Adik Valentino Rossi Sebut Tikungan 6 dan 7 Mandalika Terbaik di Dunia, Tapi...

Adik Valentino Rossi Sebut Tikungan 6 dan 7 Mandalika Terbaik di Dunia, Tapi...
Pembalap Mooney VR46 Racing Team, Luca Marini (c) VR46 Racing Team

Bola.net - Adik Valentino Rossi sekaligus rider Mooney VR46 Racing Team, Luca Marini, menyatakan bahwa Sirkuit Mandalika merupakan salah satu trek terbaik di kalender MotoGP. Ia bahkan menyebut Tikungan 6 dan 7 sebagai dua tikungan terbaik di dunia. Namun, seperti rider lain, ia mengkritik kualitas aspal sirkuit yang ada di Lombok Tengah tersebut.

Seperti yang diketahui, dalam uji coba pramusim pada 11-13 Februari lalu, para pembalap mengeluhkan lintasan Sirkuit Mandalika yang kotor, begitu juga dengan aspalnya yang mudah terkelupas sehingga menciptakan kerikil. Tak sedikit rider yang mengaku mendapat 'serangan' kerikil pada helm, motor, dan tubuh.

Pada 15 Februari, ITDC pun mencapai kesepakatan dengan FIM dan Dorna Sports untuk melakukan pengaspalan ulang di sektor sebelum Tikungan 17 sampai Tikungan 5 dengan standar yang sudah ditentukan. Pengerjaan ini pun wajib selesai sepekan sebelum balapan digelar di Mandalika pada 18-20 Maret mendatang.

1 dari 2 halaman

Trek Kotor, Garis Bersih Hanya Satu dan Sempit

Tata letak tikungan dan sektor Sirkuit Mandalika, Lombok, Indonesia. (c) Dorna Sports/MotoGP.comTata letak tikungan dan sektor Sirkuit Mandalika, Lombok, Indonesia. (c) Dorna Sports/MotoGP.com

"Saya rasa trek itu salah satu yang terbaik dalam kalender balap, hanya saja harus bersih. Di luar kendala kebersihan, trek ini sangat menyenangkan. Tikungan 6 dan 7 adalah tikungan-tikungan terbaik di dunia. Sungguh tempat yang fantastis. Saya sangat menikmati momen-momen itu di tiap lap," tutur 'Maro' via Crash.net, Sabtu (18/2/2022).

Trek yang sangat kotor pun membuat para rider hanya punya satu pilihan garis balap yang bersih, dan ini mempersulit mereka untuk menyalip rival. Jika nekat menyalip, maka para rider terpaksa mengambil garis balap di area trek yang kotor, dan hal ini membuat motor mereka berpotensi tergelincir serta menciptakan kecelakaan.

"Masalahnya, garis balap yang bersih terlalu sempit. Kalau langsung balapan di sana, bakal sulit. Anda hanya bisa membuntuti rider yang ada di depan dan berharap mereka melakukan kesalahan. Jika Anda mencoba menyalip, kemudian melaju di bagian yang kotor, mustahil untuk mengerem motor. Ini jelas berbahaya," kisah Marini.

2 dari 2 halaman

Alami Sendiri Konsekuensi Berkendara di Trek Kotor

Alami Sendiri Konsekuensi Berkendara di Trek Kotor

Pembalap Mooney VR46 Racing Team, Luca Marini (c) VR46 Racing Team

Runner up Moto2 2020 ini juga merasakan sendiri bagaimana sulitnya berkendara di Mandalika ketika hanya ada satu garis balap yang ideal. Saat menjalani simulasi balap, ia sempat melaju di belakang sang tandem, Marco Bezzecchi. Saat itulah ia mengalami dilema. Jika tak segera menyalip, bannya jadi panas dan downforce berkurang.

Namun, jika nekat menyalip, maka ia terpaksa harus melaju di bagian yang kotor dan menghadapi risiko tergelincir. "Saya menjalani simulasi balap dengan ban belakang medium. Saya memulainya di belakang Bez dan rasanya sulit dengan suhu panas jika Anda berada di slipstream," ungkap rider berjuluk Marinovich ini.

"Saya sangat mencemaskan ban saya, dan mencoba segera menyalipnya karena saya kepanasan di belakangnya. Ban depan saya rasanya seperti lava, dan di tiap tikungan ban saya selip. Dengan slipstream, downforce juga berkurang, dan ini bikin sulit mengerem," pungkas Marini.

Sumber: Crashnet