Peraih Emas Olimpiade Berbagi Ilmu di TCIO 2012

Peraih Emas Olimpiade Berbagi Ilmu di TCIO 2012
Peraih emas Olimpiade Athena 2004 berbagi ilmu di TCIO 2012. © Eggi Paksha
Bola.net - Para peserta dan tim pelatih Taekwondo Championship Indonesia Open (TCIO) 2012, mendapatkan pelajaran penting dari juara dunia sekaligus peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 di kelas +80 kg asal Korea Selatan, Moon Dae Sung.

Pria yang terkenal karena memiliki kelebihan tendangan kaki kiri Dwi Hurigi tersebut, melakukan demonstrasi dan coaching clinic pada para atlet dan tim pelatih di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, Jumat (14/12).

"Taekwondo memerlukan kekuatan kecerdikan dan teknik yang tinggi untuk mengandaskan lawan," ujar Moon Dae membagi kunci kesuksesannya.

Ia pun cukup terkejut melihat kemampuan para peserta yang tampil di ajang TCIO 2012. Menurutnya, atlet-atlet asal daerah memiliki peluang besar untuk menyamai kemampuan atlet dari pemusatan latihan nasional (Pelatnas). "Karena itu, harus berlatih dan terus berlatih. Mereka harus memiliki kedisiplinan tinggi," sambungnya.

Nama Moon Dae sangat populer dikalangan taekwondoin lantaran prestasinya. Seni bela diri yang ditekuninya tersebut membawanya menjadi terkenal bak selebriti. Sebut saja medali emas kelas berat kejuaraan Edmonton, Kanada tahun 1999, medali emas Asian Games Busan, Korea Selatan tahun 2002, dan medali emas kejuaraan Asia di Hong Kong tahun 2000.

Bahkan, di babak final Olimpiade Athena 2004, pria berpostur 190 cm tersebut sukses menghempaskan Alexandros Nicolaidis melalui tendangan kaki kiri Dwi Hurigi.

Sementara itu, Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) Marciano Norman mengatakan, TCIO sukses menjalankan empat misi utama. Yakni, menjadi tolak ukur pembinaan Pengurus Cabang (Pengcab) dan Pengurus Provinsi (Pengprov) se-Indonesia. Kedua, mendorong segenap Pengcab dan Pengprov untuk melahirkan atlet-atlet yang sudah diagendakan PB TI. Ketiga, menjadi media sarana evaluasi kualitas pembinaan PB TI terhadap Pengcab dan Pengprov se-Indonesia. Keempat, sebagai sarana transformasi teknologi Protector Scoring System (PSS) agar atlet terbiasa bertanding sesuai aturan internasional dan World Taekwondo Federation (WTF). (esa/kny)