Andrea Dovizioso: Semua Orang Lupa Ducati Terpuruk 8 Tahun Lalu

Andrea Dovizioso: Semua Orang Lupa Ducati Terpuruk 8 Tahun Lalu
Pembalap Ducati Team, Andrea Dovizioso (c) Ducati

Bola.net - Banyak pihak menyayangkan Andrea Dovizioso tak bisa meraih satu pun gelar dunia sejak berkiprah di MotoGP pada 2008, terutama dalam empat tahun terakhir di mana ia menjadi rider papan atas yang mengancam. Meski begitu, Dovizioso melihat sisi positifnya dan justru yakin prestasinya layak dirayakan.

Dovizioso yang tadinya kerap dapat status 'underdog', membela Ducati Team pada 2013 dan jadi ujung tombak pengembangan Desmosedici. Pada 2017, ia pun menggebrak, menghilangkan status 'underdog' dari dirinya sendiri, dengan menantang Marc Marquez berebut gelar sampai seri penutup.

Peringkat runner up pun diulang Dovizioso pada 2018 dan 2019. Tahun ini, ia pun mengakhiri musim di peringkat keempat di klasemen. Meski membuktikan dirinya masih punya kecepatan dan talenta mumpuni, sayangnya ia memutuskan hengkang dari Ducati usai cekcok dengan para petinggi Tim Merah.

1 dari 3 halaman

Situasi 8 Tahun Lalu Sangat Berat

Meski gagal juara, Dovizioso menolak kiprahnya di Ducati dianggap sebagai hasil negatif. Ia justru menyatakan banyak hal positif terjadi selama delapan tahun terakhir, apalagi jika mengingat Ducati sangat terpuruk pada 2013 dan sempat paceklik kemenangan selama nyaris enam tahun.

"Kerja sama kami sangat positif. Demi mengukur kebahagiaan soal sesuatu, Anda harus ingat di mana Anda memulainya. Tapi semua orang melupakannya. Memang sulit ingat situasi delapan tahun lalu, betapa beratnya situasi tujuh tahun lalu. Tapi saya ingat betul. Jadi, saya senang soal ini," ujarnya via Autosport usai finis keenam di MotoGP Portugal, Minggu (22/11/2020).

2 dari 3 halaman

Lebih Bahagia dari Beberapa Orang Ducati

Dovizioso pun tak memungkiri bahwa kegagalan merebut gelar dunia MotoGP membuatnya kecewa. Tapi yang membuatnya lebih kecewa lagi adalah, beberapa orang dalam Ducati ternyata tak merasa puas atas kerja kerasnya. "Sudah jelas kami tak bisa merebut gelar, padahal ini prestasi sempurna," ungkapnya.

"Tapi saya lebih bahagia daripada beberapa orang di Ducati atas hasil selama ini. Inilah yang bikin saya sangat kecewa, karena kami tak bisa melakukan selebrasi, dan kami tak menikmati tiga musim yang spesial dengan cara normal. Inilah yang bikin saya tak senang. Setiap situasi bisa memengaruhi keputusan, dan inilah alasan kami berpisah," tutupnya.

Sumber: Autosport