Perjalanan Kehidupan Ismain Bin Nasir

Perjalanan Kehidupan Ismain Bin Nasir
Ulasan Spesial Ismael Bennacer (c) Magico Milan

Bola.net - Kali ini saya akan membahas tentang regista baru AC Milan, Ismail Bin Nasir. Dia menjadi buah bibir usai membawa Aljazair juara Piala Afrika Antar Bangsa baru lalu. Bahkan Ismail Bin Nasir terpilih sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen.

Bin Nasir dibeli AC Milan dari Empoli seharga 16 juta euro. Sesungguhnya Bin Nasir sudah digadang-gadang Arsenal menjadi bintang masa depan. Saat dijual Arsenal ke Empoli pada 2017, Bin Nasir memang dibanderol murah oleh The Gunners hanya sekitar 900 ribu poundsterling. Tetapi, Arsenal menyusupkan dua klausul penting karena menyadari sesungguhnya Bin Nasir bukan pemain abal-abal. Klausul pertama adalah opsi buyback, atau membeli ulang. Klausul kedua berupa pembagian 30% nilai keuntungan penjualan jika terjadi transfer dari Empoli ke klub lain pada masa akan datang.

Sekarang kita tengok kondisi Arsenal. Mereka sudah memiliki dua DMC yaitu Torreira yang juga sempat diminati Marco Giampaolo dan satu lagi pinjaman dari Real Madrid yaitu Dani Ceballos. Kalau misalnya dibeli ulang, Bin Nasir akan sulit mendapatkan posisi main. Oleh karena itu, Arsenal melepas opsi buyback. Tetapi, klausul kedua membuat Arsenal mendapatkan jambu runtuh. Ya karena tidak terlalu besar kalau kita mau pakai adagium durian runtuh.

Arsenal menerima sejumlah uang dari Empoli sebesar 30% dari hasil penjualan Bin Nasir yaitu sebanyak 4,6 juta euro atau sekitar Rp 5 miliar.

Bagaimana Milan bisa menggaet Bin Nasir sebenarnya juga bukan berarti tanpa pesaing. Bin Nasir sudah sejak lama menjadi target buruan klub Ligue 1 Olympique Lyonnais atau Lyon. Namun akhirnya Lyon kalah bersaing dan menjatuhkan pilihan ke pemain Lille asal Brasil Thiago Mendes.

Meskipun membela timnas Aljazair, Bin Nasir besar di Prancis bersama Arles Avignon. Setelah dibeli Arsenal dia dipinjamkan ke Tours, klub Ligue 2. Dari Tours, Bin Nasir dibeli Empoli dan tampil gemilang selama di Serie A.

Berikut ini perjalanan hidup Ismail Bin Nasir seperti dikisahkan oleh wartawan L’Equipe, Mehdi Arhab.

1 dari 2 halaman

Awal Karir Bennacer

Bin Nasir mengawali kariernya pada usia 17 tahun di klub anggota Ligue 2 Arles Avignon. Pelatihnya ketika itu Victor Zvunka menyadari bakat berlebih dari Bin Nasir. Meskipun usianya masih belia, dia sudah mendapat kesempatan main di tim senior pada musim 2014-2015. Anak muda itu berhasil memikat sang pelatih meski pada akhir musim timnya terdegradasi ke kasta ketiga Liga Prancis.

Namun, para pemandu bakat sudah menyadari kehebatan Bin Nasir. Dia sudah diincar tim besar untuk diijon antara lain Manchester City, Lyon bahkan Marseille.

Pada usia sweet seventeen itu pulalah dia sudah harus meninggalkan kampung, mengepak koper untuk tujuan karier berikutnya. Tidak tanggung-tanggung, Bin Nasir hengkang ke Arsenal, klub besar di Inggris. Pada saat itu tahun 2015 dan berkat mantan pemain Arsenal asal Prancis Gilles Grimandi, Bin Nasir diyakinkan bahwa Arsenal adalah pelabuhan karier terbaiknya. Apalagi aroma Prancis sangat kental dengan keberadaan pelatih Arsene Wenger. “Sejatinya saya ingin bertahan di Prancis,” kata Bin Nasir. Tetapi dengan godaan aroma Prancis itu tadi, Bin Nasir meninggalkan kampung halaman.

