
Bola.net - - gabung dengan Barcelona pada bursa transfer musim panas kemarin. Kepindahan tersebut membuat geger sebagian fans Barcelona. Kehadirannya seperti tak diharapkan.
Mereka tak puas Barca hanya membeli pemain seperti Paulinho dengan harga sekitar 40 juta euro, setelah melepas Neymar ke PSG seharga 222 juta euro. Paulinho dipandang sebagai pembelian yang tidak tepat, harga dan kualitasnya dipandang tak sepadan. Pembelian itu pun diduga akan membuat prestasi Barca musim ini kian merosot..
Paulinho diprediksi hanya akan menjadi 'sampah' di Barca. Ia dipercaya tak akan mampu bersaing merebutkan tempat utama dalam skuat Blaugrana. Masih banyak pandangan negatif yang tak disebutkan di sini.
Pandangan negatif tersebut memang bukan tanpa alasan. Namun sumber keraguan tersebut hanya dari dua arah: Pertama, Paulinho pernah gagal bersinar di Premier League bersama Tottenham Hotspur. Kedua, Paulinho gabung Barca dari klub Tiongkok.
Dari Inggris, Paulinho memang menuju klub Tiongkok, bergabung dengan Guangzhou Evergrande. Sementara itu, bermain di Tiongkok kerap dicap sebagai tempatnya para pemain tua yang sudah tak tak produktif, sudah tak mampu bersaing di Eropa, mereka kemudian mendulang bayaran tinggi dengan bermain di sana.
Mereka tampaknya menginginkan pemain yang lebih baik dari Paulinho. Ya, seperti Marco Verratti atau siapalah yang lebih populer dari Paulinho.
Entah apa yang ada dalam pikiran orang-orang yang terlalu dini meragukan Paulinho, menilai pemain asal Brasil tersebut tak lebih baik dari Verratti, bahkan sebelum pemain memberi pembuktian di atas lapangan. Mereka seolah melupakan siapa Paulinho, perjalanan hebat Paulinho menuju puncak kariernya, prestasi yang telah diraihnya.
Jika kita menjadi Paulinho, mendengar kritik dangkal yang masif seperti ini , mungkin akan membuat kita berpikir sama, ‘Betapa kejamnya orang-orang ini. Mereka adalah orang-orang yang suka memandang orang lain dari sisi permukaan daripada lebih ke dalam, meskipun dalam kepala mereka terpaku idiom: don’t judge a book from its cover. Lebih parah lagi, mereka enggan memberi apresiasi atas usaha seseorang dan begitu mudah memberi penilaian sesegera mungkin. Sebab apa yang mereka ingin adalah hasil instan dan tentu saja populer.”
Bertolak belakang dengan pandangan negatif pada Paulinho itu, sebenarnya pemain sepertinya adalah pemain yang dibutuhkan Barca. Dia adalah pemain yang mau berjuang, punya mimpi besar dan mentalnya sudah tergembleng di berbagai tahap.
Paulinho, Pemain Pekerja Keras yang Hampir Mengubur Mimpinya
Paulinho memang bukan pemain yang mentereng di awal-awal kariernya. Ia bisa dikatakan pemain rata-rata. Tak punya keutamaan spesial. Ia mengawali karir junior bersama Pao de Acucar-- saat ini bernama Grêmio Osasco Audax Esporte Clube, sejak 2004. Oleh sebab kemampuan biasa saja itu, ia kesulitan menembus tim utama hingga akhirnya Paulinho pilih pindah ke klub di Lithuania, gabung dengan Vilnius pada 2006.
Di Vilnius, Paulinho tidak kesulitan menembus tim utama. Ia bahkan bisa mencetak lima gol dari 38 penampilan. Setelah dua musim, ia memutuskan hengkang karena tak betah tinggal di Lithuania. Bukan karena bayarannya kurang, bukan karena kariernya tersendat, ia meninggalkan Vilnius karena mendapat perlakuan rasis dari fans di sana. Ia memutuskan hengkang.
