Anzhi Makhachkala: Dari Klub Kaya Raya hingga Hilang dari Sepak Bola

Anzhi Makhachkala: Dari Klub Kaya Raya hingga Hilang dari Sepak Bola
Samuel Etoo (c) AFP

Bola.net - Anzhi Makhachkala pernah menjadi sorotan di sepak bola Eropa. Klub Rusia ini dikenal karena kebijakan transfernya yang boros. Mereka mendatangkan pemain bintang dengan gaji selangit.

Samuel Eto'o, Roberto Carlos, dan Willian pernah memperkuat Anzhi. Klub ini bermimpi menjadi kekuatan baru di Eropa. Namun, ambisi mereka justru berakhir tragis.

Masalah finansial membuat Anzhi jatuh dari kejayaan. Mereka mengalami penurunan drastis dalam waktu singkat. Pada akhirnya, klub ini harus menerima nasib pahit.

Tahun 2022 menjadi akhir perjalanan Anzhi. Lisensi mereka dicabut oleh Federasi Sepak Bola Rusia. Kini, mereka hanya tinggal sejarah.

1 dari 4 halaman

Masa Keemasan Anzhi Makhachkala

Masa Keemasan Anzhi Makhachkala

Mantan striker Timnas Kamerun Samuel Etoo. (c) AP Photo

Anzhi mulai menarik perhatian di awal 2010-an. Miliarder Rusia, Suleyman Kerimov, mengambil alih klub. Ia menginvestasikan dana besar untuk membangun tim kuat.

Roberto Carlos menjadi rekrutan besar pertama. Ia dikontrak dengan gaji €10 juta (sekitar Rp170 miliar) selama dua tahun. Kerimov bahkan menghadiahinya Bugatti Veyron seharga £1,2 juta (sekitar Rp24 miliar).

Tak lama, Samuel Eto'o bergabung dari Inter Milan. Ia menerima gaji €20,5 juta (sekitar Rp350 miliar) per tahun. Rekor ini menjadikannya pemain dengan bayaran tertinggi saat itu.

2 dari 4 halaman

Masalah Keamanan dan Dampaknya

Masalah Keamanan dan Dampaknya

Roberto Carlos (c) Real Madrid

Anzhi berbasis di Dagestan, wilayah yang tidak stabil. Konflik antara militer dan kelompok bersenjata sering terjadi. Hal ini menimbulkan risiko keamanan bagi para pemain.

Samuel Eto'o menyadari ancaman tersebut. Ia memilih tinggal dan berlatih di Moskow. Pemain Anzhi lainnya juga mengikuti langkah serupa.

Mereka hanya terbang ke Makhachkala saat pertandingan. Kondisi ini menciptakan tantangan tersendiri bagi klub.

3 dari 4 halaman

Puncak dan Awal Kehancuran

Puncak dan Awal Kehancuran

Guus Hiddink (c) CFC

Guus Hiddink ditunjuk sebagai pelatih pada 2012. Anzhi finis ketiga di Liga Rusia dan melaju ke 16 besar Liga Europa. Itu adalah pencapaian terbaik klub sepanjang sejarah.

Namun, tahun 2013 menjadi awal kehancuran Anzhi. Kerimov kehilangan £5,5 miliar (sekitar Rp110 triliun) akibat investasi yang merugi. Keuangan klub pun mulai bermasalah.

Penjualan besar-besaran pemain pun dilakukan. Pemilik klub kehilangan minat, dan tim mulai merosot.

4 dari 4 halaman

Dari Degradasi hingga Kehilangan Lisensi

Dari Degradasi hingga Kehilangan Lisensi

Willian (c) AP

Pada musim 2013/2014, Anzhi terdegradasi dari Liga Rusia. Meski sempat kembali, mereka tak pernah lagi bersaing di papan atas. Posisi tertinggi mereka hanya peringkat ke-12.

Tahun 2019, Anzhi gagal mendapatkan lisensi liga. Mereka terdegradasi ke divisi tiga, level terendah sejak 1996.

Akhirnya, pada Juni 2022, Federasi Sepak Bola Rusia mencabut lisensi klub. Anzhi resmi dibubarkan dan menghilang dari dunia sepak bola.

Sumber: Daily Star