PON XX: Ketika Gambaran Suram Papua Sirna

PON XX: Ketika Gambaran Suram Papua Sirna
Tarian Pangkur Sagu menjadi pembuka dalam laga pertandingan perdana Tim Sulawesi Tenggara dengan Tim Lampung di Stadion Agus Kafiar Uncen Rabu (22/9/2021) PON XX 2021 PAPUA. (c) PB PON XX PAPUA/ Yustha Corithaca

Bola.net - Gambaran suram bertengger di benak sebagian para atlet maupun official ketika akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

Salah satunya atlet selam asal Lampung Vania Carissa. Perempuan ini sempat khawatir mengenai kondisi di Papua. Situasi keamanan Papua yang memanas di daerah Pegunungan Bintang serta suasana Pandemi Covid-19 maupun ancaman Malaria ada di benaknya.

Namun, hal tersebut sirna begitu merasakan keramahanan, persahabatan, fasilitas venue saat mereka tinggal di Bumi Cendrawasih.

"Ketika awal akan datang ke Papua, jujur saya sempat khawatir mengenai kondisi di Papua. Namun setelah berlomba dan mengalami sendiri kondisi di Papua mulai dari proses latihan hingga perlombaan, ternyata keadaan Papua sangat jauh dari bayangan saya," kata Vania dalam acara bincang-bincang "Pengalaman Manis Kontingen PON XX" yang digelar secara daring dari Media Center Kominfo PON Papua Klaster Jayapura, Kab. Jayapura, Kamis (14/10/2021).

Dialog virtual ini dilakukan dengan atlet, pelatih, dan official yang ada di tiga klaster, Jayapura, Mimika, dan Merauke. Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo, Usman Kansong; Sekjen Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Tb Ade Lukman serta seluruh Panwasrah PB PON yang ada di Jayapura, Mimika, dan Merauke.

Dialog ini juga dilakukan dari tiga Media Center Klaster Kominfo yang ada di Kabupaten Mimika dan Merauke, serta Media Center KONI yang ada di Jakarta.

Baca pengakuan para atlet yang bertanding di PON XX Papua di bawah ini.

1 dari 2 halaman

Infrastruktur Memadai

Begitu sampai di Papua, para atlet juga mengaku tak menyangka ternyata Papua mempunyai infrastruktur publik yang memadai. Jalan-jalan yang mulus, jaringan telekomunikasi lancar dan ketersediaan logistik memadai. Vania pun mengaku takjub dengan arena selam yang ada di Teluk Yos Sudarso.

"Bukan hanya sarana dan prasarananya yang mumpuni, tetapi Papua sudah sangat hebat bisa menggelar event olahraga terbesar di Indonesia dengan baik.

Apalagi sumber daya alamnya sangat indah. Khususnya venue cabor selam. Buat saya yang sudah mengikuti enam kali PON, arena selam di Papua ini (Teluk Yos Sudarso) adalah yang terbaik," kata Vania.

Testimoni serupa disampaikan atlet sepatu roda DKI Jakarta Barijani Mahesa Putra. Awalnya, dia merasa tidak yakin dengan kondisi keamanan di Papua. Sejumlah orangtua atlet dari Jakarta pun juga merasa khawatir akan kondisi anak-anak mereka. Namun keraguan itu terjawab bahwa saat ia bertanding kondisi keamanan di Jayapura sangat terkendali.

2 dari 2 halaman

Sambutan Ramah

Tak hanya itu, dirinya bahkan terkesan dengan penerimaan masyarakat Papua terhadap kedatangan tamu-tamu kontingen dari berbagai daerah. "Apa yang saya pikirkan berbeda dengan apa yang saya temui di lapangan. Penerimaan masyarakat Papua ini membuat saya terkesan, mereka sangat baik dan antusias melihat kami bertanding. Begitu juga penerapan protokol kesehatannya, sangat ketat dan benar-benar dijaga," ujarnya dari Media Center KONI Jakarta.

Para atlet itu pun berharap arena pertandingan dan infrastruktur publik yang ada itu dapat terjaga dan dimanfaatkan selepas PON. "Semua harus terus dimanfaatkan agar terawat. Ini untuk kemajuan olahraga Papua khususnya dan Indonesia," ucap Barijani yang meraih medali emas dalam nomor Sprint 500 M+D putra.

Dari Mimika, atlet cabor atletik asal Sumatra Selatan, Sri Mayasari mengaku bangga telah memecahkan rekor nasional lari 400 meter yang berumur 37 tahun atas nama Emma Tahapary. Menurutnya, stadion atletik di Mimika Sport Complex merupakan salah satu yang terbaik di Asia.

Sementara itu, para official dan pengurus PB PON lainnya mengaku kondisi di Merauke dan Mimika sangat aman. Mereka juga bisa memperoleh makanan khas Papua yang lezat dengan harga terjangkau. Stok mie instan dalam kemasan dan abon yang dibawa dari rumah pun akhirnya tak semuanya dimakan saat tiba di Papua.

Sumber: Infobulik.id/Kristantyo Wisnubroto, Elvira Inda Sari