
Bola.net - - PSMS Medan memang hanya berpeluang kecil untuk lolos ke final Piala Presiden 2018 setelah mengalami kekalahan 4-1 dari Persija Jakarta di leg pertama. Namun demikian, tim berjuluk Ayam Kinantan tersebut tetap memiliki peluang lolos jika memiliki pendekatan yang tepat pada leg kedua nanti.
Pertemuan kedua nantinya akan kembali berlangsung di Stadion Manahan Solo, Senin (12/2), pada pukul 14.30 WIB. Sebelumnya, tempat ini juga menjadi arena pertarungan antara kedua kubu pada leg pertama.
Jika melihat kembali performa antara kedua tim pada leg pertama, cukup berimbang kecuali pada hasil akhir yang terpampang di papan skor. Dari segi permainan, PSMS bisa dikatakan mampu mengimbangi permainan Macan Kemayoran.
Setelah pertandingan selesai, tercatat bahwa penguasaan bola tidak berbeda jauh. Persija menguasai bola sebanyak 52 persen sementara PSMS 48 persen. Jumlah tembakan hanya selisih satu poin, PSMS melakukan tembakan tepat sasaran delapan kali sementara Persija sembilan kali. Yang membedakan, upaya PSMS hanya satu biji yang berbuah gol sementara Persija mencetak empat gol.
Usai pertandingan, pelatih PSMS Djajang Nurdjaman, mengatakan pasukannya kalah pengalaman dari Persija yang musim lalu merupakan kontestan Liga 1 yang musim ini mendapat jatah bermain di Piala AFC. Sementara PSMS sendiri merupakan klub promosi dari Liga 2.
"Konsentrasi kami pecah. Kami sempat bangun dan membalap tapi pemain kami kalah pengalaman. Berbeda dengan Persija yang sarat pengalaman," ujar mantan pelatih Persib Bandung yang karib disapa Djanur tersebut.
Ada benarnya apa yang dikatakan Djanur di atas. Tapi masalah sebenarnya dalam kekalahan tersebut tidak seluruhnya karena pengalaman. Dalam skuat PSMS saat ini juga terdapat pemain sarat pengalaman seperti Muhamad Roby atau Legimin Raharjo. Kekalahan PSMS di leg pertama itu lebih karena pendekatan yang kurang tepat.
Kesalahan PSMS di Leg Pertama Lawan Persija
PSMS Medan
Pada leg pertama kemarin, pertandingan antara kedua kubu berjalan agresif sejak menit awal. Persija langsung memberikan tekanan pada barisan pertahanan PSMS.
Strategi mencuri gol cepat yang dilancarkan Persija sukses. Ketika pertandingan baru berjalan empat menit, gawang PSMS sudah kebobolan lewat tendangan Marko Simic.
Setelah kebobolan satu gol, PSMS langsung ingin membalas dan bermain terbuka. Ini kesalahan yang dilakukan PSMS.
Bahwa memang benar dalam pertemuan ini, PSMS bertindak sebagai tuan rumah. Tapi bagaimanapun, PSMS tetap dalam laga ‘tandang’ karena berlangsung di Solo yang jauh dari Medan. Di tempat yang sebenarnya netral ini, pendukung Persija justru jauh lebih banyak dari PSMS. Tekanan pun tentu lebih berat dirasakan pemain PSMS.
Nah, ketika PSMS bermain terbuka membuat pemain –yang jika memang benar ada yang kurang berpengalaman – tampil grogi, khususnya di lini belakang. Buruknya koordinasi menjadikan tembok pertahanan tim besutan Djanur begitu mudah dihancurkan.
Pada menit 12, PSMS kembali kebobolan. Tak berselang lama, penjaga gawang Abdul Rahim yang sebenarnya bermain ciamik dalam laga ini harus memungut bola dari dalam gawangnya lagi. Hanya dalam waktu 15 menit skor sudah berada pada angka 3-0.
Jika seandainya PSMS lebih sabar dan tenang, kekalahan dari Persija dipercaya tak akan separah ini. Bahkan mungkin mereka bisa bangkit dan balik unggul.
