Deretan Dampak Negatif Kacang-kacangan Jika Terlalu Banyak Dikonsumsi

Deretan Dampak Negatif Kacang-kacangan Jika Terlalu Banyak Dikonsumsi
Kacang-kacangan (c) Freepik

Bola.net - Kacang-kacangan dikenal oleh masyarakat luas sebagai salah satu jenis makanan yang memiliki manfaat bagi kesehatan. Namun, jika dikonsumsi berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Kacang-kacangan dipercaya dapat menyembuhkan atau meredakan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, dan juga Alzheimer. Selain itu serat yang terkandung ampuh untuk menurunkan berat badan. Itulah mengapa ada yang memasukkan kacang ke menu diet.

Namun, bila konsumsi kacang terlalu berlebihan dan melebihi batas wajar yang direkomendasikan, akan berdampak buruk kepada kesehatan tubuh.

Untuk mendapatkan manfaat dari kacang-kacangan, kita tidak perlu mengonsumsinya terlalu banyak. Anda hanya butuh setidaknya segenggam almond. Ada beberapa dampak buruk bagi kesehatan jika terlalu banyak mengonsumsi kacang-kacangan.

Berikut rangkuman dari beberapa sumber, enam dampak buruk akibat terlalu banyak mengonsumsi kacang-kacangan.

1 dari 7 halaman

Memicu Kenaikan Berat Badan

Sebenarnya kacang-kacangan merupakan makanan yang dapat membantu menurunkan berat badan berkat kandungan serat dan protein di dalamnya.

Namun, hal tersebut jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat. Apabila terlalu berlebihan mengonsumsinya, dampaknya akan membuat berat badan kita justru makin bertambah.

Hal itu karena kacang memiliki kandungan kalori yang cukup banyak. Misalnya saja pada 100 gram kacang almond mengandung paling tidak 163 kalori.

2 dari 7 halaman

Menyebabkan Asam Urat

Asam urat merupakan satu di antara jenis penyakit yang sering menyerang orang pada usia lanjut. Namun, penyakit ini juga bisa menyerang kalangan usia muda.

Satu di antara penyebab asam urat adalah terlalu banyak mengonsumsi kacang-kacangan dalam sekali waktu.

Hal itu terjadi karena kacang-kacangan mengandung senyawa purin, terutama pada kacang hijau dan kacang kedelai, yang dapat memicu munculnya asam urat.

3 dari 7 halaman

Memicu Kenaikan Tekanan Darah

Terlalu banyak mengonsumsi kacang-kacangan dapat memicu kenaikan tekanan darah, namun hal ini tergantung pada cara Anda mengonsumsinya.

Mengonsumsi kacang yang tidak dicampurkan bahan tambahan akan memberikan manfaat baik pada tubuh, namun sebaliknya, jika terlalu banyak mengonsumsi kacang dengan tambahan banyak garam, akan menyebabkan masalah pada tubuh.

Hal tersebut terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi garam yang dicampurkan pada kacang dapat memicu kenaikan tekanan darah, yang bila dibiarkan akan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

4 dari 7 halaman

Gangguan Pencernaan

Kacang mengandung banyak serat yang dapat membantu melancarkan pencernaan, namun sekali lagi, harus dengan porsi yang tepat. Jika sebaliknya, akan berdampak buruh pada pencernaan.

Hal ini karena sebagian besar kacang-kacangan mengandung senyawa phytates dan tanin, yang cenderung sulit untuk dicerna oleh sistem pencernaan kita.

Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi kacang yang digoreng juga merupakan hal yang tidak baik, karena dapat menimbun lemak di dalam usus yang dapat menghambat sistem pencernaan berjalan dengan lancar.

5 dari 7 halaman

Menyebabkan Rambut Rontok

Berbagai penelitian banyak yang menyebutkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak kacang-kacangan dapat memicu kerontokan pada rambut, bahkan juga dapat membuat nyeri pada otot.

Hal tersebut karena pada jenis kacang tertentu, mengandung selenium, dan jika tidak dijaga asupannya, selenium dapat menyebabkan kerontokan pada rambut menjadi tambah parah.

6 dari 7 halaman

Keracunan

Terlalu banyak mengonsumsi kacang, seperti kacang almond, dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Hal ini jarang terjadi, namun kita tetap harus selalu mewaspadainya.

Hal itu karena kacang almond mengandung asam hidrosianat, yang dapat memicu gangguan sistem saraf dan gangguan sistem pernapasan.

Jadi, meski memang lezat, sebaiknya Anda tidak terlalu banyak mengonsumsi almond.

Disadur dari: Bolacom (Rheza Aditya Gradianto, Aning Jati) | Dipublikasi: 14 Mei 2020