Berubah Pikiran Hanya dalam 5 Bulan, Mengapa Lewis Hamilton Pilih Bela Ferrari di Formula 1 2025?

Berubah Pikiran Hanya dalam 5 Bulan, Mengapa Lewis Hamilton Pilih Bela Ferrari di Formula 1 2025?
Pembalap Mercedes AMG Petronas, Lewis Hamilton (c) AP Photo

Bola.net - Belum juga musim kompetisi Formula 1 2024 dimulai, Lewis Hamilton sudah bikin gempar dunia motorsport. Tujuh kali juara dunia ini secara mencengangkan memilih mengakhiri kerja samanya dengan Mercedes AMG Petronas pada akhir musim nanti demi pindah ke Scuderia Ferrari pada 2025.

Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh kedua tim pada Jumat (2/2/2024) dini hari WIB, kurang lebih hanya lima bulan usai Hamilton menandatangani kontrak baru dengan Mercedes untuk musim 2024 dan 2025. Begitu cepatnya pikiran Hamilton berubah tentu bikin banyak orang bertanya-tanya.

Pada 2025 nanti, Hamilton akan mengambil alih posisi Carlos Sainz jr, dan bertandem dengan Charles Leclerc. Baik Hamilton maupun Leclerc mendapatkan kontrak berdurasi multi-tahunan dari tim Kuda Jingkrak, dan diprediksi akan menciptakan rivalitas internal yang sangat sengit.

Namun, mengapa Hamilton begitu cepat berubah pikiran soal kesetiaannya pada Mercedes dan banting setir ke Ferrari?

1 dari 3 halaman

Masa Kelam dan Keraguan Soal Mercedes

Masa Kelam dan Keraguan Soal Mercedes

Pembalap Mercedes AMG Petronas, Lewis Hamilton (c) AP Photo/Joan Monfort

Bukan rahasia lagi bahwa Hamilton merupakan pembalap tersukses dalam sejarah Mercedes di F1. Tak hanya meraih enam gelar dunia bersama mereka, Hamilton juga menyabet 82 dari 103 kemenangan yang ia koleksi di kejuaraan ini.

Saking harmonisnya hubungan mereka, Hamilton bahkan berkali-kali menyatakan keinginannya pensiun bersama Mercedes, dan bahkan menyebut bahwa tak ada tim lain yang ia ingin bela. Meski begitu, tak pelak lagi bahwa tiga musim terakhir merupakan masa-masa yang berat bagi pembalap berusia 39 tahun itu.

Tak cuma tiga tahun beruntun paceklik gelar dunia bersama Mercedes, ia juga mengalami puasa kemenangan selama dua musim terakhir. Hamilton pun diduga tak cukup yakin soal arah pengembangan mobil yang dijalankan Mercedes untuk mengalahkan Red Bull Racing setidaknya dalam dua tahun ke depan.

2 dari 3 halaman

Rencana Besar Ferrari dan Peran Fred Vasseur

Rencana Besar Ferrari dan Peran Fred Vasseur

Lando Norris, Carlos Sainz jr, Fred Vasseur, dan Lewis Hamilton (c) AP Photo/Vincent Thian

Ferrari memang belum juara lagi di F1 sejak 2007 bersama Kimi Raikkonen. Namun, sejak dipimpin oleh Team Principal Fred Vasseur awal tahun lalu, Ferrari gencar menggaet orang-orang terbaik demi kembali merebut gelar dunia.

Vasseur diketahui 'mencuri' beberapa insinyur dan teknisi andalan Red Bull Racing agar Ferrari kembali menjadi tim yang benar-benar diperhitungkan, terutama pada 2026, ketika F1 memberlakukan regulasi baru di sektor power unit dan aerodinamika.

Sosok Vasseur secara pribadi juga diduga menjadi faktor penting dari kedatangan Hamilton ke Ferrari. Pasalnya, Vasseur merupakan eks bos Hamilton di ajang formula junior dan keduanya terus menjalin hubungan yang baik.

3 dari 3 halaman

Cita-Cita Bela Ferrari

Cita-Cita Bela Ferrari

Pembalap Mercedes AMG Petronas, Lewis Hamilton di Formula 1 GP Jepang 2016. (c) AP Photo/Toru Takahashi

Menurut laporan situs kejuaraan, ada pula faktor 'romantis' antara Hamilton dan Ferrari. Meski selalu mengendarai mesin Mercedes sejak berusia 13 tahun, Hamilton tak pernah menutupi keinginannya membela Ferrari pada suatu saat, seperti impian kebanyakan pembalap F1.

Hamilton juga meyakini bahwa ini adalah saat yang tepat baginya untuk mengambil tantangan baru, apalagi ketika tak ada jaminan bahwa situasi di Mercedes bakal berubah dalam waktu dekat.

Ada pula prestis yang mungkin diburu oleh Hamilton, yakni menjadi juara dunia Ferrari dan menjadi pembalap F1 yang mampu meraih gelar dunia dengan tiga konstruktor berbeda. Akankah langkah nekat ini berbuah manis? Nantikan perkembangannya ya, Bolaneters!