Anggap MotoGP Kelewat Kompetitif, Pecco Bagnaia Minta Tim Pabrikan dan Satelit Kembali Dibedakan

Anggap MotoGP Kelewat Kompetitif, Pecco Bagnaia Minta Tim Pabrikan dan Satelit Kembali Dibedakan
Pembalap Ducati Lenovo Team, Pecco Bagnaia (c) Ducati Corse

Bola.net - Pembalap Ducati Lenovo Team, Pecco Bagnaia, mengeluhkan banyaknya kecelakaan yang terjadi pada lap-lap awal balapan MotoGP. Menurutnya, ini disebabkan para rider mendapatkan dukungan teknis yang hampir setara sehingga ambisi untuk start dengan baik dan menyalip dalam waktu singkat semakin besar.

Hal ini bisa dilihat dari lap-lap awal main race Seri Le Mans, Prancis, Minggu (14/5/2023). Dalam enam lap pertama, setidaknya enam insiden berbeda terjadi, yang menurut Bagnaia berbahaya akibat para rider terlalu ambisius. Padahal, balapan ini berdurasi 27 lap. Berikut daftar enam insiden tersebut.

Lap 1: Senggolan Alex Marquez dengan Johann Zarco dan Brad Binder di Tikungan 5-6
Lap 2: Senggolan Marco Bezzecchi dan Jorge Martin di Tikungan 8
Lap 3: Senggolan Joan Mir dan Aleix Espargaro
Lap 4: Senggolan Maverick Vinales dan Luca Marini di Tikungan 6
Lap 5: Tabrakan Vinales dan Bagnaia di Tikungan 12
Lap 6: Aksi 'save' Marini dan tabrakan dengan Alex Marquez di Tikungan 4

Usai gagal finis dalam main race, Bagnaia menyatakan via GPOne bahwa selama dua musim terakhir, para rider MotoGP makin ugal-ugalan saat menjalani lap-lap awal. Ia menyebut bahwa para rider yang bahkan tak punya potensi menang juga kini makin keras berusaha memperbaiki posisi secara kilat saat start.

1 dari 2 halaman

Bukan Cara Kerja yang Tepat

Bukan Cara Kerja yang Tepat

Insiden tabrakan Maverick Vinales dan Pecco Bagnaia dalam main race MotoGP Prancis 2023 di Le Mans. (c) Dorna Sports/MotoGP.com

"Itu bukan cara kerja yang benar. Kami semua mencapai limit dan sama-sama mencoba meraih target, tapi jika Anda sudah mengerem pada limitnya sejak awal, maka kesalahan bakal terjadi jika Anda lebih ngotot. Kini, kecelakaan lebih sering terjadi pada lap-lap awal karena ada banyak pergolakan," curhat Bagnaia.

Menurutnya, MotoGP harus mencari cara memperbaiki situasi yang tak aman ini. Salah satu solusi yang ia sarankan adalah kembali membedakan dukungan teknis tim pabrikan dan tim satelit seperti satu dekade lalu, di mana tim-tim satelit sangat sulit menyaingi tim-tim pabrikan untuk naik podium apalagi menang.

Sebagai catatan, persaingan di MotoGP memang semakin ketat sejak 2016, yakni ketika penyeragaman sistem elektronik (ECU) dan peralihan suplier ban dari Bridgestone ke Michelin mulai diberlakukan. Sejak itu, tiap pabrikan memberikan dukungan teknis yang setara untuk tim pabrikan dan tim satelit.

2 dari 2 halaman

Yakin Perbedaan Dukungan Bisa Kurangi Tabrakan

Yakin Perbedaan Dukungan Bisa Kurangi Tabrakan

Pembalap Ducati Lenovo Team, Pecco Bagnaia (c) Ducati Corse

Bagnaia pun mengenang peta persaingan 10-15 tahun lalu, di mana Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, Casey Stoner, dan Dani Pedrosa yang membela tim-tim pabrikan jauh lebih superior dari para rival yang lain, terutama yang membela tim-tim satelit. Margin di antara para rider sangat lebar sehingga minim tabrakan.

"Kini semua orang bisa menang, tak ada lagi margin 6-7 detik yang dulu ada di antara motor pabrikan dan satelit. Padahal, dulu margin itu membatasi kecelakaan. Fantastic Four adalah rider-rider terkuat yang pernah ada, tapi mereka naik motor pabrikan, sementara yang lain tak punya potensi melaju di depan," ujar Bagnaia.

"Kini level MotoGP ekstrem, segalanya mencapai limit. Semua rider punya kans menang. Ritme balap kami tak terlalu cepat kecuali ritme Bezzecchi, yang berarti rider lainnya berdekatan. Menurut saya, kami harus kembali mencari margin di antara motor pabrikan dan satelit, atau solusi demi menghindari insiden tertentu," tutupnya.

Sumber: GPOne