"Pada dua pertandingan, tepatnya. Ketika saya bermain, para fans membuat suara mirip monyet dan melempari saya dengan koin sehingga saya berpikir, 'Saya tak bisa menolelir ini.' Jadi saya membuat keputusan hengkang,” ucap Paulinho.
Setelah itu, Paulinho mencoba mencari keberuntungan di negara yang lebih jauh dari kampung halamannya, di Polandia. Paulinho gabung dengan klub bernama LKS Lodz. Bermain di negara yang jaraknya ratusan kilometer dari kampung halamannya tersebut membuat Paulinho menghadapi tantangan lain. Ia menderita. Rindu dengan keluarga. Apalagi saat itu istrinya tengah hamil.
Ia pun kembali ke Brasil. Tidak ada klub yang menampungnya. Di saat seperti itu, Paulinho tak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia mengaku hampir menyerah dalam meniti karier sepakbola. Ia sempat ingin mengubur mimpi besarnya sebagai pemain sepakbola profesional.
"Tak lama setelah kembali ke Brasil, saya hilang harapan, saya tak punya kepercayaan diri. Saya tak melakukan apa-apa selama tiga minggu dan dalam posisi di mana kesedihan tengah menimpa, depresi menghampiri, dan tentu saja saya kehilangan kepercayaan diri. Keadaan seperti ini akan pulih tapi, pada saat itu, saya tak bisa memikirkan lagi tentang mimpi besar saya dalam sepakbola ketika saya melalui masa ini."
Dalam kegamangan tersebut, setelah berpikir dalam, Paulinho pada akhirnya sampai pada kesimpulan tak tahu apa yang bisa ia kerjakan selain sepakbola. Sementara itu, ia punya tanggung jawab menghidupi keluarga.
"Jika saya meninggalkan sepakbola, saya sudah tak punya apa-apa lagi. Faktanya saya berada di kampung halaman sendiri saya tak tahu apa yang bisa menggantikannya. Saya merasa punya tanggung jawab pada ibu dan ayah saya dan saya banyak ngobrol dengan istri saya. Ia mengatakan bahwa keluarga saya akan selalu memberi dukungan dan mereka akan melakukan apa saja untuk saya dan oleh sebab itu saya harus kembali bermain sepakbola untuk membalas apa yang telah mereka berikan pada saya."
Paulinho kembali gabung dengan klub lamanya, Pao de Acucar, yang waktu itu bermain divisi empat. Setelah satu musim, Paulinho menjadi pemain Bragantino yang bermain di divisi dua. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 2010, Paulinho gabung dengan Corinhians.
Paulinho Mulai Bersinar di Corinthians
Bersama klub berbasis di kota Sao Paolo tersebut, karier Paulinho mulai melesat kencang. Ia mencetak gol pertamanya untuk Corinthians pada bulan Mei ketika menghadapi Santos dalam kemenangan 4-2. Selanjutnya, penampilannya yang bagus membuat pelatih timnas Brasil kala itu, Mano Menezes, memberikan debut bersama timnas pada 2011 kala menghadapi Argentina.
Selama membela Corinthians, Paulinho menjuarai Serie A Brasil pada 2011. Pada 2013, ia juga mempersembahkan gelar Copa Libertadores dan gelar Juara Dunia Antarklub pada 2012 setelah mengalahkan Chelsea.
Paulinho Dinilai sebagai Pemain Setia
Pada 2013 juga, Paulinho pindah ke Inggris dan diumumkan sebagai pemain baru yang memecahkan rekor transfer Tottenham dengan harga 17 juta pounds. Namun pada jendela transfer yang sama, rekor tersebut terburu terpecahkan ketika Tottenham mendatangkan Roberto Soldado dan Erik Lamela dari AS Roma. Karir Paulinho di Tottenham tak berjalan lama, di bawah asuhan Mauricio Pochettino kalah bersaing dengan Etienne Capoue, Ryan Mason dan Nabil Bentaleb.
