5 Kendala Mandalika yang Wajib Diatasi demi MotoGP 2023 yang Lebih Lancar dan Meriah

5 Kendala Mandalika yang Wajib Diatasi demi MotoGP 2023 yang Lebih Lancar dan Meriah
Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. (c) Dorna Sports, Twitter/MotoGP

Bola.net - Rangkaian pekan balap MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Lombok, 18-20 Maret 2022 selesai digelar. Ini adalah pertama kalinya MotoGP kembali ke Tanah Air usai penantian selama 25 tahun. Penyelenggaraannya pun meriah, bahkan sebelum balapan digelar, sehingga memuaskan dahaga fans balap yang sudah menantikan ajang ini sejak lama.

Para rider tak hanya disambut fans fanatik Indonesia, melainkan juga Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka. Mereka juga diberi kesempatan menjalani parade di jalanan Jakarta dan melihat sendiri betapa antusiasnya fans balap Merah Putih dalam memberikan cinta pada kejuaraan balap motor terakbar ini.

Kemeriahan kemudian berlanjut di Mandalika. Lebih dari 60.000 tiket balapan pada Minggu ludes terjual. Bahkan banyak orang merasa kecewa usai gagal dapat kans menonton. Di luar trek, perbincangan soal MotoGP juga menggaung di mana-mana, dan para rider pun terhanyut pada antusiasme fans sampai-sampai tak segan memamerkan momen-momen unik lewat media sosial.

Hujan deras yang mengguyur sebelum balapan kelas MotoGP digelar pun tak menyurutkan kehebohan di Mandalika. Namun, gelaran ini tak bisa dibilang sempurna. Pasalnya, masih banyak PR yang harus dikerjakan agar gelaran MotoGP Indonesia pada 2023 nanti bisa berjalan jauh lebih lancar dan meriah.

Ada pun beberapa persoalan yang muncul di Mandalika, yang harus diatasi demi kelancaran penyelenggaraan MotoGP dan ajang balap lainnya di sirkuit tersebut. Apa saja sih? Berikut ulasannya seperti yang dikutip dari Bola.com, Kamis (24/3/2022).

1 dari 5 halaman

Pengaturan Transportasi Masih Amburadul

Penonton telantar karena sulit mendapatkan shuttle bus usai balapan MotoGP Mandalika 2022. (c) Bola.com/Wiwig PrayugiPenonton telantar karena sulit mendapatkan shuttle bus usai balapan MotoGP Mandalika 2022. (c) Bola.com/Wiwig Prayugi

Salah satu kendala terbesar adalah transportasi. Selepas balapan, banyak fans telantar berjam-jam di area tunggu shuttle bus karena minimnya transportasi. Bahkan baru ada yang bisa pulang jelang tengah malam. Panitia dinilai belum maksimal mengantisipasi penonton yang keluar dari sirkuit hampir bersamaan. Alhasil, para penonton memilih berjalan kaki menuju ke area Parkir Timur dan Barat.

Panitia juga tak menyediakan tempat menunggu shuttle bus yang jelas, sehingga tidak sedikit fans yang bingung. Sukarelawan maupun panitia lainnya juga jumlahnya sangat sedikit, sehingga penonton sulit menemukan informasi. Penonton juga dibuat terlantar di Parkir Barat dan Parkir Timur karena shuttle bus ke jurusan berbagai tempat jumlahnya minim, terutama ke rute ke eks Bandara Selaparang, Mataram.

Ketersediaan armada bus sangat jomplang dengan jumlah penonton. Tak sedikit penonton yang terpaksa merelakan tiket pesawatnya hangus pada hari itu karena terjebak kemacetan maupun tak kunjung bisa naik bus gratis untuk meninggalkan area sirkuit. Beberapa penonton bahkan mengaku kapok menonton MotoGP.

"Saya bisa dibilang kapok nonton balapan MotoGP Mandalika selama infrastruktur masih seperti ini Armada transportasi sedikit banget. Tadi saya dengar ada penonton yang harus ketinggalan pesawat karena menginap di Gili, dan kena macet di sirkuit," kata Frenky, penonton yang mengaku berasal dari Jakarta.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah kompak meminta maaf atas kejadian ini. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi menjelaskan pihaknya telah menurunkan 287 shuttle bus berkapasitas 24 orang, 278 unit bus antarmoda, manajemen rekayasa lalu lintas, serta dukungan dari layanan penyeberangan selama MotoGP Mandalika.

"Saya sebelumnya mendapatkan laporan pada hari terakhir pelaksanaan MotoGP Mandalika 2022 banyak masyarakat yang belum terlayani oleh bus antarmoda yang kami siapkan. Kami meminta maaf dan akan segera menggelar rapat evaluasi untuk melihat penyebabnya," kata Budi lewat Antara.

