Sayang Sekali! Harusnya Juventus Sudah Rekrut Gianluigi Donnarumma Sejak 10 Tahun Lalu

Sayang Sekali! Harusnya Juventus Sudah Rekrut Gianluigi Donnarumma Sejak 10 Tahun Lalu
Ekspresi kiper Timnas Italia Gianluigi Donnarumma usai melihat eksekusi penalti striker Timnas Inggris Marcus Rashford gagal di final Euro 2020 di Stadion Wembley, Senin (12/07/2021) dini hari WIB. (c) Pool EPA via AP Photo

Bola.net - Mantan penyerang Juventus, Fabrizio Ravanelli mengakui bahwa Bianconeri akan menyesali kegagalan merekrut Gianluigi Donnarumma dalam dua kesempatan berbeda.

Sejak akhir musim lalu Donnarumma sudah memutuskan untuk tak memperpanjang kontraknya di AC Milan. Ia pun berstatus bebas agen per 1 Juli lalu.

Kamis (15/7/2021) dini hari WIB kemarin, Donnarumma akhirnya resmi diperkenalkan sebagai pemain baru dari klub kaya raya Prancis, PSG.

Sebelum merapat ke PSG, Donnarumma sukses membawa Italia menjuarai Euro 2020. Tak hanya itu, kiper 22 tahun tersebut juga dianugerahi penghargaan pemain terbaik turnamen.

1 dari 2 halaman

Pengakuan Ravanelli

Ravanelli mengungkapkan bahwa ia pernah mendesak Juventus untuk merekrutnya pada 10 tahun lalu, ketika ia masih menjadi pelatih tim akademi La Vecchia Signora.

"Penyesalan terbesar adalah 10 tahun lalu, dengan investasi kecil kami bisa mengalahkan Milan untuk merekrutnya," ujar Ravanelli kepada Tuttosport.

"Sayang sekali, Donnarumma akan menjadi pewaris sempurna [Gianluigi] Buffon. Sekarang ada [Wojciech] Szczesny, yang merupakan kiper hebat lainnya dan oleh karena itu saya memahami pilihan klub dan [Massimiliano] Allegri." tambahnya.

2 dari 2 halaman

Cerita Ravanelli

Lebih lanjut, Ravanelli pun bercerita mengenai kehebatan Donnarumma yang kala itu masih memperkuat Club Napoli sebelum kemudian akhirnya direkrut Milan.

"Saya memiliki ingatan akan seorang bocah lelaki yang kuat, eksplosif, dan mengesankan. Dia memblokir segalanya. Begitu banyak sehingga tidak ada pemain kami yang berhasil mencetak gol melewati Donnarumma dari tepi kotak penalti," kenang Ravanelli.

“Kami membuatnya menjadi sasaran tembakan voli di sekitar titik penalti. Tapi masih hampir mustahil untuk mencetak gol melawannya. Itu membuat semua orang terdiam. Dia anak yang berbeda dari yang lain," ungkapnya.

“Sekarang mudah untuk mengatakannya, tetapi pada saat itu saya berkomunikasi dengan pelatih kiper bahwa orang ini harus segera diambil karena dia pasti akan menjadi pemain top.” tukasnya.

Sumber: Tuttosport