Kemenpora Jelaskan Keraguan Atlet Terhadap RSON

Kemenpora Jelaskan Keraguan Atlet Terhadap RSON
Gatot S Dewa Broto (c) Fitri Apriani
- Deputi IV Bidang Pembinaan dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto membeberkan mengenai posisi Rumah Sakit Olahraga Nasional (RSON). Menurut Gatot, posisi RSON berada di bawah Kemenpora sehingga para atlet tak perlu ragu untuk berobat kesana.


"Jadi laporan dari Direktur RSON, Basuki Supartono langsung kepada menteri. Tetapi di sisi lain kan RSON itu di bidang kesehatan, jadi berkoordinasi dengan pihak Kemenses," ujar Gatot kepada Bola.net di Pelatihan Nasional (Pelatnas) PBSI, Cipayung, Kamis (16/6).


"Sama seperti Polisi kan punya rumah sakit. Rumah sakitnya di bawah Mabes Polri, tapi tetap berkoordinasi dengan Kemenses," tambahnya.


Berkaca dari kasus pebulutangkis nasional, Bellaetrix Manuputty yang lebih memilih menjalani operasi cedera di RSPAD ketimbang RSON, menurut Gatot itu karena kurangnya interaksi. Sehingga kedepannya, pihak Kemenpora akan memberikan surat edaran kepada para atlet agar bisa menggunakan fasilitas yang ada di RSON.


"Jadi dulu-dulu sebenarnya sudah ada surat edaran yang dikeluarkan oleh Satlak Prima, nah sekarang akan diperbaharui surat edaran itu dengan ditanda tangani langsung oleh menteri. Jadi saya tidak menyalahkan atlet, tidak menyalahkan pelatih, mungkin saja karena kami kurang berinteraksi," ungkap Gatot.


Mengenai tenaga medis yang ada di RSON, menurut Gatot tidak perlu diragukan. Sebab, di RSON banyak dokter yang berpengalaman.


RSON sendiri merupakan satu-satunya rumah sakit khusus olahraga yang ada di Asia. Sementara di dunia, hanya ada dua rumah sakit yang sama yakni di Brasil dan Qatar.


"Tenaga medis di RSON sangat bagus. Disana itu belum banyak pasien. Sehingga saya berharap semoga nanti banyak atlet yang memanfaatkan fasilitas RSON," tutur Gatot.


Sebelumnya, beberapa waktu lalu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi beserta Direktur RSON telah menggelar launching alat-alat kesehatan di RSON. Dalam launching tersebut, diperkenalkan 15 alat medik terbaru.


15 peralatan medik tersebut diantaranya adalah empat alat fisioterapi. Yakni Pedoscan (pemeriksa bentuk telapak kaki), BMD (pengukur kepadatan tulang), CPET (pengukur VO2Max), dan C-Arm (alat pemeriksaan dengan fluroscopy saat operasi). [initial] (fit/asa)