Agostini Ungkap Rekor 'Terlarang' Bagi Rossi-Marquez

Agostini Ungkap Rekor 'Terlarang' Bagi Rossi-Marquez
Valentino Rossi dan Marc Marquez (c) YMR/HRC

Bola.net - - Legenda MotoGP, Giacomo Agostini hingga kini disebut-sebut sebagai pembalap motor terbaik sepanjang masa karena memiliki rekor-rekor yang seolah 'abadi' di dunia Grand Prix, salah satunya adalah jumlah 122 kemenangan dan 15 gelar dunia. Agostini mengaku takkan senang bila ada rider yang kelak mematahkan rekor-rekor ini.

Kepada La Gazzetta dello Sport, Agostini menyebut kemenangan menghadirkan sensasi menyenangkan, namun menggores rekor lebih menggairahkan lagi. Menurutnya, soal rekor, hanya ada satu orang yang bisa memilikinya, dan ia bisa memilikinya sampai ia benar-benar dikalahkan. Agostini pun senang rekor-rekornya bertahan begitu lama.

"Rekor yang paling dekat dengan hati saya adalah jumlah gelar dunia. Jika Anda jadi juara dunia, maka gelar akan terus bersama Anda. Saat meraih gelar pertama, saya tak merasa sebagai yang terbaik di dunia. Lalu saya dapat 15 dan belum terkalahkan sampai kini, barulah saya menikmatinya," tuturnya.

Giacomo Agostini (c) MotoGPGiacomo Agostini (c) MotoGP

Agostini pun takkan senang bila rekor gelarnya dikalahkan Valentino Rossi dan Marc Marquez, yang kini masing-masing mengoleksi sembilan dan enam gelar. "Jika ada yang tanya apa saya akan senang dikalahkan, saya jelas jawab 'tidak'. Saya jujur. Bakal terasa salah bila saya bilang akan senang. Tapi suatu saat nanti akan ada yang bisa mengalahkannya," tuturnya.

Melihat sepak terjang Rossi dan Marquez, apakah Agostini melihat kemiripan antara dirinya dan kedua rider ini? Pria asal Italia berusia 75 tahun ini pun mengaku punya berbagai perbedaan dengan Rossi dan Marquez, terutama bila dilihat dari kemampuan hebat Marquez lolos dari cedera meski sering terjatuh.

"Setiap rider pasti berbeda. Vale punya hal yang tak saya punya, saya punya yang tak ia miliki. Marc cukup mirip dengan saya; perawakan, kecerdikan dan konsentrasi pada balapan. Tapi saya merasa kurang bila dibanding dirinya, atas beberapa alasan penting. Dulu, kami bisa mati kalau kami jatuh!" pungkas Agostini.