Lima Pelajaran dari Duel Juventus vs Inter Milan

Lima Pelajaran dari Duel Juventus vs Inter Milan
Juventus vs Inter Milan (c) FCIM

Bola.net - Ada lima hal yang bisa dipetik dari pertandingan antara Juventus vs Inter Milan di ajang International Champions Cup 2019, Rabu (24/07).

Juventus dan Inter berduel di Nanjing Olympic Sports Center di China. Di waktu normal pertandingan berakhir dengan skor imbang 1-1.

Gol Inter diciptakan oleh bunuh diri Matthijs de Ligt pada babak pertama. Ia membelokkan arah bola dengan kaki kanannya saat akan berusaha menghalau si kulit bundar masuk ke tengah area kotak penalti.

Gol Juventus diciptakan oleh tak lain oleh sang superstar, Cristiano Ronaldo. Ia mencetak gol melalui tendangan bebas, meski sedikit dibantu oleh pagar betis lawan karena bola berbelok setelah mengenai kepala salah satu pemain Inter.

Pada akhirnya pemenang dicari melalui babak adu penalti. Di sini tiga eksekutor Inter Milan gagal melaksanakan tugasnya sementara di kubu Juventus hanya dua saja. Bianconeri akhirnya menang dengan skor 4-3.

Dilansir dari Squawka, pelajaran apa saja yang bisa dipetik dari laga Derby d’Italia di International Champions Cup 2019 ini? Simak di bawah ini Bolaneters.

1 dari 5 halaman

De Ligt Masih Adaptasi

Matthijs de Ligt dikejar banyak klub karena kemampuannya yang luar biasa untuk seorang pemain berusia 19 tahun. Juve pun harus harus menjadikannya bek termahal di dunia saat membelinya dari Ajax Amsterdam.

De Ligt saat ini juga berstatus sebagai salah satu bek tengah top di Eropa. Namun hal itu tak menjamin dirinya bisa beradaptasi dengan cepat di Juve. Gol bunuh dirinya menjadi bukti bahwa ia masih harus bekerja keras untuk menyesuaikan diri dengan rekan-rekannya. Ia juga sempat terlihat kurang sigap untuk segera menaikkan garis pertahanan dibanding rekan-rekannya.

De Ligt mungkin juga sedikit tertekan karena ini adalah pertama kalinya ia jadi starter. Namun Juventini tak perlu khawatir karena dengan bantuan bek senior seperti Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini, ia akan berkembang jadi bek yang makin top.

2 dari 5 halaman

Tetap Sengit

Laga ini sebenarnya bertitel laga uji coba, atau bisa juga disebut laga persahabatan. Akan tetapi kenyataannya duel keduanya tidak terlihat seperti namanya.

Duel itu memang berlangsung dengan tempo yang sedikit pelan. Hal ini wajar mengingat mereka ditempat kelelahan akibat latihan fisik pra musim. Namun kedua tim tampak bermain penuh semangat untuk bisa menang.

Hal tersebut terlihat dari ekspresi para pemain kala gagal mencetak gol. Para pemain kedua tim juga sama-sama tidak sungkan untuk melepas tekel yang bisa dibilang keras.

3 dari 5 halaman

Filosofi Belum Terserap Sempurna

Maurizio Sarri dan Antonio Conte sama-sama baru merapat ke Juventus dan Inter Milan pada musim panas ini. Mereka memiliki tugas besar yakni membuat para pemain memahami filosofi bermainnya, yang cukup berbeda dibanding pelatih sebelumnya.

Sarri ingin anak-anak asuhnya menguasai bola sesering mungkin. Namun hal itu tak terjadi. Sementara itu Conte ingin anak-anak asuhnya agresif saat bermain. Namun hal itu tak sepenuhnya terlihat.

Keduanya jelas masih butuh waktu untuk membuat anak-anak asuhnya bermain sesuai filosofinya. Selain itu keduanya juga belum selesai berbelanja pemain.

4 dari 5 halaman

Sinar Ronaldo

Ronaldo tak tampil maksimal di laga ini. Kadang ia sering kehilangan bola karena terlalu lama menguasai bola. Kadang ia juga sering membuat keputusan yang salah di sepertiga akhir lapangan.

Contohnya adalah saat ia mendapat kesempatan mencetak gol kedua. Ia sudah berhasil melewati Daniele Padelli, namun karena terlalu lama menggoreng bola, sang kiper dengan tekelnya mampu merebut bola dari penguasaan CR7.

Namun di sisi lain Ronaldo tampil cukup menghibur. Hal tersebut tak lepas dari gol yang ia ciptakan melalui tendangan bebasnya. Alhasil fans di China pun bisa menyaksikan selebrasi ikoniknya.

Selain itu Ronaldo juga sempat beberapa kali menunjukkan kemahirannya menggocek bola. Ia sempat menari-nari di atas si kulit bundar sebelum akhirnya memberikan no-look pass.

5 dari 5 halaman

Buffon Berkelas

Gigi Buffon baru tampil di babak kedua. Di babak pertama Sarri memilih memainkan Wojciech Szczesny.

Setelah gabung lagi ke Juve, Buffon didapuk sebagai pelapis Szczesny. Ada dugaan ini terjadi karena mungkin level kiper 41 tahun itu akhirnya benar-benar menurun.

Namun dugaan itu salah. Ia masih tetap tampil prima dengan insting penyelamatan yang tajam. Simak saja aksinya kala adu penalti. Buffon menepis tiga penalti lawan. Sebenarnya bisa saja ia menyelamatkan gawangnya empat kali namun bola kemudian terselip di bawah tangannya. Namun tiga aksi penyelamatan itu sudah cukup membuat Juventus menang atas Inter Milan.