Memahami Kemarahan Romanisti Yang Kembali Tanpa Trofi

Memahami Kemarahan Romanisti Yang Kembali Tanpa Trofi
Diego Perotti (c) Action Plus

Bola.net - - AS Roma bakal kembali finis tanpa trofi musim ini. Fakta tersebut memicu kemarahan para Romanisti. Pemain Roma Diego Perotti memahaminya, karena mereka mengharapkan lebih dari Giallorossi.

Trofi terakhir yang diraih Roma adalah Coppa Italia 2007/08. Sejak itu, Roma selalu puasa trofi. Di Serie A, sejak musim 2013/4, Roma dua kali finis peringkat dua dan sekali di posisi tiga.

Musim ini, puasa trofi Roma bakal berlanjut. Setelah disingkirkan Lyon di babak 16 besar Liga Europa, Roma dikandaskan sang rival sekota Lazio di semifinal Coppa Italia. Di Serie A, Roma sepertinya akan kembali finis peringkat dua di bawah . Itu pun jika mereka tak terkejar oleh Napoli di tiga giornata tersisa.

"Kekalahan di derby Coppa Italia membuat saya cukup terpukul, begitu pula Liga Europa. Kami sebenarnya punya peluang untuk menghadapi Juventus di Olimpico (final Coppa), dan itu masih membuat saya geram, sama seperti para tifosi," papar Perotti seperti dikutip Football Italia.

"Kami tampil hebat selama sembilan bulan, tapi jauh dari performa terbaik selama sepuluh hari."

Giornata berikutnya, Roma akan menjamu Juventus. Roma saat ini tertinggal tujuh poin dari Juventus dan hanya unggul satu poin atas Napoli. Juventus sulit dikejar, tapi Roma jelas tak mau Bianconeri mengunci Scudetto di kandang mereka.

"Saya rasa Roma-Juve nanti bisa memberi kami kepercayaan diri untuk musim depan. Itu akan krusial."

"Jika mampu mengalahkan tim terbaik Italia, bahkan mungkin juga Eropa, kami akan punya peluang besar untuk finis peringkat dua."

Akhir pekan kemarin, Roma menang meyakinkan 4-1 atas tuan rumah AC Milan. Sebelumnya, Napoli terlebih dahulu mengalahkan Cagliari 3-1. Menurut Perotti, tak mudah menghadapi Milan, apalagi setelah Roma mengetahui hasil pertandingan Napoli.

Meski begitu, Roma tetap mampu melumat Milan di San Siro dan membuat perburuan Scudetto tetap hidup untuk sementara.

"Musim yang hampir sempurna? Saya memahami kemarahan para tifosi, tapi finis peringkat dua bakal jadi sebuah kemajuan. Penyesalan kami adalah Coppa Italia. Waktu itu, kami lebih baik dari Lazio," imbuh Perotti.