
Bola.net - Ajang SEA Games ke-27 di Myanmar, Desember 2013, dilalui kontingen Indonesia dengan kegagalan merealisasikan target medali. Bahkan, gagal mempertahankan gelar juara umum yang sempat diraih pada SEA Games 2011. Indonesia hanya menempati posisi keempat dengan raihan 65 medali emas, 88 perak dan 111 perunggu.
Dampaknya, hal tersebut membuat Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan KONI mendapatkan sorotan tajam. Tak ayal, KOI meresponnya dengan melakukan evaluasi supaya mampu memperbaiki kualitas atlet. Pasalnya, akan kembali mengirimkan atlet di ajang Asian Games 2014 di Korea Selatan.
"Kami mengadakan rapat evaluasi ini untuk membahas kenapa Indonesia berada di posisi keempat di SEA Games 2013. Kami ingin mendengar langsung paparan dari rekan Pengurus Pusat (PP) dan Pengurus Besar (PB) yang terjun langsung di Myanmar," kata Ketua Umum KOI, Rita Subowo.
Kesempatan tersebut, berlangsung di Gedung KOI lantai 19, dan dihadiri Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Joko Pekik, Ketua Satlak Prima Surya Dharma, perwakilan PB serta PP.
Dilanjutkan Rita, PP dan PB mengeluhkan seputar minimnya fasilitas olahraga bagi para atlet dalam berlatih. Selain itu, masih tidak memadai serta anggaran yang minim.
"PP dan PB sudah memberikan banyak masukan. Mereka mengeluhkan perlengkapan dan peralatan pertandingan bagi atlet yang tidak dapat dipenuhi sesuai kebutuhan. Hal tersebut, disebabkan karena keterbatasan dana," tutur Rita.
"Diakui atau tidak, ada keberpihakan juri terhadap tuan rumah yang akhirnya merugikan kontingen Indonesia ketika bertanding. kualitas ofisial dari Myanmar, juga kurang baik dalam memahami regulasi pertandingan," tuntasnya.
Demi kebangkitan olahraga Indonesia, Rita siap bergandengan tangan dengan KONI. Kegagalan Indonesia di SEA Games 2013, disebut-sebut lantaran adanya perang dingin antara KOI dan KONI.
KONI dinilai mengambil alih tugas yang selama ini diemban KOI, seperti pengiriman atlet di SEA Games Myanmar, Asian Games dan Olimpiade.
"Kalau disatukan, jelas saya setuju. Terpenting, visi dan misinya sama. Hanya saja, KONI harus merubah sikap jika penyatuan terwujud. Rita ingin tidak ada lagi lembaga yang saling mengambil tugas lembaga lain. Kami sudah taat pada peraturan yang ada. Namun, KONI yang seharusnya berubah," pungkasnya. (esa/mac)
Dampaknya, hal tersebut membuat Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan KONI mendapatkan sorotan tajam. Tak ayal, KOI meresponnya dengan melakukan evaluasi supaya mampu memperbaiki kualitas atlet. Pasalnya, akan kembali mengirimkan atlet di ajang Asian Games 2014 di Korea Selatan.
"Kami mengadakan rapat evaluasi ini untuk membahas kenapa Indonesia berada di posisi keempat di SEA Games 2013. Kami ingin mendengar langsung paparan dari rekan Pengurus Pusat (PP) dan Pengurus Besar (PB) yang terjun langsung di Myanmar," kata Ketua Umum KOI, Rita Subowo.
Kesempatan tersebut, berlangsung di Gedung KOI lantai 19, dan dihadiri Deputi IV Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Joko Pekik, Ketua Satlak Prima Surya Dharma, perwakilan PB serta PP.
Dilanjutkan Rita, PP dan PB mengeluhkan seputar minimnya fasilitas olahraga bagi para atlet dalam berlatih. Selain itu, masih tidak memadai serta anggaran yang minim.
"PP dan PB sudah memberikan banyak masukan. Mereka mengeluhkan perlengkapan dan peralatan pertandingan bagi atlet yang tidak dapat dipenuhi sesuai kebutuhan. Hal tersebut, disebabkan karena keterbatasan dana," tutur Rita.
"Diakui atau tidak, ada keberpihakan juri terhadap tuan rumah yang akhirnya merugikan kontingen Indonesia ketika bertanding. kualitas ofisial dari Myanmar, juga kurang baik dalam memahami regulasi pertandingan," tuntasnya.
Demi kebangkitan olahraga Indonesia, Rita siap bergandengan tangan dengan KONI. Kegagalan Indonesia di SEA Games 2013, disebut-sebut lantaran adanya perang dingin antara KOI dan KONI.
KONI dinilai mengambil alih tugas yang selama ini diemban KOI, seperti pengiriman atlet di SEA Games Myanmar, Asian Games dan Olimpiade.
"Kalau disatukan, jelas saya setuju. Terpenting, visi dan misinya sama. Hanya saja, KONI harus merubah sikap jika penyatuan terwujud. Rita ingin tidak ada lagi lembaga yang saling mengambil tugas lembaga lain. Kami sudah taat pada peraturan yang ada. Namun, KONI yang seharusnya berubah," pungkasnya. (esa/mac)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 22 Maret 2025 21:16
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 21:00
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:48
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:40
-
Liga Inggris 22 Maret 2025 20:28
-
Tim Nasional 22 Maret 2025 20:18
BERITA LAINNYA
-
olahraga lain lain 21 Maret 2025 03:55
-
olahraga lain lain 18 Maret 2025 08:36
-
olahraga lain lain 17 Maret 2025 03:45
-
olahraga lain lain 15 Maret 2025 18:32
-
olahraga lain lain 13 Maret 2025 04:00
-
olahraga lain lain 6 Maret 2025 09:58
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...