Perjalanan Audisi Umum PB Djarum Harumkan Indonesia di Bulu Tangkis

Perjalanan Audisi Umum PB Djarum Harumkan Indonesia di Bulu Tangkis
Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum 2019 (c) PB Djarum

Bola.net - Final sudah, bahwa PB Djarum memutuskan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis mulai tahun depan karena tak ingin berlarut-larut dalam polemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

KPAI menuding ada pemanfaatan anak-anak untuk mempromosikan produk Djarum yang identik dengan rokok dalam audisi tersebut. Di satu sisi, PB Djarum yang berdiri sejak 1974 rutin menyumbang atlet yang mengharumkan nama bangsa. Pencapaian paling membanggakan terjadi pada 1992 dan 2016.

Alan Budikusuma mempersembahkan medali emas Olimpiade nomor tunggal putra pada 2016. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mengulang capaian tersebut 14 tahun berselang. Sama-sama besar di PB Djarum, mereka menyumbang medali emas ketujuh Indonesia di Olimpiade.

1 dari 4 halaman

Sumbangsih PB Djarum

Selain Olimpiade, atlet PB Djarum juga berprestasi di All England. Beberapa nama yang sukses juara lebih dari satu kali adalah Liem Swie King (3), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (3), Haryanto Arbi (2), Rudy Gunawan (2), hingga Kevin Sanjaya (2). Liliyana Natsir (4 kali), Tontowi Ahmad (2), Haryanto Arbi (2), dan Sigit Budiarto juga memenangi Kejuaraan Dunia.

Atlet PB Djarum turut bersinar pada secara kolektif. Catatan paling mentereng terjadi kala Indonesia memenangkan Piala Thomas 1984. Ketika itu tujuh dari delapan anggota tim merupakan anggota PB Djarum.

2 dari 4 halaman

Pencarian Bakat Selanjutnya

Audisi Djarum 2019 masih akan dilanjutkan hingga final pada November 2019. Tapi pada tahun 2020 tidak akan ada lagi. Audisi Bulutangkis Djarum sendiri sudah digelar sejak 2006.

"PB Djarum akan kembali mencari bakat-bakat pemain melalui turnamen-turnamen lagi setelah audisi umum dihentikan," kata Yoppy Rosimin, selaku Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation pada Minggu (8/9/2019).

3 dari 4 halaman

Cakupan Terbatas

Yoppy mengatakan dari turnamen-turnamen itu memang bisa didapatkan bibit-bibit pemain. Namun, cakupannya menjadi lebih terbatas. Apalagi selama ini audisi digelar hingga ke luar Jawa.

"Kesempatan bagi bibit-bibit bari berbagai daerah akan berkurang. Mungkin tak ada lagi peserta dari Luwuk, Parigi atau tempat-tempat dari berbagai pelosok Indonesia. Yang terjaring nantinya bibit-bibit dari tempat terbatas, serta mereka yang punya kemampuan finansial untuk ikut berbagai turnamen, atau punya uang untuk ke Kudus," kata Yoppy.

4 dari 4 halaman

Tuduhan Eksploitasi Anak

Meskipun menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis, PB Djarum akan tetap berkomitmen melanjutkan mencetak bibit-bibit usia dini, tentu dengan cara berbeda.

Yoppy mengatakan keputusan itu terpaksa diambil karena sudah ada pembicaraan dengan berbagai pihak, tapi tak ada jalan keluar. "Kami tak mau masalah ini mengambang terus, jadi pilih mendarat saja. Jadi kami mengambil keputusan ini pada Rabu (4/9/2019), kemudian diumumkan secara resmi pada Sabtu (7/9/2019)," ujar Yoppi.

Disadur dari: Bolacom dan Liputan 6/Penulis: Okie Prabhowo/Editor: Harley Ikhsan dan Yus Mei Sawitri/Dipublikasi: 10 September 2019