
Mulai musim ini MotoGP memberlakukan aturan penyeragaman eketronik, di mana hardware-nya diproduksi oleh Magneti Marelli dan software-nya dikembangkan oleh Yamaha, Honda dan Ducati. Menurut Stoner, hal ini berhasil membuat kompetisi kian ketat, namun kecewa pebalap tetap tak punya kendali penuh atas motornya.
"Penyeragaman ECU merupakan langkah tepat, meski menurut saya masih terlalu canggih. Saat menjajal Ducati, saya merasa wheelie dan kontrol traksi masih terlalu dibatasi. Saya berkata lepas itu semua dan biarkan pebalap yang mengendalikan semuanya. Dengan begitu, balapan ditentukan oleh skill pebalap, meski mereka harus melakukan lebih banyak kesalahan," ujarnya.
Stoner juga kembali melontarkan kritikan kepada MotoGP, yang ia nilai harus lebih bijak dalam mengatur regulasi teknis. Menurutnya, terlalu banyak perubahan aturan justru akan merugikan pabrikan peserta, karena setiap perubahan akan membutuhkan biaya tinggi.
"Saya rasa aturan MotoGP harus lebih stabil, setidaknya untuk 5-8 tahun. Ini akan menarik lebih banyak pabrikan berpartisipasi, mungkin Kawasaki akan mau kembali. Setiap kali aturan berubah, biaya yang harus dihabiskan juga makin banyak, karena pabrikan harus merakit motor baru dan mengembangkannya," tutupnya. [initial]
Advertisement
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 07:29
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 07:24
-
Piala Eropa 20 Maret 2025 07:21
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 07:16
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 07:14
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 07:08
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...