5 Kontroversi Sprint Race MotoGP: Bahaya Bertambah, Para Rider Marah Tak Diajak Diskusi

5 Kontroversi Sprint Race MotoGP: Bahaya Bertambah, Para Rider Marah Tak Diajak Diskusi
Pembalap MotoGP 2022. (c) Dorna Sports/MotoGP

Bola.net - Sejak diumumkan secara resmi pada Sabtu (20/8/2022), penambahan sprint race di MotoGP mulai 2023 memang menuai opini pro dan kontra. Jangankan para penggemar, para pembalapnya saja juga terbagi menjadi dua kubu, yakni kubu pendukung dan kubu yang menolak.

Sprint race bukan format baru di dunia balap. Namun, keberadaannya makin populer usai diterapkan di WorldSBK dan Formula 1. Meski begitu, berbeda dari WorldSBK dan F1, sprint race MotoGP takkan menentukan posisi start balapan pada Minggu (feature race).

Posisi start kedua balapan ditentukan sesi Kualifikasi 1 (Q1) dan Kualifikasi (Q2). Selain itu, alokasi mesin dan ban per musim tak mengalami perubahan. Poin yang tersaji di sprint race juga hanya diterima sembilan rider terbaik dan jumlahnya setengah dari poin yang tersaji di feature race.

Para pembalap seperti Marc Marquez, Jack Miller, Jorge Martin, dan Maverick Vinales mendukung sprint race. Namun, para rider seperti Fabio Quartararo, Aleix Espargaro, Pecco Bagnaia, dan Pol Espargaro sangat vokal menyatakan keberatan. Quartararo bahkan tak segan menyebut gagasan ini 'bodoh'.

Menjelang kelahirannya di MotoGP musim depan, sprint race sudah menyajikan sederet kontroversi. Tak hanya dikritik oleh sebagian pembalap, ada lima hal lain yang memicu rasa skeptis soal sesi ini. Berikut ulasannya.

1 dari 5 halaman

Tidak Didiskusikan dengan Para Pembalap

Tidak Didiskusikan dengan Para Pembalap

MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok. (c) Yamaha MotoGP

Kontroversi soal sprint race dimulai ketika para pembalap kompak mengaku tak mengetahui soal rencana ini sebelum Jumat, 19 Agustus 2022, di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Kebanyakan dari mereka makin jengkel karena mengetahuinya lewat media massa, bukan dari tim atau pabrikan.

Para pembalap meyakini bahwa mereka seharusnya menjadi pihak pertama sekaligus utama yang diajak berdiskusi oleh FIM, Dorna Sports, dan IRTA, mengingat olahraga ini berbahaya dan memiliki risiko tinggi, yang tentunya mengancam nyawa dan memicu cedera.

Meski beberapa rider mendukung adanya sprint race, mereka mengakui sesi ini bakal menambah beban mental dan fisik mereka. Selain itu, risiko bahaya jadi berlipat ganda. Sebagai catatan, MotoGP bakal memiliki 21-22 seri pada 2023, tak seperti WorldSBK yang hanya menggelar 12-13 seri per musim.

2 dari 5 halaman

Bikin Pembalap Makin Semangat Bentuk 'Serikat'

Bikin Pembalap Makin Semangat Bentuk 'Serikat'

MotoGP Austin 2022 di Circuit of The Americas (c) AP Photo

Langkah FIM, Dorna Sports, dan IRTA yang tak mengajak pembalap berdiskusi terlebih dahulu sebelum memastikan penambahan sprint race, membuat para rider semakin bersemangat membentuk 'serikat pembalap' seperti Grand Prix Drivers Association (GPDA) di Formula 1.

GPDA di F1 tak hanya membicarakan tingkat keselamatan, yakni hal yang selalu dibahas MotoGP lewat Safety Commission, melainkan juga membahas hak-hak mereka sebagai pembalap dan manusia. Ide membentuk serikat sudah serius digagas pada awal musim, bahkan didukung para rider seperti Marquez, Espargaro, dan Bagnaia.

