
Bola.net - Keputusan Juventus memecat Maurizio Sarri membuat sejumlah pihak terkejut bukan main. Sebab beberapa waktu sebelumnya, manajemen klub berulang kali menegaskan bahwa masa depan pria berumur 61 tahun itu aman.
Direktur Juventus, Fabio Paratici, mengatakan bahwa tim tidak membuat keputusan karena satu pertandingan saja. Ungkapa tersebut dilontarkan sebelum Juventus bertemu Lyon dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions.
Juventus bermain dan membawa hasil yang mengecewakan. Cristiano Ronaldo dkk berhasil mendapatkan kemenangan dengan skor 2-1, namun tidak bisa lolos ke perempat final lantaran kalah agresivitas gol tandang.
Advertisement
Kekecewaan jelas terlihat pada sisi Juventus, terutama para fans yang sangat mengidamkan trofi Liga Champions. Tidak ada 24 jam setelahnya, pengumuman bahwa Maurizio Sarri dipecat oleh manajemen klub.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Beda Pandangan Soal Sepakbola
Pemecatan ini mengundang perhatian dari sejumlah pihak, termasuk Arrigo Sacchi yang diketahui sebaga eks nahkoda Timnas Italia dan AC Milan. Ia melihat bahwa keputusan ini muncul atas perbedaan pandangan terhadap sepakbola.
Sacchi mengatakan bahwa Sarri membutuhkan waktu agar bisa membentuk skuat yang kolaboratif. Di sisi lain, Juventus hanya memandang kemenangan sebagai hal mutlak.
"Sarri mendapatkan misi yang mustahil. Dia membutuhkan kesabaran dan kolaborasi dari klub, tapi direktur Juventus selalu mempercayai nilai yang berbeda. Mottonya adalah: Hanya kemenangan yang penting," ujarnya ke La Gazzetta dello Sport.
"Cara itu membuat anda mengabaikan beberapa faktor seperti prestasi, keindahan, emosi, hiburan, harmoni, budaya dan evolusi," lanjutnya.
Tidak Cocok dengan Tim
Kemudian, Sarri juga mengalami ketidakcocokan dengan visi para pemain. Gaya bermain mantan pelatih Chelsea tersebut yang menutut pergerakan bola dan pemain yang intensif tak sanggup diikuti oleh mereka.
"Sarri diwarisi tim yang puas dan lelah usai meraih delapan gelar Serie A berturut-turut, dengan rata-rata umur yang terus bertambah. Sebuah kelompok terdiri atas solois yang enggan berlari dan bertarung untuk rekannya," tambahnya.
"Sangat khayal bila berpikir Sarri bisa membawa harmonisasi dan persatuan dalam skuat yang sudah berumur, tak terbiasa menjadi kolektif yang bekerja baik bertahan dan menyerang, serba bisa, bersatu dengan keyakinan yang transparan dalam permainannya."
Sacchi mengatakan bahwa diangkatnya Sarri sebagai sosok pengganti Massimiliano Allegri memiliki tujuan. Yakni agar tim bisa bermain secara kolektif seperti tim lainnya yang mendominasi kompetisi bergengsi Eropa.
"Dia [presiden Juventus, Andrea Agnelli], bergerak menuju masa depan, namun sayangnya tidak memiliki kesabaran untuk mendapatkannya," pungkasnya.
(Football Italia)
Baca Juga:
- 5 Pemain yang Bisa Direkrut Andrea Pirlo untuk Juventus, Siapa Saja?
- Tersingkir dari Liga Champions, Kakak Cristiano Ronaldo Sentil Skuad Juventus
- Andrea Pirlo Gantikan Sarri, Target Transfer Juventus Beralih dari Jorginho ke Sandro Tonali
- Latih Juventus, Del Piero Yakin Andrea Pirlo Bisa Lebih Hebat dari Zinedine Zidane
- Diusung Netizen Indonesia Jadi Pelatih Juventus, Ini Kata Indra Sjafri
Advertisement
Berita Terkait
-
Galeri 8 Agustus 2020 22:19
-
Liga Italia 8 Agustus 2020 21:52
3 Pesakitan Juventus Beri 'Like' untuk Pengumuman Pemecatan Maurizio Sarri
-
Liga Italia 8 Agustus 2020 21:20
Juventus Harus Bayar Rp345 Miliar untuk Pecat Maurizio Sarri
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- 5 Pemain Gratisan yang Bisa Direkrut Manchester Un...
- Di Mana Mereka Sekarang? 4 Pemain 17 Tahun yang Pe...
- 7 Eks Pemain Real Madrid yang Bersinar di Tempat L...
- 10 Opsi Striker untuk Man United: Solusi Ruben Amo...
- 5 Pemain yang Pernah Membela PSG dan Liverpool
- 7 Mantan Rekan Setim Cristiano Ronaldo yang Pernah...
- Di Mana Mereka Sekarang? 5 Pemain yang Diminta Pau...