Bos KTM Sudah Kapok Gaet Pebalap Yamaha di MotoGP

Bos KTM Sudah Kapok Gaet Pebalap Yamaha di MotoGP
Pebalap Red Bull KTM, Johann Zarco. (c) KTM

Bola.net - Direktur Motorsport KTM, Pit Bierer, mengaku sudah kapok menggaet pebalap dari kubu Yamaha, dan hal ini ia sampaikan kepada Speedweek. Sejak turun di MotoGP pada 2017, KTM memang terhitung sudah pernah menaungi lima pebalap, yakni Bradley Smith, Pol Espargaro, Johann Zarco, Hafizh Syahrin dan Miguel Oliveira.

Empat rider pertama, mereka gaet dari Yamaha. Hanya Oliveira yang digaet dari Moto2, dan rider Portugal itu tak pernah mengendarai motor MotoGP apa pun sebelumnya. Uniknya, keempat eks rider Yamaha ini selalu mengalami kesulitan beradaptasi dengan RC16, sementara Oliveira tak pernah mengalami masalah berarti.

Fenomena ini diduga karena Yamaha YZR-M1 dikenal paling mudah dikendarai dan bersahabat dengan berbagai jenis gaya balap. Akibatnya, para mantan pebalap mereka kesulitan beradaptasi pada motor lain yang agresif dan lebih bertenaga. Hal ini juga yang pernah dialami Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo saat pindah ke Ducati.

1 dari 2 halaman

MotoGP Terdiri dari Dua Tipe Mesin

MotoGP Terdiri dari Dua Tipe Mesin

Johann Zarco saat masih bela Monster Yamaha Tech 3 (c) Tech 3

"Seisi paddock kini sudah belajar, bahwa ada dua tipe mesin. Ada motor yang mudah dikendalikan, dan motor yang membutuhkan gaya balap yang berbeda dan menuntut fisik. Ada dua konsep mesin, tapi keduanya sama-sama meraih kemenangan," ungkap Beirer, yang sangat menyayangkan kepergian Johann Zarco dari timnya.

Zarco, yang meraih enam podium dan tiga pole bersama Monster Yamaha Tech 3 pada 2017 dan 2018, sempat diyakini para bos KTM bisa mengembangkan RC16. Nyatanya, ia sulit tampil kompetitif sepanjang musim ini hingga minta kontraknya diputus lebih awal. Ia bahkan telah diberhentikan sejak Aragon, akhir pekan lalu.

"Saat kami menggaet Johann, kami tak mengira ada perbedaan yang begitu besar antara dua mesin, yang membutuhkan gaya balap yang sangat berbeda pula. Ketimbang sekarang, motor kami pada November lalu jauh lebih sulit dikendarai. Tapi Pol mengalami peningkatan performa pada April dan Mei," kisah Beirer.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Pengalaman Zarco dan Syahrin

"Kami lihat apa yang Johann lakukan pada 2017 dan 2018 di atas motor yang setahun lebih tua. Ia berkali-kali mengasapi tim pabrikan. Kami mengaguminya. Ia seorang petarung dan ia tak peduli perangkat apa yang ia dapat. Ia tak pernah mengeluh pada tim lamanya dan tak pernah menuntut perangkat tim pabrikan," lanjut Beirer.

Peristiwa yang menimpa Zarco ini juga terjadi pada Syahrin saat ini. Bierer pun belajar bahwa performa apik seorang pebalap dengan sebuah motor tak otomatis berarti rider tersebut bisa punya performa yang sama di atas motor lain. Atas alasan ini, pria asal Jerman tersebut mengaku takkan lagi melirik rider Yamaha.

"Johann lebih cepat dari Rossi dan Maverick Vinales, dan ini membuat kami terkesan. Kami sempat yakin ia bisa membawa proyek kami maju, tapi sayangnya kerja sama ini tak bekerja keras. Jadi dengan pengalaman ini, saya takkan lagi menjalin komitmen dengan pebalap Yamaha," pungkas Beirer.

Eks pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa, kini menjadi test rider KTM sejak awal tahun, dan memberikan masukan-masukan yang diakui KTM sangat efektif untuk pengembangan RC16. Selama ini motor RC16 dan RC213V dikenal sama-sama butuh gaya balap yang agresif agar kompetitif.

Sumber: Speedweek