Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez (c) AP Photo

Bola.net - Santi Hernandez sudah menjadi crew chief Marc Marquez sejak Moto2 2011 lalu, namun pria asal Spanyol tersebut tak henti-hentinya dibuat takjub oleh rider berusia 26 tahun itu bahkan hingga kini. Hal tersebut dinyatakan Hernandez kepada Motorsport Total baru-baru ini.

Marquez dan Hernandez sukses meraih tujuh gelar, satu di Moto2 dan 6 di MotoGP. 2019 pun jadi tahun paling fantastis. Marquez meraih 18 podium, yang terdiri 13 kemenangan dan 5 kali finis kedua. Satu-satunya hasil buruk adalah gagal finis di Austin, usai Marquez terjatuh saat memimpin balapan dengan margin 3,5 detik.

"Pada 2014, kami memang meraih 10 kemenangan beruntun dan total 13 kemenangan. Tapi kala itu perbedaan motor setiap pabrikan jauh lebih besar ketimbang sekarang," ungkap Hernandez.

1 dari 2 halaman

Talenta Marquez Hadirkan Perbedaan

Talenta Marquez Hadirkan Perbedaan

Santi Hernandez (c) HRC

Pada 2014, tiap pabrikan memakai sistem elektronik sendiri-sendiri, karena penyeragaman unit elektronik belum diberlakukan. Kini, performa tiap motor lebih berimbang, hingga level kompetisi semakin setara sekaligus ketat. Bedanya, Honda memiliki Marquez.

"Jadi, saat margin teknis tiap pabrikan semakin menipis, Marc mampu memberikan perbedaan lewat talentanya. Tak diragukan lagi Marc yang sekarang jauh lebih baik daripada Marc pada 2014 lalu. Ia memang cepat, tapi kini jauh lebih berpengalaman," tutur Hernandez.

Konsistensi Marquez di sepanjang 2019, juga semakin berkurangnya angka kecelakaan yang ia alami, menurut Hernandez adalah bukti bahwa Marquez semakin dewasa dan makin perhitungan ketika melancarkan strategi di lintasan.

2 dari 2 halaman

Marquez Masih Terus Belajar

"Proses belajar Marc sungguh impresif. Pada 2013 dan 2014, semua mudah karena kala itu ia masih sangat muda, berkendara tanpa beban, dan motornya superior. Dulu baginya 'menang atau kecelakaan', tapi mentalitas itu pudar seiring berjalannya waktu," kisah Hernandez.

"Pada 2015, ia sadar ia harus mengubah mentalitas ini. Ia paham bahwa jika ingin meraih target yang lebih besar, ia harus tetap senang jika finis ketiga atau kelima. Di lain sisi, saat ini pun ia masih belajar. Saya benar-benar tak tahu di mana limit Marc," pungkasnya.

Musim 2020 akan menjadi tahun ke-10 Marquez dan Hernandez bekerja sama. Kembali menargetkan gelar dunia MotoGP, mereka pun akan kembali turun lintasan dalam uji coba pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 7-9 Februari mendatang.