7 Pasangan Ayah-Anak yang Sukses di MotoGP

7 Pasangan Ayah-Anak yang Sukses di MotoGP
Valentino dan Graziano Rossi (c) Facebook/Valentino Rossi

Bola.net - Banyak hal yang memengaruhi keputusan seseorang untuk menjadi pebalap motor. Ada yang memang sudah menyukai motor sejak kecil, ada juga yang terinspirasi oleh jalan karier anggota keluarganya, baik dari sang kakak atau bahkan sang ayah.

Dalam ajang Grand Prix, khususnya MotoGP, terhitung ada tujuh pasangan pebalap ayah-anak yang sukses tampil gemilang. Tak sedikit di antara mereka yang bahkan sukses meraih gelar dunia, membanggakan nama keluarga dan mengharumkan nama bangsa.

Berikut tujuh pasangan pebalap ayah-anak tersukses di MotoGP yang dilansir dari Speedweek pada Rabu (25/12/2019).

1 dari 7 halaman

Nello dan Alberto Pagani

Nello Pagani merupakan legenda pebalap motor Italia yang sukses meraih gelar dunia pada musim debutnya di GP125 1949 bersama Mondial. Selama berkarier di ajang Grand Prix, ia meraih 11 podium dan empat kemenangan, dua di antaranya ia raih di kelas GP500.

Sang anak, Alberto Pagani, mengikuti jejaknya pada 1959 di kelas GP125. Juga pernah turun di kelas GP50, GP250, GP350, dan GP500, prestasi terbaik Alberto adalah runner up di GP500 1972, di belakang sang tandem, Giacomo Agostini sang 15 kali juara dunia.

2 dari 7 halaman

Leslie dan Stuart Graham

Sama seperti Nello Pagani, Leslie Graham menjalani debutnya di ajang Grand Prix pada 1949, yakni di kelas GP350. Pada tahun yang sama, ia juga turun di kelas GP500 dan langsung meraih gelar dunia bersama AJS. Ia juga menduduki peringkat runner up di GP500 1952 bersama MV Agusta.

Sang anak, Stuart Graham, mengikuti jejak ayahnya dengan turun di GP250 pada 1962 silam. Ia tak pernah meraih gelar dunia, namun sukses merebut 14 podium di sepanjang kariernya, yang dua di antaranya merupakan kemenangan masing-masing di kelas GP50 dan GP125.

3 dari 7 halaman

Helmut dan Stefan Bradl

View this post on Instagram

#happyfathersday 😍❤️👨‍👦

A post shared by Stefan Bradl (@stefanbradl6) on

Helmut Bradl menjalani musim debutnya di ajang Grand Prix dengan turun di kelas GP250 pada 1986, namun baru turun semusim penuh pada 1988. Prestasi terbaiknya adalah runner up di kelas yang sama pada 1991, hanya tertinggal 17 poin dari Luca Cadalora.

Sang anak, Stefan Bradl, yang lahir pada 1989, menjalani debut Grand Prix pada 1005 di kelas GP125 sebagai rider wildcard. Pebalap Jerman ini pun mulai turun semusim penuh pada 2008. Pada 2010, ia naik ke Moto2 dan sukses meraih gelar dunia setahun setelahnya, mengalahkan Marc Marquez.

4 dari 7 halaman

Graziano dan Valentino Rossi

Graziano Rossi menjalani debut Grand Prix pada 1978 di kelas GP500 bersama Suzuki, dan setahun setelahnya turun di dua kelas, yakni di GP250 dan GP500 sekaligus. Di kelas GP250, ia sukses meraih lima podium dan tiga kemenangan bersama Morbidelli.

Sang anak, Valentino Rossi, mengikuti jejaknya pada 1996 dan justru menjadi salah satu rider tersukses sepanjang massa. The Doctor sukses meraih sembilan gelar dunia, yakni GP125 1997, GP250 1999, GP500 2001, serta MotoGP 2002, 2003, 2004, 2005, 2008, dan 2009.

5 dari 7 halaman

Kenny Roberts sr dan jr

Kenny Roberts sr dan jr

Carmelo Ezpeleta, Kenny Roberts Sr dan Kenny Roberts Jr. (c) Suzuki

Kenny Roberts sr dan jr merupakan satu-satunya pasangan ayah-anak yang pernah menjadi juara dunia di ajang Grand Prix. King Kenny menjalani debut di GP250 pada 1974, sebelum naik ke GP500 pada 1978 dan langsung merebut gelar dunia. Legenda Yamaha ini juga sukses juara pada 1979 dan 1980.

Kenny Roberts jr pun mengikuti jejak sang ayah di GP250 1993 dengan turun sebagai rider wildcard, dan turun semusim penuh sejak 1995. Setahun kemudian, ia naik ke kelas GP500, dan menduduki peringkat runner up pada 1999 usai pindah ke Suzuki. Pada 2000, ia pun sukses merebut gelar, mengalahkan Valentino Rossi.

Selain Kenny Roberts jr, Kenny Roberts sr juga punya satu anak lagi yang pernah turun di ajang Grand Prix, yakni Kurtis Roberts. Kurtis pernah menjalani balapan di GP250, GP500, dan MotoGP.

6 dari 7 halaman

Angel dan Pablo Nieto

Keluarga Nieto merupakan salah satu dinasti paling ternama di Spanyol, terutama di arena balap motor. Ini tak terlepas dari fakta bahwa Angel Nieto merupakan 13 kali juara dunia, yakni enam kali di GP50 dan tujuh kali di GP125. Secara total, mendiang Angel Nieto sukses meraih 139 podium yang 90 di antaranya merupakan kemenangan.

Sang anak, Pablo Nieto, mengikuti jejaknya dengan turun secara penuh di GP125 pada 1999. Meski tak pernah meraih gelar dunia seperti ayahnya, Pablo Nieto merupakan salah satu rider Spanyol yang diperhitungkan dengan raihan delapan podium dan satu kemenangan.

Pablo Nieto bukan satu-satunya anak Angel Nieto yang turun di ajang Grand Prix. Angel Nieto jr atau yang biasa disapa Gelete Nieto juga pernah turun di GP125 1996-2001. Sepupu mereka, Fonsi Nieto, juga pernah turun di GP125, GP250, MotoGP, dan Moto2 pada 1997-2010.

Pablo kini menjadi Manajer Tim Sky Racing VR46, Gelete kini menjabat sebagai Manajer Aspar Team yang selama dua musim terakhir dinamai Angel Nieto Team, sementara Fonsi kini menjadi pelatih balap Pramac Racing.

7 dari 7 halaman

Peter dan Philipp Oettl

View this post on Instagram

A post shared by Philipp Öttl (@philippoettl65) on

Peter Oettl menjalani debut Grand Prix di kelas GP80 pada 1987 silam, dan sukses duduk di peringkat ketiga pada 1989 dengan empat podium dan tiga kemenangan. Pada tahun yang sama, ia juga turun di kelas GP125. Prestasi terbaiknya di kelas ini adalah duduk di peringkat kelima pada 1994.

Sang anak, Philipp Oettl, mengikuti jejaknya dengan turun secara penuh di Moto3 pada 2013. Karier Philipp pun terhitung naik turun, namun ia merupakan salah satu rider yang kerap mengancam persaingan papan atas. Kemenangannya di Jerez, Spanyol, pada 2008, adalah momen membanggakan bagi Keluarga Oettl hingga sang ayah sampai menangis haru.