2 dari 5 halaman

Area Sirkuit Masih Banyak yang Becek usai Hujan Lebat

Situasi Sirkuit Mandalika yang becek akibat hujan deras. (c) Bola.com/Hendry WibowoSituasi Sirkuit Mandalika yang becek akibat hujan deras. (c) Bola.com/Hendry Wibowo

Area Sirkuit Mandalika belum bisa dibilang ideal. Kawasan di sekitar sirkuit masih sangat becek setelah diguyur hujan lebat. Kondisi itu benar-benar menyulitkan para penonton setelah balapan berakhir, apalagi karena mereka susah mendapatkan bus gratis menuju Parkir Barat atau Parkir Timur, dan terpaksa berjalan jauh.

Mereka harus berjuang keras berjalan jauh karena area sirkuit sangat becek setelah diguyur hujan. Bahkan penonton yang membeli tiket VIP yang nilainya sekitar Rp10 juta hingga Rp15 juta tetap merasakan berbecek-becek setelah keluar dari tribune dan sirkuit.

Perjuangan semakin berat karena banyak area di luar sirkuit yang masih berupa tanah, sehingga kondisinya tak bagus, terutama jika mendapat guyuran hujan. Kondisi itu benar-benar membuat tidak nyaman para penonton.

Salah seorang penonton, Jessica, menyebut pengaturan transportasi yang kacau membuat tak sempurna perhelatan di Mandalika. "Selain itu, banyak area sirkuit yang belum siap. Jadi kalau hujan becek," ujarnya.

3 dari 5 halaman

Penerangan di Area Sirkuit Masih Jauh dari Ideal

Penerangan di Area Sirkuit Masih Jauh dari Ideal

MotoGP Indonesia 2022 di Sirkuit Mandalika, Lombok. (c) Yamaha MotoGP

Penerangan di luar Sirkuit Mandalika dinilai masih memadai dan sempurna. Efeknya sangat dirasakan para penonton yang terlantar setelah balapan MotoGP Mandalika 2022, Minggu (20/3/2022).

Banyak penonton yang terpaksa berjalan kaki dari gate sirkuit ke kawasan Parkir Barat/Timur karena susah mendapatkan bus gratis. Namun, berjalan kaki dari gate ke area parkir tidak mudah karena sudah malam dan penerangan tidak ideal.

Masih ada beberapa tempat yang kondisinya gelap, sehingga akan membuat sulit penonton jika balapan motor molor dan baru rampung menjelang malam. Panitia pelaksana semestinya segera menambah sarana penerangan di sirkuit untuk mempermudah penonton jika balapan rampung malam hari.

4 dari 5 halaman

Fasilitas Pendukung Harus Ditambah

Penonton harus berdesak-desakan masuk ke area Sirkuit Mandalika menjelang balapan, Minggu (20/3/2022). (c) Bola.com/Hendry WibowoPenonton harus berdesak-desakan masuk ke area Sirkuit Mandalika menjelang balapan, Minggu (20/3/2022). (c) Bola.com/Hendry Wibowo

Fasilitas pendukung untuk penonton MotoGP Mandalika masih kurang, seperti tempat makan, tempat menunggu, hingga toilet, dan tempat sampah.

Area Parkir Timur sama sekali belum dilengkapi fasilitas pendukung yang layak. Tempat menunggu hingga warung/stand makanan sama sekali tidak ada di area tersebut. Efeknya, itu membuat penonton kesulitan ketika terlantar karena armada transportasi minim setelah balapan.

Penonton yang terpaksa berjalan jauh lebih dari 4 km, tidak bisa menemukan stand makanan sama sekali sepanjang perjalanan. Di Parkir Timur juga belum ada ruang/tempat tunggu yang layak bagi penonton yang masih menantikan bus gratis. Fasilitas pendukung seperti itu akan membuat penonton perhelatan MotoGP 2022 dengan lebih mudah dan tenang.

5 dari 5 halaman

Harus Ada Regulasi Tarif Penginapan

Harus Ada Regulasi Tarif Penginapan

Fabio Quartararo, Miguel Oliveira, dan Johann Zarco di podium MotoGP Mandalika 2022. (c) AP Photo

Banyak penonton dibuat pusing tujuh keliling menemukan penginapan selama perhelatan MotoGP Mandalika 2022. Penginapan di Lombok, terutama kawasan Lombok Tengah, Mataram, hingga Senggiggi benar-benar penuh.

Bahkan, tidak sedikit terpaksa menginap di Gili Trawangan dan Bali karena tidak mendapatkan hotel, guest house, atau homestay yang dekat sirkuit. Bak jatuh tertimpa tangga, penonton juga dibuat pening karena harga penginapan melambung gila-gilaan.

Bahkan, terdapat banyak penginapan yang memasang tarif sangat tinggi, lebih dari tujuh kali lipat harga normal. Jika tidak ada regulasi pengaturan tarif penginapan, penonton lah yang akan dirugikan.

"Seharusnya ada regulasi penetapan batas atas tarif penginapan, sehingga harganya terkontrol. Ada lho penginapan yang tarifnya naik hingga 10 kali lipat dibanding harga normal. Hal seperti itu tidak boleh dibiarkan, supaya penonton yang datang tidak kapok," kata salah seorang warga Mataram, Maulana.

Disadur dari: Bolacom (Yus Mei Sawitri) | Dipublikasi: 24 Maret 2022