Membangun Klub Elite dengan Uang Hasil Korupsi dari Indonesia

Membangun Klub Elite dengan Uang Hasil Korupsi dari Indonesia
Ilustrasi (c) FCB

Bola.net - - Korupsi merupakan masalah pelik di negara Indonesia ini. Negara tercatat sudah rugi ratusan triliun rupiah akibat ulah manusia-manusia yang serakah.

Dalam sebuah laporan, dalam waktu yang relatif singkat, Indonesia mengalami kerugian sekitar 200 triliun akibat korupsi yang terjadi antara tahun 2001 hingga 2015. Jumlah tersebut tentu saja sangat besar.

Seumpama hasil dari korupsi tersebut dikembalikan pada kas negara, lalu untuk membenahi sepakbola kita yang masih amburadul, tentu akan memberikan perubahan besar. Uang itu bisa untuk membangun infrastruktur untuk pengembangan sepakbola di berbagai level dan lain sebagainya.

Sementara itu terdapat uang 22 triliun rupiah yang kembali masuk ke kas negara lewat pengadilan. Dengan jumlah uang yang sudah kembali itu saja, sepertinya juga sudah cukup untuk membangun sebuah klub elite lengkap dengan 11 pemain bintang beserta fasilitas-fasilitas yang diperlukan.

Bayangkan saja Indonesia kemudian membentuk sebuah konsorsium yang menaungi sebuah klub elite. Kemudian klub tersebut nantinya bisa ikut berkompetisi liga top Eropa.

Lebih mudah memang jika uang 20 triliun yang kurang lebih setara dengan 1 miliar euro digunakan untuk membeli saham sebuah klub yang sudah jadi di Eropa. AC Milan, misalnya, bisa dibeli dengan harga sekitar 800 juta euro.

Tapi kami akan mencoba membangun klub yang benar-benar baru dengan cara mendatangkan sejumlah pemain untuk setiap posisi. Kami mencoba senyata mungkin, artinya pemain yang kami datangkan adalah pemain yang berpeluang meninggalkan klubnya saat ini.

Kriteria pemain yang biasanya bersedia meninggalkan klub adalah pemain yang tinggal menyisakan kontrak jangka pendek dan bukan lagi menjadi bagian penting dalam sebuah klub. Oleh sebab itu mempertimbangkan durasi kontrak ketika mendatangkan pemain juga penting.

Selain itu, pemain yang ingin hengkang dari klub juga masuk dalam pertimbangan kami. Sebab posisi pemain yang ingin hengkang akan semakin mudah bagi kami untuk mendapatkan pemain bersangkutan.

Seperti yang disebutkan di awal, kami punya dana 1 miliar euro untuk membangun tim. Kami akan menggunakan dana senilai 400 juta euro untuk membeli pemain untuk masing-masing posisi. Adapun patokan harga kami sesuaikan dengan harga yang tertera pada setiap pemain, mengacu pada nilai transfer terbaru di laman transfermarkt.com.

Penjaga Gawang

Iker Casillas

Harga: 2 juta euro

Mantan pemain Real Madrid itu sekarang membela Porto. Kontraknya bersama klub asal Portugal tersebut tinggal menyisakan satu musim lagi.

Mungkin ia sudah cukup tua. Namun kehadirannya akan sangat penting untuk sebuah klub baru. Pengalamannya akan sangat bermanfaat untuk tim. Ia juga punya jiwa kepemimpinan yang bagus dan cocok untuk menjadi kapten tim.

Usia Casillas sudah 36 tahun. Namun untuk posisi penjaga gawang, usia tua sepertinya rasanya tak terlalu bermasalah. Ia bisa didapatkan dengan harga yang relatif murah. Hanya gajinya yang mungkin cukup tinggi.

Bek

Luke Shaw (18 juta euro), Virgil van Dijk (30 juta euro), Matthijs de Ligt (5 juta euro), Matteo Darmian (12 juta euro)

Total Harga: 65 juta euro.

Luka Shaw—merupakan fullback kiri yang tidak bahagia di Manchester United. Ia kerap mengalami cedera sehingga banyak terkurung di ruang perawatan. Pemain 22 tahun tersebut sebenarnya pemain yang sangat bagus. Ia merupakan pemain penting ketika masih bermain di Southampton. Namun kemudian ia sulit berkembang di Manchester United.

Mendatangkan Shaw bisa dikatakan sebuah perjudian. Namun mengingat talenta yang dimiliki, ia bisa menjadi pemain yang berbeda daripada saat bermain di Old Trafford.

Virgil van Dijk – bek asal Belanda ini santer dikaitkan akan hengkang pada bursa transfer musim panas lalu. Ia disebut-sebut akan gabung dengan Liverpool namun urung terjadi. Pada bursa transfer musim dingin nanti, mungkin ia akan kembali mempertimbangkan untuk hengkang dari klubnya sekarang.

Memang ia masih punya kontrak yang cukup panjang sampai 2022 mendatang, namun keinginannya hengkang dari klubnya sekarang akan lebih mudah untuk merayunya untuk gabung dengan klub lain.

