Sportivitas di PON Jabar Terburuk Dalam Sejarah

Sportivitas di PON Jabar Terburuk Dalam Sejarah
Erlangga Satriagung (c) Fafa Wahab
- Menurut kacamata KONI Jawa Timur, tingkat sportivitas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat (Jabar) 2016 adalah yang terburuk dalam sejarah. Sebagai tuan rumah, Jabar dianggap terlalu rakus hingga menghalalkan segala cara untuk menang.


Menurut Jatim, dari 200 nomor tambahan yang dipertandingkan di PON 2016 ini, lebih dari separuhnya adalah nomor milik Jabar. Artinya, dengan menutup mata saja sang tuan rumah bisa mendapatkan lebih dari 100 emas.


"Saya melihat PON ini memiliki tingkat sportivitas penyelenggaraannya terrendah dalam sejarah. Paling rendah. Terlalu besar semangat untuk menjadi juara umum," ucap Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung kepada awak media.


"Karena dengan penambahan nomor saja yang sedemikian banyak banyak, sekitar 200 nomor, sebenarnya dengan senyum saja mereka sudah bisa juara umum. Tidak usah tricky," imbuh mantan ketua REI Jatim ini.


Jatim mengaku bukan satu-satunya daerah yang mengeluhkan tentang buruknya nilai sportivitas di PON 2016 ini. Sebab banyak provinsi lain yang merasakan hal serupa. "Seperti kemarin di sepatu roda. Kalau seperti itu, yang dicari apa?," sambungnya.


Sepatu roda bukan menjadi satu-satunya cabor yang menjadi sorotan media karena ada ketidak beresan dalam penyelenggarannya, hal serupa juga terindikasi di cabor lain seperti judo dan berkuda. Bahkan terjadi kekacauan hingga adu fisik pada cabor wushu, polo air dan sepakbola.


"Saya sampaikan ke pihak Jabar. Jabar harus ada keseimbangan antara semangat menjadi tuan rumah dan semangat menjadi juara umum. Artinya, Jabar ini ikut PON dengan tersenyum saja dia bisa juara umum," sindir Erlangga.[initial]


 (faw/dub)