Alasan Logis di Balik Keputusan FIM Tak Kurangi Poin Para Rider Yamaha

Alasan Logis di Balik Keputusan FIM Tak Kurangi Poin Para Rider Yamaha
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo (c) SRT

Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, akhirnya buka suara pada Sabtu (7/11/2020) soal skandal katup mesin YZR-M1 yang melanda pabrikan Garpu Tala, hingga mereka dijatuhi hukuman pengurangan poin dari klasemen konstruktor dan tim. Jarvis menyatakan ada banyak pihak yang salah memahami masalah yang sebenarnya terjadi hingga melempar tuduhan miring.

Di sela MotoGP Eropa, Jumat (6/11/2020), FIM Stewards Panel mengumumkan, bahwa dalam MotoGP Spanyol di Jerez pada 17-19 Juli, Yamaha memakai katup mesin yang berbeda dari sampel mesin yang mereka setor dan telah dihomologasi oleh Direktur Teknis MotoGP, Danny Aldridge pada masa pramusim.

Alhasil, 50 poin di klasemen konstruktor ditarik dari Yamaha, serta 20 dan 36 poin di klasemen tim masing-masing ditarik dari Monster Energy Yamaha dan Petronas Yamaha SRT. Beberapa pihak pun menyebut keputusan FIM Stewards Panel tak menghukum para pembalap Yamaha sebagai keputusan absurd karena mereka dianggap mendapatkan keuntungan performa.

Lewat BT Sport, Jarvis pun menjelaskan secara detail soal masalah ini. Ia mengakui para insinyur Yamaha di Jepang telah salah menginterpretasikan protokol atau prosedur regulasi teknis untuk mesin MotoGP pada masa pramusim, hingga ini tak ada kaitannya dengan para rider. Namun, ia membantah keras bahwa Yamaha 'mengganti' katup mesin M1 sampai-sampai dinilai sebagai mesin ilegal.

1 dari 4 halaman

Salah Interpretasikan Protokol Regulasi Teknis

Salah Interpretasikan Protokol Regulasi Teknis

Pembalap Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales (c) Yamaha

"Ada kesalahpahaman dari banyak pihak, yang berkata kami 'mengganti' katup mesin, karena kami tak pernah menggantinya. Sebenarnya, kami justru baru minta izin ganti katup usai mesin kami rusak di balapan pertama Jerez. Saya rasa, penting bagi orang-orang memahami cerita aslinya, mengetahui sebenarnya kesalahan apa yang kami lakukan," ujarnya.

Yamaha berencana menjalani musim 2020 dengan katup mesin yang diproduksi suplier 'A' seperti yang selama ini mereka lakukan. Namun, pada pertengahan 2019, sang suplier menyatakan akan menghentikan produksi katup tersebut. Atas alasan ini, Yamaha memutuskan mencari suplier lain (suplier 'B'), yang bisa memproduksi katup dengan spesifikasi yang sama persis.

"Tak ada perbedaan maupun keuntungan performa dari kedua katup tersebut. Jadi, Yamaha menganggap kedua katup ini identik karena spesifikasi dan pemesanannya sama persis. Bedanya, kami pakai dua suplier. Regulasi tak berkata bahwa kami tak boleh pakai katup dari dua suplier berbeda, dan hanya berkata semua perangkat harus identik. Jadi, inilah titik awal dari kesalahpahaman dari Yamaha Jepang," kisah Jarvis.

Jarvis mengakui, sampel mesin yang mereka setorkan kepada Aldridge adalah mesin yang dipasangi katup 'tipe A', sedangkan delapan mesin yang dipakai empat rider Yamaha di MotoGP Spanyol adalah mesin-mesin yang dipasangi katup 'tipe B'. Jarvis menyatakan bahwa Yamaha tak mengetahui bahwa untuk menggunakan dua suplier katup berbeda, sebuah pabrikan tetap harus dapat persetujuan dari MSMA (Asosiasi Pabrikan).