Dua penyerang PSMS Wilfried Yesson dan Sadney Urikhob adalah pemain bagus. Beberapa kali dua pemain tersebut mampu membuat pertahanan Persija kerepotan. Dan buktinya, Yessoh mampu mencetak gol pada menit 41 untuk memberikan harapan kebangkitan PSMS.
Di babak kedua, PSMS bahkan bermain lebih baik dan berbahaya. Hanya saja kemudian di menit-menit akhir, gawang PSMS harus kebobolan lagi saat semuanya fokus menyerang. Melalui serangan balik, Simic kembali mencatatkan namanya di papan skor pada menit 74.
Strategi PSMS di Leg Kedua untuk Pukul Balik Persija
Djajang Nurjaman
Tidak dapat dipungkiri memang sulit bagi PSMS untuk lolos ke babak final setelah mengalami kekalahan 4-1. Tapi dalam sepakbola terdapat sebuah kepercayaan bahwa bola itu bundar. Apa saja bisa terjadi. Dan PSMS sebaiknya juga percaya dengan ungkapan tersebut.
Tapi yang lebih penting tentunya bagaimana cara pendekatan PSMS ketika menjalani leg kedua nanti. Kemenangan adalah satu-satunya yang wajib diraih jika berharap lolos ke final.
Sementara itu, pelatih Persija Stefano Cugurra Teco, menyatakan tak akan sekedar bertahan untuk menjaga keunggulan dalam pertandingan leg kedua nanti. Tapi di sisi lain, Persija harus menghemat tenaga. Pasalnya, dua hari setelah pertandingan ini, Persija akan menghadapi Johor Darul Takzim di babak penyisihan grup Liga Champions Asia. Hanya ada satu hari istirahat. Sedangkan pertandingan tersebut akan berlangsung di Malaysia yang membuat Persija perlu menempuh perjalanan. Dengan demikian, Persija hanya punya waktu beberapa jam saja untuk istirahat setelah menghadapi PSMS. Ini yang menjadi masalah.
Melihat kondisi seperti itu, Persija sepertinya akan lebih bermain pragmatis. Oleh sebab itu, jika PSMS hanya bermain bertahan, peluang mereka membalas kekalahan atas Persija akan semakin tipis. Oleh sebab itu, jalan satu-satunya adalah memberikan tekanan penuh pada Persija apapun hasilnya nanti. Tak perlu terbebani, karena sebenarnya yang sedang dalam tekanan ialah Persija yang harus menjaga keunggulan.
Melihat materi pemain PSMS saat ini memang bukan yang terbaik tapi juga bukan yang terburuk. Sepanjang kompetisi Piala Presiden 2018 ini, mereka kerap memberikan kejutan, salah satunya mengalahkan Persib Bandung dan menyingkirkan Persebaya Surabaya di delapan besar.
Perjalanan PSMS di Piala Presiden tahun ini mengingatkan akan kejutan yang diberikan oleh Leicester City di Premier League pada musim 2015/2016. Pada musim itu, Leicester mampu menjadi juara ketika tak ada satupun yang menjadikannya favorit juara.
Tim besutan Claudio Ranieri kala itu lebih menekankan pada serangan balik dan menerapkan umpan-umpan lambung untuk mengalahkan tim-tim besar. Hingga akhirnya, Leicester mampu meraih gelar juara Liga Inggris untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.
PSMS mungkin bisa memodifikasi strategi yang diterapkan Leicester dengan menjadikan Urikhob sebagai Riyad Mahrez, Yessoh sebagai Jamie Vardy dan Legimin sebagai N'Golo Kante. Mungkin itu akan menjadi jalan keluar bagi Djanur untuk mengantarkan timnya lolos ke babak final.
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
-
Bola Indonesia 11 Februari 2018 00:41
-
Bola Indonesia 10 Februari 2018 23:46
-
Bola Indonesia 10 Februari 2018 22:24
Highlights Piala Presiden 2018: PSMS Medan 1-4 Persija Jakarta
-
Bola Indonesia 10 Februari 2018 21:36
-
Bola Indonesia 9 Februari 2018 20:28
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 22:11
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:54
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:31
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:22
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:07
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 21:05
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...