Watford Dan Mimpi Prematur Klub Promosi

Watford Dan Mimpi Prematur Klub Promosi
(c) Watford
Bola.net - Menempati peringkat ke-2 klasemen akhir Divisi Championship musim lalu, Watford memastikan diri ambil bagian di Premier League musim kompetisi 2015/2016. Watford melengkapi jatah tiga klub yang akan naik kasta bersama AFC Bournemouth, dan Norwich City.

Sejatinya ini bukan kesempatan pertama bagi Watford merasakan ketatnya persaingan Premier League. The Hornets, julukan Watford, pernah dua kali menjajal kerasnya persaingan Premier League pada kesempatan sebelumnya.

Sial bagi Watford, dalam dua kesempatan tersebut, musim 1999/2000, dan 2006/2007, mereka tak mampu bertahan dan langsung terdegradasi. Ibarat pepatah, mereka hanya mampir minum saja. Lebih nahas lagi, dalam dua kesempatan tersebut mereka harus mengakhiri musim sebagai juru kunci klasemen.

Kini Watford telah kembali ke Premiere League. Tak ingin nasib nahas mereka pada dua kesempatan sebelumnya terulang, mereka banyak berbenah. Bongkar pasang pemain mereka lakukan, bahkan, posisi juru taktik juga mereka rombak.

Dimulai dari posisi paling sentral, pelatih. Pelatih yang musim lalu mengantar mereka promosi, Slavisa Jokanovic, secara mengejutkan harus kehilangan pekerjaanya. Pelatih asal Serbia tersebut harus merelakan tempatnya kepada Quique Sanchez Flores, pelatih asal Spanyol yang pernah mengantar Atletico Madrid menjuarai Europa League 2009/2010.

Sementara itu, Miguel Britos, Jose Holebas, Sebastian Prodl, Valon Behrami, Jurado, Etiene Capoune mereka daratkan ke Vicarage Road Stadium untuk menambah kekuatan mereka. Catatan khusus patut ditunjukkan kepada Jurado yang merupakan pemain kunci kunci bagi Quique Sanchez Flores kala mengantar Atletico menjuarai Europen League 2009/2010 silam.

Dengan serangkaian perubahan tersebut, memang masih mustahil jika mereka mematok target juara. Namun, mereka sangat berharap dengan perubahan ini mereka mampu bersaing di papan tengah, atau setidaknya tidak lagi terdegradasi seperti yang terjadi pada dua kesempatan sebelumnya.

Dengan belanja pemain dan pergantian pelatih yang sudah mereka lakukan, mampukah Watford memberi kejutan pada Premier League musim ini?. Ataukah hanya akan mengalami mimpi prematur seperti yang pernah terjadi pada klub Premier League lain.

Queens Park Rangers dan Portsmouth telah telah mengalaminya. Mereka mendatangkan sederet bintang dengan mimpi bisa bersaing di Premier League. Namun, nyatanya yang mereka dapatkan hanya mimpi prematur. Deretan pemain bintang justru membuat tidur mereka tidak nyenyak. Mimpi indah yang mereka dambakan menjadi prematur. Suka cita di awal musim berubah petaka degradasi pada akhir musim.

Musim lalu, QPR pada awal musim mendatangkan sederet pemain bintang seperti Steven Clauker, Rio Ferdinand, Leroy Fer, Sandro, Mauricio Isla, Eduardo Vargas, Nico Krancar dan Mauro Zarate. Hasilnya, juru kunci klasemen. Selain terdegradasi, mereka juga sedang mendapat ancaman sanksi akibat dugaan pelanggaran aturan Financial Fair Play.

Hal yang sama juga terjadi pada Portsmouth pada musim 2009/2010. Kendati bukan musim pertama mereka promosi ke Premier League, tapi belanja besar yang mereka lakukan pada musim itu membuat mereka kesulitan keuangan. Hal tersebut diperparah dengan mundurnya bos mereka, Sulaiman Al Fahim. Portsmouth mengakhiri musim sebagai juru kunci dengan materi pemain mentereng seperti Nwankwo Kanu, Aruna Dindane, Jhon Utaka, Kevin-Prince Boateng, Papa Bouba Diop, dan Younes Kaboul.

Namun, tak selamanya nasib klub promosi selalu berakhir negatif. Kesuksesan Swansea City bisa jadi contohnya. Mereka tidak melakukan belanja besar sehingga membuat fondasi klub roboh. Klub asal Wales ini melakukan belanja dengan efektif di bursa transfer. Bagi Swansea, apa yang sudah dibangun tidak perlu di rubah, hanya perlu diperbaiki dan diperkuat.

Jadi, menarik untuk kita nanti kelanjutan aksi Watford dalam mengarungi Premier League musim depan. Apakah mereka akan mengulang nasib nahas mereka di dua kesempatan sebelumnya, sekaligus menyusul apa yang pernah dialami oleh QPR dan Portsmouth. Atau mereka menjelma sebagai Swansea yang semakin mapan di Premier League. [initial]

   (bola/asa)