Terlalu Cinta, Marchisio Pun tak Bisa Khianati Juventus

Terlalu Cinta, Marchisio Pun tak Bisa Khianati Juventus
Claudio Marchisio saat masih memperkuat Juventus. (c) AFP

Bola.net - Claudio Marchisio mengaku ia memilih gabung Zenit St Petersburg lantaran ia tak bisa mengkhianati Juventus.

Marchisio adalah pemain didikan akademi Juventus. Ia masuk tim akademi sejak tahun 1993.

Marchisio baru mentas ke tim senior pada tahun 2005. Ia sempat dipinjamkan ke Empoli pada musim 2007-08.

Setelah itu, Marchisio menjadi salah satu pilar penting di lini tengah Bianconeri. Pemain kelahiran 19 Januari itu akhirnya baru meninggakan Juve pada musim panas 2018.

Saat itu ia memilih pindah ke klub Rusia, Zenit. Namun ia cuma bermain sebanyak 15 kali saja bagi klub tersebut sebelum kemudian memutuskan gantung sepatu.

1 dari 2 halaman

Tak Bisa Khianati Juventus

Claudio Marchisio sempat dikabarkan diminati oleh AC Milan. Ia kemudian ditanya mengapa ia memilih pindah ke luar Italia.

Marchisio mengatakan bahwa ia tak mau mengkhianati Juventus dengan gabung klub lain di Italia. Ia juga tak sampai hati membuat para fans Juventus sakit hati melihatnya memakai seragam tim lain.

“Saya tidak bisa bertahan di Serie A, saya tidak bisa mengkhianati Juventus. Itulah alasan utama,” jelasnya pada sesi Live Instagram, via Football Italia.

“Bukan hanya untuk apa yang Juve dan penggemar mereka berikan kepada saya, tetapi juga untuk apa yang saya alami dengan mereka," seru Marchisio.

2 dari 2 halaman

Mimpi Main di Luar Negeri

Namun selain itu karena ia juga ingin merealisasikan mimpinya. Ia mengaku ingin bermain di luar negeri.

“Harus juga dikatakan bahwa di dalam diri saya selalu ada keinginan untuk mencoba keberuntungan saya di luar negeri," seru Marchisio.

“Itu adalah pengalaman bagi seluruh keluarga saya, anak-anak saya yang pergi ke sekolah, istri saya. Istri saya tidak punya teman yang bisa mengunjunginya di rumah. Ia tidak berbicara bahasa Rusia," ujarnya.

"Di tim saya berbicara bahasa Inggris dan sedikit bahasa Spanyol karena ada begitu banyak pemain Argentina, tetapi lebih mudah di lapangan: kami berbicara dengan kaki dan kepala kami," tandas Marchisio.

(football italia)