Sayang sekali, pada usia yang begitu belia Bin Nasir belum bisa meyakinkan Wenger untuk masuk tim utama. Dia hanya sekali main saat melawan Sheffield Wednesday di ajang Piala Liga. Timnya kalah 0-3.

Ingin lebih banyak jam terbang, Bin Nasir memohon agar dia dipinjamkan. Maka, kembalilah dia ke Prancis kali ini berpetualang bersama Tours sejak Januari 2017 di Ligue 2.

Selama bermain di Prancis, Bin Nasir memikat Ludovic Batelli, pelatih timnas Prancis U-18 dan U-19. Bin Nasir kemudian membela timnas Prancis U-19 pada dua ujicoba melawan Belgia (3-3) dan Jerman (2-3). Pada waktu itu April dan November 2015. Bennacer yang lahir di Arles dari ibu orang Aljazair dan ayah Maroko juga dibujuk oleh dua negara leluhurnya untuk membela timnas masing-masing.

Bin Nasir gundah gulana. Maka dia pun melewatkan kesempatan tampil bersama Prancis di Euro U-19 pada 2019. Saat itu Prancis yang diperkuat Kylian Mbappe meraih gelar juara.

Bujukan dua negeri Magribi menjadi dilema tersendiri bagi Bin Nasir. Maroko atau Aljazair. Tanah air ibu atau tanah air bapak? Usianya belumlah 18 tahun. Sulit menentukan dua pilihan itu. Ayah Bin Nasir memintanya mengikuti jejak Mehdi Benatia (dulu Juventus sekarang di Qatar) yang juga berayah Maroko dan beribu Aljazair. Mehdi Benatia memilih membela Maroko.

Pendekatan dua federasi negeri Magribi makin intensif dan pilihan harus diambil. Bin Nasir pun menjatuhkan pilihan pada Aljazair.

2 dari 2 halaman

Andalan Aljazair

Dia sudah membela timnas Aljazair pada usia sangat muda, 18 tahun tepatnya 2016. Dia dipilih pelatih Milovan Rajevac pada laga yang sudah tidak penting lagi melawan Lesotho pada kualifikasi Piala Afrika Antar Bangsa. Bin Nasir masuk lapangan menggantikan Hilal Soudani. Aljazair menang 6-0.

Pada putaran final Piala Afrika Antar Bangsa 2017 di Guinea Khatulistiwa, Bin Nasir sudah ikut dibawa pelatih George Leekens. Sayang, pelatih asal Belgia itu lebih memilih dua pivot di posisi gelandang bertahan pada diri Guedioura dan Bentaleb. Aljazair hanya mendapat dua poin dan gagal ke perempat final. Kekecewaan mendalam bagi Bin Nasir yang tidak semenitpun tampil di Guinea Khatulistiwa.

Dia menggapai kebintangan pada Piala Afrika Antar Bangsa baru lalu. Membawa Aljazair sebagai juara, Bin Nasir terpilih sebagai pemain terbaik sepanjang turnamen menyisihkan nama nama besar seperti Sadio Mane, Mohammed Salah atau Hakim Ziyech.

Selama bermain di Empoli sejak 2017, Bennacer dikritik karena performa buruknya di sepertiga terakhir lapangan. Statistiknya dalam hal membantu serangan memang tidak meyakinkan. Dia hanya membukukan tiga assist sepanjang musim. Tetapi, kemampuannya justru terlihat sangat menonjol dalam hal recovery ball. Di situlah dia mendapat pujian sebagai salah satu calon bintang Seri A.

Bersama Milan musim ini, Bennacer punya kesempatan bersinar sangat besar. Kepulangan Timoueu Bakayoko ke Chelsea serta dilepasnya Ricardo Montolivo dan Jose Mauri membuat posisi regista hanya dihuni dirinya dan Lucas Biglia. Besar kemungkinan dia akan menjadi pilihan utama dibanding Lucas Biglia yang sudah uzur. Namun tidak untuk laga pertama lawan Udinese.

Bennacer yang baru bergabung dalam latihan usai libur panjang dirasa belum nyetel dengan pemain lainnya. Opsi pertama pada laga lawan Udinese kemungkinan tetap Biglia. Selepas itu, karier benderang ada di depan mata Bin Nasir.

Artikel ini ditulis oleh Magico Milan. Jika ingin baca tulisan-tulisan lain tentang Rossoneri, follow fanpage Magico Milan.