Pajak Impor Peluru Tinggi, Hambat Persiapan Atlet Menembak di SEA Games 2019

Pajak Impor Peluru Tinggi, Hambat Persiapan Atlet Menembak di SEA Games 2019
SEA Games 2019 Filipina. (c) Phisgoc

Bola.net - Meski menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) yang diandalkan Indonesia di SEA Games 2019, menembak justru mengalami kendala persiapan akibat biaya pajak impor peluru yang tinggi.

Sekjen Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin), Fitrian Yudit Swandarta mengatakan bahwa sejauh ini seluruh kebutuhan peluru untuk latihan memang masih diimpor.

Fitrian juga mengeluhkan perlakuan barang-barang impor yang disamaratakan. Padahal, seharusnya ada pengecualian teruntuk kepentingan negara, dalam hal ini, persiapan SEA Games 2019.

"Kewenangan Perbakin untuk mengimpor senjata dan peluru. Kemudian, Perbakin menunjuk importir sebagai pelaksana impor. Kebanyakan regulasi di Indonesia perlakuannya hampir sama dengan barang-barang masuk (dari luar negeri) sehingga pajaknya tinggi," kata Fitrian disadur dari Antara.

1 dari 2 halaman

Dikoordinasikan dengan Menkeu

Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali mengatakan bakal mengatasi hal ini dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia akan berkoordinasi supaya ada biaya keringanan khusus perihal bea masuk dan pajak demi kebutuhan atlet.

"Saya kira hal-hal seperti ini menjadi tanggung jawab pemerintah. Saya sebagai Menpora dan Ibu Sri Mulyani sebagai Menkeu akan memberikan penjelasan tentang alasan-alasan yang rasional tentang kebutuhan itu," tandas Zainudin.

2 dari 2 halaman

Menpora Optimistis Bisa Dulang Emas

Meskipun menemui kendala, cabor menembak mampu memenuhi target perolehan medali SEA Games 2019 Filipina. Hal itu diungkapkan Menpora Zainudin Amali saat meninjau langsung persiapan atlet menembak di Lapangan Tembak, Senayan.

"Kita optimistis cabang olahraga menembak ini bisa mendulang emas. Dari penjelasan manajer mau pun pelatih, sepintas melihat performa atlet kita, mereka bisa menyumbangkan emas untuk Indonesia," tambah Zainudin.

Disadur dari: Bolacom/Penulis: Gregah Nurikhsani/Editor: Rizki Hidayat/Dipublikasi: 21 November 2019