Matthijs de Ligt—pemain 18 tahun ini mungkin masih sangat asing di media. Namun dia memiliki potensi besar dan terus mengalami perkembangan bersama usianya yang masih muda. Ia bisa menjadi aset masa depan jika proyek membangun tim dari hasil korupsi ini memang berjalan dengan baik.

Matteo Darmian – hampir sama dengan Shaw, Darmian adalah pemain bagus yang sulit bersinar di Manchester United. Ia bisa didapatkan dengan harga 12 juta euro. Darah Italia mengalir di dalam tubuh bek usia 27 tahun ini. Ketika bermain di Torino, ia merupakan pemain penting yang memberikan keamanan di lini bertahan dan bisa membantu kala menyerang.

Gelandang

Mesut Ozil (50 juta euro), Emre Can (22 Juta euro), Julian Weigl (25 juta euro)

Total Harga: 97 juta euro

Mesut Ozil – akan habis kontraknya di Arsenal pada akhir musim ini. Sampai saat ini pemain asal Jerman tersebut belum memperpanjang kontraknya. Mungkin memang mantan pemain Real Madrid tersebut tak ingin bermain di Arsenal lagi dan kami bisa mendapatkannya dengan harga 50 juta euro.

Emre Can—bisa menjadi gelandang yang pas bersama dengan Ozil di lini tengah dan keduanya sama-sama dari Jerman. Can juga santer disebut akan meninggalkan Anfield jika bursa transfer yang akan datang sudah buka. Kontraknya di Liverpool akan habis pada akhir musim ini.

Julian Weigl—adalah pemain muda milik Dortmund yang menjadi incaran Barcelona dan Manchester City. Tentu saja pemain 22 tahun terebut punya kualitas tinggi. Ia kerap bermain sebagai gelandang bertahan. Usianya yang masih sangat muda bisa menjadi harapan masa depan klub. Dan ia akan menjadi menjadi tumpuhan di lini tengah bersama Ozil dan Can.

Penyerang

Alexis Sanchez (65 juta euro), Gareth Bale (80 juta euro), Kasper Dolberg (14 juta euro).

Total Harga: 159 juta euro

Alexis Sanchez—sama dengan Ozil, Sanchez juga santer disebut ingin meninggalkan Arsenal. Kontraknya akan habis di akhir musim ini namun belum tanda tangan kontrak baru hingga saat ini. Ia santer disebut menjadi incaran Manchester City dan ia bisa didapatkan dengan harga 65 juta euro. Memiliki pemain seperti Sanchez pastinya akan memudahkan sebuah tim untuk membobol gawang lawan. Ia merupakan mesin gol bagi Arsenal.

Gareth Bale—sedang mengalami masa sulit di Real Madrid. Akhir-akhir ini ia tak banyak bermain karena mengalami cedera. Kala bermain, mantan pemain termahal dunia tersebut sering mendapat cemooh dari fans Real Madrid sendiri. Hal itu diduga menghambat Bale untuk mengeluarkan performa terbaiknya.

Bale punya peluang hengkang dari Real Madrid. Ia mengalami tekanan di sana, sementara pihak petinggi Madrid juga tak mau membiarkan masalah Bale terus berlarut. Oleh sebab itu, Madrid dipercaya bisa melepas Bale agar harganya tak terlalu anjlok di pasaran.

Kasper Dolberg—adalah pemain muda milik Ajax Amsterdam. Pemain 20 tahun ini digadang-gadang akan menjadi penerus Zlatan Ibrahimovic. Musim ini ia mengumpulkan lima gol dari 18 penampilan. Bagi pemain seumurannya, jumlah gol tersebut sudah terbilang cukup banyak. Dan yang terpenting, pemain asal Denmark ini masih bisa lebih baik lagi ke depannya. Pantas jika ia dihargai 14 juta euro.

Total untuk membeli semua pemain yang telah disebutkan di atas senilai 323 juta euro. Sisa 77 juta euro dari anggaran 400 juta euro bisa untuk membeli pemain cadangan. Tentu saja pemain lapis kedua tak perlu semahal pemain utama.

Kemudian untuk membangun stadion, misalnya sebesar Emirates Stadium milik Arsenal, membutuhkan dana sekitar 400 juta euro. Stadion itu nantinya bisa menampung sekitar 60 ribu penonton.

Masih ada sisa 200 juta euro dan itu bisa dianggarkan untuk biaya operasional tim termasuk gaji untuk para pemain dan pelatih selama satu musim [hampir setara dengan pengeluaran Arsenal selama satu musim 2016/2017 senilai 263 juta euro].

Tentu saja bayangan di atas hanya sebuah angan-angan yang terkesan ngawur. Namun yang ingin kami tekankan di sini kerugian negara karena korupsi di Indonesia ini sangat besar. Seandainya uang itu bisa kembali dan kemudian digunakan untuk membangun sepakbola di Indonesia, hasilnya pastilah sangat signifikan.