5 Rekrutan Mubazir Carlo Ancelotti di Sepanjang Karir Kepelatihannya

5 Rekrutan Mubazir Carlo Ancelotti di Sepanjang Karir Kepelatihannya
Carlo Ancelotti (c) AP Photo

Bola.net - Selama lebih dari 20 tahun karir kepelatihannya, Carlo Ancelotti merupakan manajer kelas atas yang sudah kenyang akan prestasi. Rentetan trofi pun sukses dipersembahkan kepada klub yang dilatihnya mulai dari Bundesliga, pemuncak EPL, hingga tiga kali merajai Liga Champions.

Image sebagai salah satu manajer tersukses pun didapakan oleh Ancelotti dengan banyaknya tawaran dari klub-klub papan atas Eropa. Meski begitu, Ancelotti pun tak bisa lepas dari kesalahan terutama dalam transfer pemain. Dari rentetan pembelian jenius seperti Kaka, Alexandre Pato, hingga Zlatan Ibrahimovic, Ancelotti juga memiliki rekrutan yang cukup mubazir. Siapa saja?

1 dari 5 halaman

James Rodriguez

James Rodriguez

Pemain Everton James Rodriguez. (c) AP Photo

Sejak penampilan impresifnya bersama Kolombia di Piala Dunia 2014, James Rodriguez pun diangkut ke Real Madrid oleh Carlo Ancelotti. Pada momen inilah dirinya menjadi anak emas pelatih berpaspor Italia tersebut. Bahkan ketika Ancelotti hijrah ke Bayern Munich, dirinya sampai meminjam servis dari James Rodriguez selama dua musim.

Kemudian di awal musim 2020 lalu, Ancelotti yang menahkodai Everton kembali memboyong James Rodriguez ke Goodison Park. Hal ini menjadi titik balik yang membuat kedatangan James Rodriguez menjadi mubazir. James yang belum sepenuhnya beradaptasi dengan sepak bola Inggris sudah ditinggal Ancelotti yang kembali melatih Real Madrid. Hal ini berimbas pada hijrahnya sang playmaker ke Qatar untuk bermain di Al-Rayyan.

2 dari 5 halaman

Asier Illarramendi

Asier Illarramendi

Asier Illarramendi (c) AFP

Kejutan dihadirkan Ancelotti kala dirinya menjadi pelatih Real Madrid. Gemuknya lini tengah Real Madrid tak menghalangi Ancelotti untuk memberikan suntikan energi tambahan lewat pembelian gelandang muda bernama Asier Illarramendi.

Illarramendi yang kala itu tampil impresif sebagai gelandang jangkar untuk Real Sociedad pun nyatanya tak bisa berkembang di Santiago Bernabeu. Dirinya kalah bersaing dengan nama besar seperti Sami Khedira, Luca Modric, hingga Xabi Alonso. Mahar 32 juta Euro yang digelontorkan pun menjadi mubazir karena Illaramendi hanya bertahan 2 musim sebelum akhirnya ditebus kembali oleh Real Sociedad.

3 dari 5 halaman

Mats Hummels

Mats Hummels

Mats Hummels (c) AFP

Sebenarnya kepindahan Mats Hummels dari Dortmund ke Bayern Munich tak bisa disebut sebagai pembelian yang mubazir oleh Ancelotti. Hal ini karena Hummels sukses memainkan 118 pertandingan dengan lebih dari 9000 menit bermain untuk The Bavaria.

Namun perekrutan Hummels menjadi mubazir karena pemain hebat sekaliber dirinya tak bisa masuk ke jajaran jangka panjang dari tim. Hummels hanya bertahan 3 musim sebelum akhirnya kembali ke Dortmund.

4 dari 5 halaman

Fernando Torres

Fernando Torres

Fernando Torres dan Branislav Ivanovic mengangkat trofi juara Liga Europa pada tahun 2013 (c) Chelsea FC Official

Dibeli pada winter transfer 2011, Ancelotti yang kala itu melatih Chelsea berharap banyak pada Fernando Torres untuk menjadi juru gedor The Blues bersama Didier Drogba dan Nicolas Anelka. Ambisi ini diperkuat dengan bantuan Roman Abramovic yang rela menggelontorkan dana hingga hampir 60 juta Euro untuk mendaratkan pahlawan Timnas Spanyol di Euro 2008 ini.

Namun sayangnya, Torres menjalani start yang lambat bersama Chelsea di bawah asuhan Carlo Ancelotti. Dirinya hanya mencatatkan 1 gol di musim pertamanya. Bahkan, Torres memerlukan 11 pertandingan di Premier League untuk bisa mencetak satu-satunya gol di musim tersebut.

5 dari 5 halaman

Renato Sanches

Renato Sanches

Renato Sanches (c) AFP

Di balik suksesnya Portugal merengkuh trofi Euro 2016, terdengar kabar wonderkid bernama Renato Sanches yang mampu tampil impresif. Gelandang muda tersebut memainkan 6 pertandingan dengan catatan 11 take-ons, 85% umpan akurat, serta mencetak sebuah gol.

Bayern Munich yang kala itu mencari suntikan gelandang muda pun terpincut untuk meminang Sanches dari Benfica. Namun sayangnya, Renato Sanches bergabung dengan skuat bertabur bintang di usia yang sangat belia yaitu 19 tahun. Hal ini ditambah tekanan publik akan label wonderkid yang melekat padanya. Situasi tersebut membuatnya gagal berkembang dan sulit bersaing dengan nama besar di lini tengah Bayern seperti Thiago Alcantara, Arturo Vidal, hingga Xabi Alonso.