Alex Marquez Mulai Paham Mengapa Honda Sulit Dikendarai

Alex Marquez Mulai Paham Mengapa Honda Sulit Dikendarai
Pembalap Repsol Honda, Alex Marquez (c) HRC

Bola.net - Debutan Repsol Honda, Alex Marquez, mengakui kini mulai paham mengapa RC213V terus-terusan banjir kritikan dari banyak pihak karena dinilai sebagai motor paling agresif dan paling sulit dijinakkan di MotoGP. Kepada Motorsport.com, Kamis (22/10/2020), Marquez menyebut bahwa banyak poin yang harus dikendalikan rider.

RCV versi 2020 telah mendapatkan kritik dari para ridernya, terutama Cal Crutchlow, yang menyebut motor ini jauh lebih sulit dikendalikan dari versi 2019. Motor ini dinilai sangat sulit diajak berbelok, dan performa menikung mereka semakin menurun. Atas alasan ini, Honda paceklik podium selama delapan seri pertama.

Paceklik berhenti berkat Marquez meraih dua podium beruntun usai finis kedua di Le Mans dalam kondisi basah dan Aragon dalam kondisi kering. Marquez menyatakan ia menemukan 'klik' dengan motor ini sejak uji coba Misano pada September, di mana Honda mengubah suspensi, sasis, dan elektronik demi mencocokkan RCV dengan karakter El Pistolas.

1 dari 3 halaman

Banyak Poin yang Harus Diperhatikan

"Saya mulai paham mengapa semua bilang Honda motor yang sulit. Ini karena Anda harus kuat di semua area, tak seperti Yamaha. Mereka harus fokus pada tikungan lambat dan akselerasi. Mungkin Ducati fokus pada akselerasi saja. Tapi dengan Honda, Anda harus kuat di semua sisi: pengereman, corner speed, dan akselerasi," ujar Marquez.

Karena harus memaksimalkan performa di semua area motor, maka pembalap Honda pun harus kerja keras berkonsentrasi. Menurut Marquez, pembalap tak boleh lengah dalam mengendarai motor ini, karena jika meleng sedikit, bisa-bisa pembalap tertinggal jauh dari para rival.

"Poin-poin ini sangat menuntut kerja keras rider, karena harus selalu berkendara mencapai limit. Jika santai sedikit, Anda bisa kehilangan waktu sedetik, mungkin dengan motor lain Anda hanya kehilangan waktu 0,2 detik. Inilah alasan mengapa Honda sangat sulit dan menuntut fisik pembalap," ungkapnya.

2 dari 3 halaman

Mulai Menyatu dengan RC213V

Di lain sisi, Marquez merasa lega akhirnya bisa mulai menyatu dan saling paham dengan RCV, terbukti dari hasil baiknya selama beberapa balapan terakhir. Kini ia pun berharap bisa meneruskan progres positif dari musim debutnya dengan empat balapan tersisa.

"Saya mulai menikmatinya, saya mulai memiliki motor yang saya mau, dan atas alasan ini segalanya berjalan lebih baik, dan saya juga mulai memahami motor ini sedikit lebih baik pula," pungkas juara dunia Moto3 2014 dan Moto2 2019 ini, yang uniknya punya gaya balap lebih halus dari sang kakak, Marc Marquez.

Jelang MotoGP Teruel akhir pekan nanti, Marquez duduk di peringkat 12 pada klasemen dengan 67 poin, jumlah poin yang sama dengan debutan lainnya, Brad Binder (Red Bull KTM Factory Racing), di peringkat 11. Dengan empat balapan tersisa, keduanya dipastikan bakal sengit berebut gelar debutan terbaik.

Sumber: Motorsportcom