2 dari 4 halaman

Memang Minta Ganti Katup, Tapi Justru Setelah Mesin Rusak

Memang Minta Ganti Katup, Tapi Justru Setelah Mesin Rusak

Pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli (c) SRT

Dengan katup 'tipe B' ini, Maverick Vinales dan Valentino Rossi mengalami kerusakan mesin pada pekan balap yang sama. Usai investigasi di Jepang, para insinyur Yamaha menemukan kelemahan pada katup itu, dan minta izin kepada MSMA untuk menggantinya. MSMA pun meminta Yamaha untuk menyediakan penjelasan dari sang suplier mengapa katup tersebut bisa sampai cacat produksi.

Sayangnya, sang suplier tak bisa memberikan penjelasan, hingga Yamaha terpaksa menarik permohonan mereka untuk mengganti katup mesin. Alhasil, Yamaha harus putar otak cari solusi lain agar kerusakan tak terjadi lagi pada mesin-mesin tersisa, yakni dengan cara menurunkan RPM dan melakukan rotasi pemakaian dengan sangat hati-hati.

Jarvis pun menyatakan, dalam menjalankan proses ini, Yamaha sudah sangat transparan pada MSMA sejak awal. Saat Yamaha ingin kembali memakai katup 'tipe A', yang masih dianggap identik dengan 'tipe B', MSMA menganggap ini sebagai peringatan bahwa ada kemungkinan dua katup tersebut berbeda. Atas alasan ini, Yamaha langsung menarik katup 'tipe B'.

"Usai balapan pertama di Jerez, kami hanya pakai mesin itu lagi untuk dua rider pada sesi latihan dan kualifikasi GP Styria. Pada momen itu pula MSMA mendorong kami untuk menjelaskan situasi yang ada. Kami pun berkata pada diri sendiri, sebelum masalah ini selesai, kami takkan ambil risiko. Jadi, seluruh mesin kami kini menggunakan katup tipe 'A' seperti yang kami pasang pada sampel mesin (pada pramusim)," tutur Jarvis.

3 dari 4 halaman

Ducati dan Suzuki Setuju, Bahkan MSMA Tak Ajukan Banding

Ducati dan Suzuki Setuju, Bahkan MSMA Tak Ajukan Banding

Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi (c) Yamaha

"Jadi, kami dihukum berdasarkan kesalahan dalam memahami protokol teknis. Kedua katup kami tetap dianggap identik, sama sekali tidak menghadirkan keuntungan performa. Namun, kini kami sadar bahwa pada masa pramusim, kami seharusnya meminta izin kepada MSMA untuk menggunakan katup dari dua suplier berbeda," lanjut pria asal Inggris ini.

Atas alasan ini, Jarvis menyebut bahwa tuduhan Yamaha 'mengganti' katup hanyalah omong kosong. "Semua orang boleh berpendapat, tapi berat bagi kami saat dengar berbagai tuduhan itu. Namun, kebenaran memang lebih sulit diterima daripada fiksi. Kami paham cerita seperti ini sulit dipercaya, tapi apa yang bisa kami lakukan selain mengatakan yang sejujurnya?" ujarnya.

Alhasil, Jarvis yakin keputusan FIM cukup logis jika hanya menghukum konstruktor dan kedua tim Yamaha, dan tidak menjatuhkan hukuman kepada Fabio Quartararo, Maverick Vinales, dan Franco Morbidelli yang dalam MotoGP Spanyol finis di posisi 1, 2, dan 5. Bahkan, keputusan FIM ini juga diterima oleh Ducati dan Suzuki, dan MSMA tak mengajukan banding.

"Kami sepakat bahwa ini adalah kesalahan pabrikan dan tim, bukan pembalap. Saya yakin semua rider juga bakal sepakat pembalap kami dihukum jika dapat keuntungan performa. Tapi saya bisa nyatakan dengan tegas, bahwa tak ada keuntungan performa apa pun. Anda boleh percaya atau tidak, tapi inilah kenyataannya," pungkas Jarvis.

Sumber: BT Sport