Penilaian Moggi Atas Juventus: tak Sempurna dan tak Punya Identitas

Penilaian Moggi Atas Juventus: tak Sempurna dan tak Punya Identitas
Pemain Juventus merayakan gol Cristiano Ronaldo ke gawang AS Roma, Senin (28/9/2020) dini hari WIB. (c) AP Photo

Bola.net - Mantan manajer Juventus Luciano Moggi menilai skuat Bianconeri asuhan Andrea Pirlo saat ini tak sempurna dan tak memiliki identitas yang jelas dalam taktik permainannya.

Juventus berstatus sebagai penguasa Serie A dalam sembilan musim terakhir. Akan tetapi pada musim ini, mereka tak tampil seperti biasanya.

Sejauh ini mereka telah tampil sebanyak sembilan kali di Serie A. Namun mereka cuma bisa meraih empat kemenangan saja.

Sisanya berakhir dengan imbang. Mereka pun tertinggal dari dua rivalnya yakni AC Milan dan Inter Milan.

1 dari 2 halaman

Juventus tak Sempurna

Salah satu dari lima hasil imbang yang mereka dapatkan terjadi saat Juventus bermain melawan Benevento. Melawan tim semenjana itu, pasukan Andrea Pirlo cuma bisa meraih hasil 1-1.

Saat itu Juve tak diperkuat oleh Cristiano Ronaldo. Meski demikian, Luciano Moggi mengatakan Bianconeri harusnya bisa meraih hasil yang lebih baik.

“Untuk saat ini, ini adalah Juve yang tidak sempurna. Ronaldo akan menjadi pemain penting bagi tim mana pun, tetapi jika tanpa dirinya Anda tidak mengalahkan Crotone atau Benevento, itu berarti ada masalah," cetusnya pada Calciomercato.

2 dari 2 halaman

Juventus tak Punya Identitas yang Jelas

Namun Luciano Moggi kemudian enggan ikut terjun dalam perdebatan apakah Paulo Dybala atau Alvaro Morata yang layak jadi starter di lini serang. Ia justru sempat mengutarakan bahwa Juventus saat ini belum memiliki identitas permainan yang jelas saat berlaga.

"Mereka adalah dua penyerang yang berbeda, tetapi sama-sama berguna untuk tim dengan karakteristik yang mereka miliki. Tidak ada persaingan di antara mereka tetapi keduanya akan menjadi penting sepanjang musim, bahkan jika tim Pirlo belum menemukan identitas taktis. Masalah Juventus adalah untuk kembali ke jalurnya sebagai tim hebat yang menyerang lawan mereka dalam 16 meter terakhir," terangnya.

“Saat bermain dengan kualitas, dan saat mereka menyerang dan menegaskan superioritasnya, Dybala menjadi penting. Ini karena ia tahu bagaimana mengalahkan seseorang, melihat celah dan menciptakan ruang untuk rekan satu timnya," tuturnya.

“Jika tidak, Morata akan lebih baik karena pergerakannya dari jarak 40 meter dapat membuatnya berada tepat di depan kiper lawan, situasi di mana ia memiliki kepala yang dingin untuk mencetak gol," seru Moggi.

Andrea Pirlo dipilih untuk menggantikan Maurizio Sarri di Juventus musim panas lalu. Padahal pengalamannya sebagai pelatih hanyalah menangani skuat U-23 Bianconeri dan itu pun hanya dalam jangka waktu yang sangat singkat.

(Calciomercato)