Pengakuan Eks Pelatih PSG: Rabiot Pemain Temperamental

Pengakuan Eks Pelatih PSG: Rabiot Pemain Temperamental
Adrien Rabiot (c) JFC

Bola.net - Eks pelatih PSG Laurent Blanc menyebut gelandang anyar Juventus Adrien Rabiot adalah seorang pria yang temperamental, namun ia tetap pemain yang berkualitas.

Blanc sempat menangani PSG selama tiga tahun. Tepatnya dari tahun 2013 hingga 2016.

Saat itu ia juga sempat menangani Rabiot. Keduanya kemudian saling bekerja sama untuk memberikan tiga trofi Ligue 1 pada PSG.

Blanc tentu cukup mengenal karakter Rabiot. Ia kemudian mengungkapkan bahwa gelandang 24 tahun itu seorang pemarah. Bahkan hal itu pernah membuat sang gelandang bersitegang dengan Zlatan Ibrahimovic.

Akan tetapi ia menegaskan hal itu bukanlah hal yang negatif. Apalagi Rabiot disebutnya tetap seorang pemain yang hebat.

“Tentu saja, justru karena ia memiliki karakter. Memiliki karakter bukanlah cacat. Memang, ia memiliki kualitas pemain hebat," ucapnya pada Gazzetta dello Sport.

“Saya ingat pertengkarannya dengan Ibra, yang menghormatinya. Ia memanggilnya 'petit Rabiot' karena ia mengenali [Rabiot] memiliki sifat pemain hebat," terangnya.

“Adrien memiliki temperamen, tetapi itu perlu di klub-klub besar. Mungkin perkembangannya sedikit terlambat pada usia 24, tetapi situasinya di PSG harus dianalisis dengan benar,” serunya.

1 dari 1 halaman

Ikuti Jejak Zidane dan Platini


Di sepanjang sejarahnya, Juventus pernah diperkuat oleh pemain hebat dari Prancis. Contohnya saja Zinedine Zidane dan Michel Platini.

Keduanya bahkan menjadi legenda di Turin. Menurut Blanc, Rabiot memang beda tipe dengan kedua pemain itu tapi ia tetap berpotensi untuk bisa mengikuti jejak keduanya menjadi legenda di Juve.

“Adrien bukan pemain tipe No 10 seperti Platini atau gelandang kreatif seperti Zidane. Ia bermain lebih dalam, bahkan jika ia bisa mengekspresikan kualitas hebat dalam serangan dan pertahanan," tuturnya.

"Ia tetap pemain dengan potensi besar," sambung eks defender Inter Milan ini.

Adrien Rabiot sendiri sebelumnya sempat dibekukan dua kali oleh PSG. Yang pertama karena ia menolak untuk meneken kontrak baru yang disodorkan klub tersebut dan memilih pindah dan yang kedua karena ia kedapatan berpesta di klab malam usai Les Parisiens ditekuk oleh Manchester United di babak 16 besar Liga Champions.