Dua tahun berikutnya, ia pindah ke Guangzhou Evergrande dengan harga 14 juta euro, dengan kontrak durasi empat tahun. Pada musim perdananya, ia sukses mengantarkan timnya menjuarai Chinese Super League secara beruntun pada 2015 dan 2016. Ia juga mengantarkan gelar AFC Champions League pada 2015. Di Tiongkok inilah Paulinho menemukan kembali performa terbaiknya.
Rangkaian kepindahan yang dijalani Paulinho bukan lahan mencari uang. Saat pindah ke Tiongkok dari Tottenham, Paulinho menyebutnya sebagai ‘tantangan baru’.
Kemudian pemain legendaris asal Brasil, Pele, percaya bahwa kepindahan Paulinho ke Tiongkok merupakan ‘korban’ bisnis yang tengah dijalankan masing-masing klub. Artinya sebagai pemain, Paulinho tidak bisa dikatakan pemain pemburu bayaran tinggi.
"Ia menuju ke Cina karena hari ini, penting untuk menyebut tentang hal ini, bisnis menjadi salah satu faktor yang menentukan di mana para pemain akan bermain karena mereka [klub] yang menjual pemain pada klub lain," ungkap Pele soal kepindahan Paulinho ke Tiongkok pada 2015 lalu.
Paulinho Punya Harapan Sukses di Barca
Setidaknya ada beberapa pertimbangan penting bagi Barca saat mendatangkan pemain timnas Brasil tersebut. Pengalaman pemain sebagai pemain juara sangat dibutuhkan Barca saat ini. Selain itu, Paulinho juga pemain yang memiliki tekad keras. Semangat seperti dalam diri Paulinho tepat jika bermain sebagai gelandang box-to-box yang sangat penting dalam penguasaan bola, membantu tim menyerang dari lini tengah dan kembali membantu bertahan. Pemain dengan tinggi 1,81 meter tersebut juga bisa menawarkan peran pentingnya dalam situasi set piece.
Sejauh ini, Paulinho memang belum banyak memberikan kontribusi untuk Barca. Tapi fakta telah membuktikan, bahwa Barca tak pernah mengalami kekalahan sepanjang musim ini selama Paulinho bermain. Bahkan selalu menang.
Paulinho menjalani debutnya ketika Barca menghadapi Alaves di La Liga dalam kemenangan 2-0. Pemain 29 tahun tersebut kembali diberi waktu bermain kala Barca menghadapi Espanyol yang akhirnya menang telak 5-0. Yang terakhir, Paulinho bermain kala Barca menghadapi Juventus di Liga Champions dalam kemenangan 3-0.
Paulinho belum mencetak gol atau memberi assist untuk tim besutan Ernesto Valverde. Namun pelatih klub Catalan tersebut tak meragukan kualitas pemain barunya tersebut dan melarang fans terlalu dini menghakimi pemain.
"Mari kita nilai bagus atau tidaknya Paulinho dari kinerjanya di sini. Kita hakimi dia nanti. Dia datang ke sini untuk membantu kami. Saya rasa orang-orang terlalu memikirkan hal yang tidak perlu dalam transfer ini."
Benar kata Valverde, penilaian harus dilakukan setelah melihat performa pemain. Jika mengumpamakan Paulinho seorang mahasiswa, ia mestinya mendapat nilai setelah mengerjakan ujian, setelah mengisi soal-soal. Jika nilai sudah keluar sebelum ujian dimulai, apa namanya kalau bukan penilaian lucu? Lelucon!
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Spanyol 13 September 2017 23:22
-
Liga Spanyol 13 September 2017 23:05
-
Liga Italia 13 September 2017 19:35
-
Liga Spanyol 13 September 2017 16:00
-
Liga Inggris 13 September 2017 14:40
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:54
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:49
-
Liga Champions 20 Maret 2025 23:44
-
Liga Inggris 20 Maret 2025 23:40
-
Tim Nasional 20 Maret 2025 23:00
-
Asia 20 Maret 2025 22:49
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...