Ketatnya Persaingan Capocannoniere Serie A 2001/02

Ketatnya Persaingan Capocannoniere Serie A 2001/02
David Trezeguet (c) AFP

Bola.net - Juventus meraih Scudetto Serie A 2001/02 setelah memenangi persaingan ketat dengan AS Roma dan Inter Milan. Juventus finis dengan keunggulan satu poin atas Roma, dan dua poin atas Inter Milan.

Namun, ketatnya persaingan bukan cuma tersaji dalam perburuan gelar juara. Perebutan gelar Capocannoniere untuk pemain tertajam juga sama.

Ada empat pemain yang di Serie A musim itu sama-sama mencetak minimal 20 gol. Pada akhirnya, dua pemain finis dengan torehan masing-masing 24 gol.

Salah satunya adalah David Trezeguet dari Juventus.

1 dari 3 halaman

Marco Di Vaio - Parma - 20 Gol

Kekuatan Parma di musim 2001/02 cukup tereduksi. Pasalnya, mereka baru saja melego Gianluigi Buffon dan Lilian Thuram ke Juventus.

Saat keduanya langsung meraih Scudetto bersama Bianconeri, Parma cuma finis peringkat 10.

Meski begitu, Parma masih bisa cukup bersaing. Salah satu sebabnya adalah keberadaan striker Marco Di Vaio.

Musim itu, Di Vaio mencetak 20 gol untuk Parma di Serie A. Dia juga pemain tertajam Parma di semua kompetisi dengan torehan 23 gol.

Musim 2001/02 adalah musim terakhir Di Vaio di Parma, yang diperkuatnya sejak 1999. Musim berikutnya, dia direkrut Juventus.

2 dari 3 halaman

Christian Vieri - Inter Milan - 22 Gol

Christian Vieri adalah pencetak gol terbanyak Inter Milan di Serie A musim itu. Dia mencetak 22 gol dalam 25 penampilan. Sementara itu, akibat cedera, sang partner Ronaldo cuma main 10 kali dan mencetak tujuh gol.

Vieri juga merupakan pencetak gol terbanyak Inter di semua kompetisi pada musim 2001/02, dengan 25 gol dalam 28 pertandingan.

Namun, dengan ketajaman Vieri, Inter besutan Hector Cuper tak meraih satu pun trofi juara. Mereka finis peringkat 3 di Serie A, dikandaskan Udinese di babak 16 besar Coppa Italia, dan disingkirkan Feyenoord di semifinal UEFA Cup.

3 dari 3 halaman

David Trezeguet dan Dario Hubner - 24 Gol

Gelar pemain tertajam musim itu diraih oleh David Trezeguet. Dia mencetak 24 gol untuk Juventus, yang musim itu juga keluar sebagai juara.

Namun, Trezeguet tidak sendirian. Dia finis bersama Dario Hubner dari Piacenzea.

Piacenza cuma finis peringkat 12, tapi striker veteran mereka waktu itu mampu bersaing dengan sederet striker top lainnya untuk gelar Capocannoniere ini. Dibandingkan Trezeguet, yang didukung tim berkualitas, Hubner jelas harus bekerja lebih keras untuk bisa berada di posisi ini.