Sejak Awal Sarri Memang Tidak Cocok dengan Proyek Cristiano Ronaldo, Salah Juventus?

Sejak Awal Sarri Memang Tidak Cocok dengan Proyek Cristiano Ronaldo, Salah Juventus?
Bintang Juventus, Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Scudetto Serie A (c) AP Photo

Bola.net - Maurizio Sarri hanya bertahan semusim di kursi panas pelatih Juventus. Sabtu (8/8/2020) malam WIB, Si Nyonya Tua resmi mengumumkan pemecatan Sarri, keputusan yang sudah diduga tapi tetap mengejutkan.

Isu pemecatan Sarri sebenarnya sudah muncul ke permukaan sejak beberapa bulan lalu, sebagian fans Juve tidak suka gaya bermain Sarri yang cenderung memaksa para pemain menyesuaikan diri, yang berakibat pada dicadangkannya sejumlah pemain top.

Untungnya, isu ini sempat mereda ketika Juve berhasil menjuarai Serie A beberapa pekan lalu. Memang berita "Juve menjuarai Serie A" sudah sangat biasa dalam sembilan tahun terakhir, gonta-ganti pelatih pun tak masalah. Namun, tetap saja prestasi ini hampir menyelamatkan Sarri.

Nahas bagi Sarri, Sabtu (8/8/2020) dini hari WIB, Juve tersingkir secara mengenaskan dari Liga Champions. Mereka menang 2-1 atas Lyon di Turin, tapi kalah agresivitas gol tandang karena takluk 0-1 pada lawatan ke kandang Lyon sebelumnya

Sebenarnya apa yang salah dengan Sarri? Atau Justru pihak klub yang keliru? Selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!

1 dari 3 halaman

Bahkan ragukan diri sendiri

"Jika Juve berhasil jadi juara [Serie A] bersama saya, berarti kami memang bagus!"

Itulah salah satu penggalan kalimat Sarri di sela-sela perayaan trofi Serie A musim ini. Komentar itu bernada negatif, yang seharusnya tak dikeluarkan seorang pelatih.

Sarri seolah-olah tidak yakin dengan kemampuannya sendiri, dan dia punya alasan yang kuat untuk itu. Sepanjang kariernya, koleksi trofi Sarri sangat minim. Trofi Serie A musim ini hanyalah koleksi keduanya usai membantu Chelsea menjuarai Liga Europa musim lalu.

Singkatnya, jauh di dalam lubuk hatinya, Sarri tahu bahwa dia sangat beruntung bahwa Juve tetap bisa jadi juara Serie A musim ini.

2 dari 3 halaman

Proyek besar Juventus: Cristiano Ronaldo

Bintang Juventus, Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Scudetto Serie A (c) AP PhotoBintang Juventus, Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Scudetto Serie A (c) AP Photo

Dua musim lalu, Juve menuntaskan transfer paling ambisius di era modern, mereka mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid, yang saat itu tiba di usia 33 tahun.

Alasan Juve mendatangkan Ronaldo hanya satu, dan tidak sulit ditebak: Menjuarai Liga Champions. Ya, mereka sudah terlalu tangguh di Serie A, Ronaldo tidak dibutuhkan untuk kompetisi domestik.

Masalahnya, ketika pihak klub sudah mengandalkan satu pemain spesifik, mereka harus mencari pelatih yang tepat. Massimiliano Allegri dianggap gagal memaksimalkan potensi Ronaldo, dipecat. Kini Sarri pun demikian, juga dipecat.

Juve sudah tahu risiko dengan mendatangkan Ronaldo, yakni bahwa tim harus dibentuk khusus untuk memanjakan dan memaksimalkan potensi sang pemain. Masalahnya, Sarri tidak tepat untuk itu.

3 dari 3 halaman

Taktik Sarri tidak cocok

Untuk memaksimalkan potensi Ronaldo, yang kini sudah 35 tahun, tim Juve harus menerapkan gaya bermain khusus. Ronaldo harus jadi titik pusat serangan dan dia tidak boleh kelelahan dalam pergerakan tanpa bola.

Zinedine Zidane berhasil mengatasi ini di Real Madrid beberapa tahun lalu, Ronaldo benar-benar moncer meski tidak banyak bergerak. Sarri, terbukti, gagal melakukannya.

Masalahnya selalu sama. Sarri terlalu kaku memegang teguh prinsip sepak bolanya dan tidak mau mengutak-atiknya sedikit untuk menyesuaikan dengan superstar dalam tim.

Di sisi lain, Ronaldo telah meraih begitu banyak trofi, dan jelas tidak akan mengubah gaya bermainnya untuk pelatih yang sebelumnya hanya pernah meraih trofi Liga Europa.

Inilah alasan utama di balik permainan membosankan Juve musim ini. Ada dua kepala besar dengan dua keinginan khusus, tapi tidak bisa disatukan.

Sumber: Berbagai sumber