115 Kali Menang, Valentino Rossi Beber Alasan Hanya 3 yang Dilabeli 'Terbaik'

115 Kali Menang, Valentino Rossi Beber Alasan Hanya 3 yang Dilabeli 'Terbaik'
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Valentino Rossi (c) Yamaha

Bola.net - Valentino Rossi resmi mengumumkan dirinya akan pensiun dari MotoGP akhir musim ini, yakni dalam usia 42 tahun, usai 26 musim berlaga di ajang Grand Prix. Selama berkarier, rider Petronas Yamaha SRT ini diketahui mengoleksi 235 podium, yang 115 di antaranya merupakan kemenangan.

Lewat BT Sport pada April 2020, Rossi mengaku ada tiga kemenangan yang ia yakini sebagai kemenangan terbaik, karena ia jalani dengan pertarungan yang sangat sengit dan dijalani dengan para rival bebuyutan. Mereka adalah MotoGP Welkom, Afrika Selatan pada 2004, MotoGP Laguna Seca, Amerika Serikat pada 2008, dan MotoGP Catalunya, Spanyol, pada 2009.

"Dalam peringkat personal terkait kemenangan di karier saya, ada tiga kemenangan yang terhebat, yakni Welkom 2004, kemenangan perdana saya dengan Yamaha; Laguna Seca 2008, pertarungan Casey Stoner; dan Barcelona 2009, pertarungan sampai tikungan terakhir dengan Jorge Lorenzo. Inilah tiga kemenangan terbaik saya," ujarnya seperti yang dikutip Crash.net.

Mengapa sih Rossi bisa menganggap tiga kemenangan ini begitu lekat di hatinya sampai-sampai menyebutnya sebagai tiga kemenangan terbaik? Berikut ulasannya.

1 dari 4 halaman

MotoGP Afrika Selatan 2004

MotoGP Afrika Selatan 2004

Valentino Rossi pada 2004 (c) MotoGP.com

MotoGP Afrika Selatan 2004 di Sirkuit Welkom, menandai balapan pertama Rossi sebagai pebalap Yamaha Factory Racing, mengingat empat tahun sebelumnya ia membela Honda dan meraih tiga gelar dunia di kelas tertinggi.

Kepindahan Rossi ke Yamaha kala itu memang sangat menghebohkan karena ia sedang jaya-jayanya dengan Repsol Honda, namun justru pindah ke pabrikan yang sama sekali belum pernah meraih gelar dunia di kelas tertinggi sejak GP500 1992 lewat Wayne Rainey.

Banyak yang meyakini bahwa langkah Rossi tersebut merupakan blunder besar, dan banyak pihak ragu ia bahkan bisa menang di atas YZR-M1. Kenyataannya, Rossi malah langsung menang di Welkom, yang kebetulan juga merupakan seri perdana musim 2004.

Tak hanya itu, kemenangan ini makin memuaskan setelah Rossi berhasil mengalahkan salah satu musuh bebuyutannya, Max Biaggi, yang kala itu membela Camel Honda dan tadinya lebih diunggulkan. Pada akhir musim, Rossi bahkan sukses meraih gelar dunia dengan Yamaha.

2 dari 4 halaman

MotoGP Amerika Serikat 2008

MotoGP Amerika Serikat 2008

Valentino Rossi dan Casey Stoner (c) MotoGP.com

Menjelang MotoGP Amerika Serikat yang digelar di Sirkuit Laguna Seca pada 2008, Casey Stoner yang membela Ducati Team dan merupakan juara dunia bertahan, dijagokan karena sukses meraih kemenangan di gelaran setahun sebelumnya.

Tenaga kuat mesin Desmosedici pun membuat banyak pihak memprediksi Stoner akan kembali berjaya di trek tersebut, namun Rossi, yang saat sesi latihan tertinggal lumayan jauh tak mau tinggal diam, apalagi ia belum pernah menang di Laguna Seca.

Semalam sebelum balapan, Rossi dan timnya pun putar otak untuk mencari cara agar bisa menyaingi Stoner. Mengingat mesin YZR-M1 tak terlalu bertenaga, maka Rossi mengakalinya dengan cara melakukan manuver-manuver agresif di banyak tikungan.

Salah satu bukti agresinya bisa dilihat saat ia menyalip Stoner di Tikungan Corkscrew pada pertengahan balap, di mana ia berambisi menyalip Stoner dari jalur dalam tikungan, hingga akhirnya melewati gravel dan nyaris menabrak Stoner saat kembali ke area aspal.

Keduanya pun terus menjalani aksi saling salip, sampai akhirnya Stoner terjatuh di tikungan terakhir beberapa lap menjelang finis akibat tertekan oleh Rossi. Rossi sendiri akhirnya meraih kemenangan perdana, sekaligus satu-satunya, di Laguna Seca.

3 dari 4 halaman

MotoGP Catalunya 2009

MotoGP Catalunya 2009

Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo di Catalunya 2009. (c) MotoGP.com

Tahun 2009 menandai tahun kedua Rossi bertandem dengan Jorge Lorenzo di Yamaha Factory Racing. Sejak awal, keduanya kerap cekcok baik di dalam maupun luar lintasan, namun balapan di Sirkuit Catalunya, Spanyol, pada musim itu mempertegas rivalitas di antara keduanya.

Lorenzo yang merupakan rider tuan rumah, tentu ingin meraih kemenangan di kandang. Di lain sisi, Rossi tercatat sebagai rider tersukses di Catalunya, kala itu mengantongi 8 kemenangan, dan tentu ia ingin menambah koleksinya. Persaingan pun makin panas karena keduanya membela tim yang sama.

Sejak awal balapan, mereka pun bersaing sengit hingga akhirnya berduel sendiri, meninggalkan rider-rider lain di belakang. Tapi bukan hanya fakta keduanya berduel sengit sampai finis yang diingat oleh banyak orang, melainkan peristiwa yang terjadi tepat di lap pemungkas.

Manuver menyalip yang tak terduga pun dilakukan Rossi kepada Lorenzo tepat di tikungan terakhir, yakni tikungan yang dianggap banyak pengamat dan pebalap lain sebagai tempat yang mustahil untuk menyalip. Rossi pun meraih kemenangan, sementara Lorenzo harus puas finis kedua.

Sumber: BT Sport, Crashnet