Geram! Ultras Kecam PSG yang Disebut 'Menimbun Bintang Seperti Anak Manja'

Geram! Ultras Kecam PSG yang Disebut 'Menimbun Bintang Seperti Anak Manja'
Skuad PSG merayakan gol dalam laga kontra Lille, Senin (7/2/2022) (c) AP Photo

Bola.net - Klub kaya raya Ligue 1, PSG mendapat kecaman dari kelompok suporter fanatik mereka sendiri karena kebijakan yang terlalu mementingkan bisnis ketimbang prestasi.

Kelompok suporter bernama CUP (Collectif Ultras Paris) ini mengirimkan surat kepada presiden Nasser Al-Khelaifi dan direktur olahraga Leonardo. Ada sejumlah poin yang mereka kritik keras.

Menukil The Sun, selain soal pemilik klub dalam hal ini Qatari Sports Investments, CUP juga mempertanyakan betapa mahalnya harga merchandise PSG.

1 dari 3 halaman

Kegeraman Ultras PSG

PSG sudah menggelontorkan dana mencapai triliunan rupiah dalam beberapa tahun terakhir demi mewujudkan ambisi juara Liga Champions. Namun, hingga kini ambisi tersebut masih belum terwujud.

“Sudah terlalu lama klub menawarkan kami sesuatu yang tidak bisa lagi kami dukung. Klub ingin menjadi merek global, terobsesi dengan penjualan kaus, sampai-sampai melupakan warisannya dan menghina para penggemar di Parc dengan bermain dalam seragam tandang di kandang sendiri,"

“Ini adalah klub yang mengumpulkan bintang-bintang seperti anak manja, tanpa memperhatikan rencana olahraga yang koheren. Ini adalah klub yang bermimpi sangat besar sehingga terasa seperti musim dimulai pada Februari sementara mereka meremehkan trofi domestik,"

“Kami tidak lagi mengenali klub kami yang tampaknya telah kehilangan DNA-nya. [Manajemen] tidak dapat dipahami di semua tingkatan,"

2 dari 3 halaman

Masalah Pergantian Pelatih

Selain itu, CUP juga menyoroti masalah pergantian pelatih yang dianggap terlalu sering, serta tim wanita PSG yang semakin dianaktirikan.

“[Kami memiliki masalah dengan] pergantian pelatih yang konstan, sementara proyek dengan perekrutan yang konsisten tidak pernah dilakukan,"

“Para pemain yang kurang dimanfaatkan yang sepakbola tampaknya tidak lagi menjadi prioritas nyata, manajer pemain muda yang tidak dapat dipahami dan kurangnya rasa hormat terhadap tim wanita.”