
Bola.net - Hubungan antara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) mengalami gesekan yang semakin tegas. Pemicunya terjadi setelah KOI memisahkan diri dari KONI pasca-terpilihnya Tono Suratman selaku Ketua Umum KONI Pusat awal tahun ini.
Dua lembaga tersebut juga memiliki anggota yang sama, yakni PB (Pengurus Besar) dan PP (Pengurus Pusat) seluruh cabang olahraga di Tanah Air. Akibatnya, KOI bahkan meminta Menpora Andi Mallarangeng agar membubarkan KONI. Sebab, pekerjaan dan tugas yang dijalankan dua lembaga tersebut menjadi tumpang tindih.
"Saya bilang, bubarkan saja KONI demi efisiensi anggaran dan SDM (Sumber Daya Manusia). Sebab, pekerjaan multi-event tersebut kerap dikerjakan PB-PP dan KOI. Dan Kemenpora bagian yang menyiapkan dana, Sedangkan KONI tidak memiliki tugas apa-apa. Buktinya, dana Olimpiade sampai terlambat turun. Itu karena terlalu banyak campur tangan yang ingin mengurusi. Finalnya, yang dirugikan tetap atlet," ucap Ketua Komisi Atlet KOI, Purnomo M Yudhi, kepada Bola.net.
Dilanjutkannya, tugas yang dijalankan KONI hanya untuk pembinaan prestasi atlet tidak tepat. Alasannya, pembinaan tersebut sudah ditangani langsung oleh masing-masing PB dan PP cabang bersangkutan. Begitu pula keberadaan Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas).
Menurut Purnomo, lembaga tersebut tidak berbeda dengan masing-masing PB karena berdalih meningkatkan prestasi atlet.
"Prima itu yang menyedot anggaran miliaran rupiah dengan dalih prestasi olahraga. Padahal, pelaksana pembinaan prestasi ada di tangan PB PB," tegasnya.
Pihaknya tak yakin olahraga Indonesia bisa maju karena terlalu banyak lembaga olahraga yang menanganinya. Jika ingin berhasil, lanjutnya, sistem penanganan atlet harus dikembalikan seperti dahulu, di mana pemerintah tak terlalu banyak intervensi.
"Zaman dulu tugas pemerintah hanya menyiapkan dana yang cukup untuk pembinaan olahraga Indonesia. Tidak ada itu yang namanya Prima, yang ada hanya KONI/KOI dan PB sebagai induk cabang olahraga. Lembaga itu yang bertanggung jawab terhadap prestasi olahraga Indonesia. KONI pun saat itu hanya berfungsi sebagai koordinator. Sedangkan sekarang, Kemenpora menjadikan olahraga sebagai lahan mencari duit untuk kepentingan partainya," paparnya.
Kondisi itulah yang membuat olahraga di Tanah Air semakin tidak karuan karena terjadi pemborosan anggaran. "Lebih baik dana yang ada diperuntukkan kesejahteraan atlet. Kami juga menyarankan kepada Menpora supaya pemerintah jangan ikut campur soal teknis olahraga, serahkan kepada KOI dan PB. Bubarkan Prima dan KONI, jangan jadikan olahraga sebagai ajang politik. Biarkan olahraga berkembang dan berjalan sesuai dengan semangat olahraga, sportif dan jujur," tandasnya. (esa/gia)
Dua lembaga tersebut juga memiliki anggota yang sama, yakni PB (Pengurus Besar) dan PP (Pengurus Pusat) seluruh cabang olahraga di Tanah Air. Akibatnya, KOI bahkan meminta Menpora Andi Mallarangeng agar membubarkan KONI. Sebab, pekerjaan dan tugas yang dijalankan dua lembaga tersebut menjadi tumpang tindih.
"Saya bilang, bubarkan saja KONI demi efisiensi anggaran dan SDM (Sumber Daya Manusia). Sebab, pekerjaan multi-event tersebut kerap dikerjakan PB-PP dan KOI. Dan Kemenpora bagian yang menyiapkan dana, Sedangkan KONI tidak memiliki tugas apa-apa. Buktinya, dana Olimpiade sampai terlambat turun. Itu karena terlalu banyak campur tangan yang ingin mengurusi. Finalnya, yang dirugikan tetap atlet," ucap Ketua Komisi Atlet KOI, Purnomo M Yudhi, kepada Bola.net.
Dilanjutkannya, tugas yang dijalankan KONI hanya untuk pembinaan prestasi atlet tidak tepat. Alasannya, pembinaan tersebut sudah ditangani langsung oleh masing-masing PB dan PP cabang bersangkutan. Begitu pula keberadaan Satlak Prima (Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas).
Menurut Purnomo, lembaga tersebut tidak berbeda dengan masing-masing PB karena berdalih meningkatkan prestasi atlet.
"Prima itu yang menyedot anggaran miliaran rupiah dengan dalih prestasi olahraga. Padahal, pelaksana pembinaan prestasi ada di tangan PB PB," tegasnya.
Pihaknya tak yakin olahraga Indonesia bisa maju karena terlalu banyak lembaga olahraga yang menanganinya. Jika ingin berhasil, lanjutnya, sistem penanganan atlet harus dikembalikan seperti dahulu, di mana pemerintah tak terlalu banyak intervensi.
"Zaman dulu tugas pemerintah hanya menyiapkan dana yang cukup untuk pembinaan olahraga Indonesia. Tidak ada itu yang namanya Prima, yang ada hanya KONI/KOI dan PB sebagai induk cabang olahraga. Lembaga itu yang bertanggung jawab terhadap prestasi olahraga Indonesia. KONI pun saat itu hanya berfungsi sebagai koordinator. Sedangkan sekarang, Kemenpora menjadikan olahraga sebagai lahan mencari duit untuk kepentingan partainya," paparnya.
Kondisi itulah yang membuat olahraga di Tanah Air semakin tidak karuan karena terjadi pemborosan anggaran. "Lebih baik dana yang ada diperuntukkan kesejahteraan atlet. Kami juga menyarankan kepada Menpora supaya pemerintah jangan ikut campur soal teknis olahraga, serahkan kepada KOI dan PB. Bubarkan Prima dan KONI, jangan jadikan olahraga sebagai ajang politik. Biarkan olahraga berkembang dan berjalan sesuai dengan semangat olahraga, sportif dan jujur," tandasnya. (esa/gia)
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 22 Juni 2012 16:35
-
Olahraga Lain-Lain 22 Juni 2012 09:43
-
Tim Nasional 18 Juni 2012 09:40
-
Tim Nasional 12 Juni 2012 19:30
-
Bola Indonesia 12 Juni 2012 13:10
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 21 Maret 2025 23:59
-
Asia 21 Maret 2025 23:58
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:55
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:46
-
Liga Inggris 21 Maret 2025 23:21
-
Piala Eropa 21 Maret 2025 23:04
BERITA LAINNYA
-
olahraga lain lain 21 Maret 2025 03:55
-
olahraga lain lain 18 Maret 2025 08:36
-
olahraga lain lain 17 Maret 2025 03:45
-
olahraga lain lain 15 Maret 2025 18:32
-
olahraga lain lain 13 Maret 2025 04:00
-
olahraga lain lain 6 Maret 2025 09:58
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...