Fabio di Giannantonio menyatakan bahwa para rider mulai mencari sosok yang bisa memimpin serikat ini. Seperti pernyataan Marquez, 'Diggia' menyebut sosok tersebut harus merupakan mantan pembalap yang belum terlalu lama pensiun. Andrea Dovizioso, yang akan pensiun usai Seri San Marino, jadi kandidat terkuat.

3 dari 5 halaman

CEO Dorna Sports Tuduh Media Massa Provokasi Para Rider

CEO Dorna Sports Tuduh Media Massa Provokasi Para Rider

CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta (c) MotoGP.com

Dalam jumpa pers untuk mengumumkan penambahan sprint race di Red Bull Ring pada Sabtu siang, CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, naik pitam ketika ditanya jurnalis soal gagasan para pembalap membentuk 'serikat', walau banyak rider sudah lantang menyatakan keinginan ini lewat media massa sejak awal musim.

Ezpeleta justru menuduh media massa memprovokasi para rider untuk mengucapkan pernyataan soal 'serikat pembalap'. "Ini mungkin sesuatu yang Anda comot dari opini beberapa rider. Anda kemudian menciptakan topik untuk dibicarakan. Namun, saya tak melihat satu pun rider membicarakan kepentingan serikat," ujarnya.

"Saya tak beropini untuk melawan kans itu, tetapi hubungan dekat antara para rider dan kejuaraan ini lebih baik daripada asosiasi apa pun di olahraga lain atau olahraga sejenis. Ini cuma argumen pers, bukan realita. Jika mereka ingin membentuk sesuatu, mereka harus bicara dengan saya, bukan dengan Anda," lanjut Ezpeleta.

4 dari 5 halaman

Dianggap Hanya Tiru-Tiru Formula 1 dan WorldSBK

Dianggap Hanya Tiru-Tiru Formula 1 dan WorldSBK

Pembalap Pata Yamaha WorldSBK, Toprak Razgatlioglu (c) Yamaha Racing

Keputusan FIM, Dorna Sports, dan IRTA menambahkan sprint race bertujuan agar MotoGP semakin seru, serta agar bisa menambah penonton TV dan penonton di sirkuit. Perlu dicatat, bahwa jumlah penonton MotoGP di trek rata-rata menurun dalam tiga tahun terakhir, terutama setelah Valentino Rossi pensiun.

Meski begitu, kehadiran sprint race di MotoGP dinilai banyak pihak hanya ikut-ikutan tren di Formula 1 dan WorldSBK. WorldSBK sendiri sudah menggelar sprint race yang dinamakan 'Superpole Race' sejak 2019, sementara F1 mulai menggelar sprint race pada 2021 dan hanya menggelarnya tiga kali per musim.

Banyak orang menilai rendahnya keseruan MotoGP bukan disebabkan kurangnya sesi yang menegangkan, melainkan disebabkan regulasi teknis. Para pembalap bahkan yakin permainan aerodinamika selama delapan tahun belakangan adalah biang keladi berkurangnya aksi saling salip sehingga balapan menjadi membosankan.

5 dari 5 halaman

Bikin Statistik Bersejarah MotoGP Membingungkan

Bikin Statistik Bersejarah MotoGP Membingungkan

Fabio Quartararo, Pecco Bagnaia, dan Aleix Espargaro (c) AP Photo

Penambahan sprint race ini tentunya akan mengubah sejarah MotoGP, yang sejak 1949 selalu menggelar satu balapan saja untuk tiap kelas Grand Prix. Sistem poin juga tentunya bakal berubah, mengingat sistem poin yang ada sekarang telah berlaku sejak 1993.

Namun, yang lebih membingungkan nanti adalah perhitungan jumlah kemenangan dan podium yang diperoleh seorang pembalap. Dalam pernyataannya lewat situs resmi kejuaraan, Minggu (21/8/2022), Sporting Director Dorna Sports, Carlos Ezpeleta, menjelaskan soal kerancuan ini.

Berbeda dari WorldSBK, kemenangan sprint race di MotoGP takkan digabung dengan statistik kemenangan feature race dan akan dibuatkan data tersendiri. Namun, hasil finis di posisi 2 dan 3 di sprint race takkan dianggap sebagai podium dan takkan mendapatkan apresiasi berbentuk data terpisah.