Konflik KOI, Dua Kubu Bentuk Tim Penjaringan Ketua Umum

Konflik KOI, Dua Kubu Bentuk Tim Penjaringan Ketua Umum
Rita Subowo (c) olp
Bola.net - Konflik antara Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan anggotanya, semakin terasa setelah Ketua KOI Rita Subowo membentuk Tim Penjaringan untuk mencari ketua umum yang baru.

Pembentukan tim ini menjadi konflik babak berikutnya, karena para anggota sebelumnya sudah membentuk Tim Penjaringan yang dipimpin Timbul Thomas Lubis melalui Rapat Anggota Istimewa, beberapa waktu lalu.

Sedangkan Tim Penjaringan bentukan KOI yang di pimpin Rita Subowo, diisi Ahmad Budiharto selaku ketua (PP PBSI), Syahrir Nawir (PP Perbasasi), Badai M Negara (Kodrat), Hifni Hasan (Sekjen KOI) dan Ricky Tarore (PP PBVSI).

Budiharto mengatakan, bahwa pihaknya merasa menjadi tim yang sah karena secara resmi ditunjuk oleh KOI, sedangkan Tim Penjaringan yang dipimpin Timbul Thomas Lubis (PP Perkemi dan mantan Sekjen KOI) dianggap ilegal lantaran dibentuk di luar forum resmi.

"Amanat yang diberikan KOI akan kami patuhi. Apalagi sekarang KOI masih eksis, jadi tim ini akan langsung bekerja," kata Budiharto.

Budiharto menambahkan, nantinya Tim Penjaringan akan mulai membuka pendaftaran bakal calon Ketua Umum (Balon Ketum) KOI, mulai 2-26 Oktober. Kemudian pemilihan, digelar pada 31 Oktober di Jakarta.

"Persyaratan yang diajukan, antara lain usia bakal calon maksimal 67 tahun, diusulkan paling sedikit lima anggota biasa, memperoleh izin tertulis dari atasan yang berwenang bagi pejabat negara, berpengalaman di lembaga keolahragaan tingkat regional dan internasional sekurang-kurangnya lima tahun dan bertempat tinggal (domisili) di Jakarta. Sedangkan persyaratan khusus, menghilangkan dua periode kepemimpinan," tuturnya.

Nantinya Tim penjaringan yang dibentuk KOI tersebut berbeda dengan Tim Penjaringan pimpinan Timbul Thomas Lubis, karena menganut pada kelayakan figur.

"Tidak harus disebut dari cabang olahraga apa-apa saja. Kemudian kalau keberadaan Tim Penjaringan sebelah (kelompok Timbul), kami harus berkirim surat kemana," tutup Hifni Hasan. [initial]

 (esa/asa)